Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Wednesday, August 17, 2011

Hard Work or Smart Work ?

Hanya satu kalimat “Hard Work or Smart Work?” yang ada di buku catatan kecil ku dikala kemarin kami mengikuti kegiatan KBIK (Kelompok Belajar Internal Komunitas) Fasilitator se Korkot 2 Prabumulih.

Gubrak!!! Betul-betul hal yang tidak patut untuk ditiru, masa kegiatan yang dimulai pukul 14.30 wib sampai dengan tiba waktu berbuka puasa yaitu kurang lebih pukul 18.15 wib catatannya hanya satu kalimat? Hahahaha, bisa-bisa Pak Rahmat Hidayat (Team Ahli Monitoring dan Evaluasi OC2 Sumatera Selatan) yang berlaku sebagai Pemandu kegiatan sewot se sewot sewotnya kalau tahu hal ini,, ssst.. ini rahasia kita ya?? ;)

Balik lagi ke kalimat tunggal “Hard Work or Smart Work?” yang menghiasi buku catatanku ini, betul-betul menyiratkan makna perenungan yang paling dalam untuk ku. Yup,, aku menjadikan kalimat tersebut sebagai acuan ku untuk introspeksi diri tentang bagaimana cara ku berkerja selama ini, apakah aku hanya bekerja keras (Hard Work) atau aku sudah bekerja secara pintar (smart work) ? Waduh,, garuk-garuk kelapa, eh kepala lagi ini,,, hehehe.


Wednesday, August 3, 2011

Secarik Kertas Koran

Randi terperanjat ketika secarik kertas koran terbang tertiup angin ke muka nya. “Ah,,, kertas koran sialan, kok bisa-bisanya mendarat sembarangan,, apa dikira nya muka ku ini sudah sama seperti bandara??”, sungut Randi sambil meremas si kertas koran yang memang sudah tidak utuh lagi. Mata Randi terkejap memandang sekitarnya, hembusan angin yang sepoi-sepoi sedikit memberikan kesejukkan dari bangun tidurnya  selepas ia berjibaku di kebunnya.

“Ternyata aku ketiduran di bangku kebun ini”, ujar Randi di dalam hati ketika kesadarannya sudah sedikit pulih. Randi menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sambil kembali melirik ke kertas koran yang nasibnya sudah remuk-redam di genggamannya.

Terbersit di hati Randi untuk membaca berita dikoran yang bentuknya sudah menggumpal itu. Maka dengan perlahan ia pun mencoba melebarkan kembali kertas koran yang  super kusut, dan dibaca nya tulisan yang dicetak dengan huruf besar dan Tebal “PEMBANGUNAN TAMAN DI SIMPANG EMPAT JALAN KABUPATEN, SUDAH MENGHABISKAN DANA DUA RATUS JUTA”.

Randi mendesah, ia sama sekali tak ada minat untuk membaca isi dari berita tersebut, entah kenapa ia sama sekali tidak suka atas keputusan pemerintah kabupaten nya untuk membangun Taman kota yang sangat megah diperempatan jalan yang konon bakal menjadi  Taman termegah dan terindah sekabupaten. Ia sama sekali tidak mengerti dengan jalan pikiran para anggota dewan sebagai pemberi keputusan.