Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Friday, June 29, 2012

Thursday, June 28, 2012

Relung Hati

Ketika kau bertanya ku tak bersuara
Ketika kau mencoba ku takkan percaya
Karena semestinya kata-kata cerminkan jiwa

Jangan coba engkau katakan lagi
Janji-janji yang kadang kau ingkari
Sekarang saatnya engkau berhenti
Melukai relung hati

Perlu kita renungkan arti kesetiaan
Mungkinkah kau resapi dengan kejujuran
Karena semestinya kata-kata cerminkan jiwa



















----
lyrik song Relung Hati by Letto

Wednesday, June 27, 2012

Uya

“Tolong mintak uya alus nyo sebungkus Bik”, uji Mek ke Bik Jahrah yang lagi sibuk ngeladenin ibuk-ibuk yang belenan di warungnyo. “Oii Mek Ilham, payo,,payo,, nak belenan apo lagi? Ado iwak gabus edup tuh nah di baskom,, lemak men dibuat pempek!”, uji Bik Jahrah sekalian promosi isi warung nyo.

Mek mesem-mesem cak bekasem, sambil jingok’i ibuk-ibuk yang sibuk meleh-meleh sayur. “Idak Bik, tadi aku lah belenan ke pasar, sekalian beli stok belenan bulanan”, uji Mek. “Payo men cak itu, ini uya alusnyo!”, ujik Bik Jahrah sambil tangannyo masuk’ke uya ke kantong asoy kecik warno item. Sigap Mek begancang metu ke selembar duet sepuluh ribu dari kelepehnyo. “ Nuh,, dak tek duet kecik po Mek Ilham?”, uji Bik Jahrah sambil ngubek-ngubek kotak tempat narok duet nyo. “Katek Bik,, maklumlah kan sekarang bulan mudo, jadi duet besak galo di jero kelepeh nih!!”, uji Mek berkelakar. Bik Jahrah langsung ngakak,, “Payo,,payo,, men cak itu!! Aku cari dulu duet sosk’an di jero ye,, caknyo ado”, uji Bik Jahrah langsung masuk ke jero rumahnyo.


Monday, June 25, 2012

Fasilitator CD = Tukang Ojek ?

Aku tersenyum simpul, kala mendengar obrolan teman-teman yang mengatakan tentang issue hangat bahwa Fasilitator CD tak lebih dari seorang "tukang ojek". Ya,, aku hanya bisa tersenyum, lidah lu terasa keluh untuk ikut bersuara mengemukakan pendapat. Beberapa teman protes menentang habis-habisan statement itu, beberapa teman  ikut mengompori sehingga obrolan itu menjadi kian panas sepanas cuaca hari ini.

Hmmm, aku hanya mendengarkan sambil mengotak-atik hape, aku diam bukan karena aku tidak mempunyai sikap, atau aku membenarkan tentang issue tersebut, tapi aku hanya ingin mengambil makna dari issue tersebut, ya,, hanya sekedar ingin mengambil makna,, bukan kah tak akan ada asap bila tak ada api?

Dari awal bulan April 2007 aku menjalani peran ku sebagai Fasilitator CD, dan pendapat ku, menjadi seorang fasilitator CD betul-betul menyenangkan, karena dalam menjalan kan peran lebih banyak menggunakan hati nurani, ya hati nurani baik itu dalam menghadapi masyarakat atau dalam menjalankan peran di team.

Terus kenapa bisa ada issue kalau Fasilitator CD tidak lebih seperti tukang ojek ?

Hmmm,, seperti kata ku di awal, bahwa "tak akan ada asap bila tak ada api", yang artinya kita harus memandang dengan kaca mata yang positif. Tak bisa di salahkan bila teman-teman fasilitator CD semua pada protes dengan issue tersebut, karena aku pun begitu. yup! sikap mereka benar kalau fasilitator CD bukan hanya berperan bagai tukang ojek karena sebetulnya tonggak dari proses pemberdayaan itu paling banyak di pundak teman-teman fasilitator CD.

Kembali aku tersenyum, "aah,, tidak di Bengkulu tidak di sini, ternyata dilema peran fasilitator CD tetap berlanjut", ujar ku di dalam hati. Dari dulu kisah fasilitator CD yang katanya tidak terlalu penting dibanding fasilitator lainnya selalu menjadi bahasan unik. Yup!! bahasan unik di setiap rakord seakan-akan fasilitator ini tidak bekerja.

Benar kah tidak bekerja? hmm,, dan kembali juga seperti kata ku di awal kita fasilitator CD bekerja dengan menggunakan hati nurani, yang capaiannya mungkin tidak berbentuk  tapi bisa di rasakan, dan tentu nya harus di rasa kan dengan hati pula. Memang terkadang ada oknum fasilitator CD yang bekerja tidak memenuhi perannya sebagai fasilitator, tapi apakah harus karena nila setitik rusak susu sebelanga?

Sudah lah teman, anggap issue ini hanya sekedar issue, bukan kah tidak benar kita ini tukang ojek? hehehe, klo tidak benar kenapa kita harus repot memikirkannya, toh masih banyak hal penting yang perlu dipikirkan?

Come on!!  kita mempertanggung jawabkan saja semua pekerjaan kita secara moral kepada masyarakat dan kepada Allah SWT, memang sering terlihat rumput tetangga lebih hijau tapi kenapa kita harus memikirkan rumput hijau yang bisa jadi palsu kayak di iklan tv?, hmm,, dan sebagai catatan kecil untuk si penebar issue, apabila memang di lihat fasilitator CD tidak terlalu penting, ya dijaturi delete saja, gitu saja kok repot! ^_^

-----------
catatan singkat luapan isi hati sebagai fasilitator CD

Friday, June 22, 2012

Pelangi di Gunung Kemala

Suasana sehabis hujan begitu memberikan fenomena yang unik. Dedaunan basah terlihat berkilauan bagaikan berlian ketika sang mentari menyapa nya, udara panas menyengat karena pengaruh semakin tipis nya lapisan ozon yang terasa, seakan-akan habis terkalibrasi bersamaan saat usai nya sang Khalik meneteskan tetes-tetes air menakjubkan dari langit-Nya.

Rerumputan basah di depan rumah Pak Paridin bagaikan mengucapkan kata selamat datang saat kami   kembali menapakkan kaki di Kelurahan Gunung Kemala. Kelurahan ini terletak di wilayah Kecamatan Prabumulih Barat dengan luas wilayah kurang lebih 3.219 Ha dan pembagian wilayah terdiri dari 8 RT dan 4 RW.

Setelah mem-parkir-kan kuda besi yang selalu setia menemani perjalanan, segera kami melangkahkan kaki menuju ke arah Pak Paridin dan kawan-kawan LKM Bersatu yang sudah menanti dengan senyum-senyum simpulnya. Sambutan jabat tangan yang menjadi tradisi beserta candaan-candaan renyah selalu menjadi awal dari setiap pertemuan.

Pak Paridin saat ini menjabat sebagai Koordinator LKM Bersatu menggantikan Pak Bashar yang mundur dari jabatan koordinator dan menjadi anggota dikarenakan kesibukkan di aktifitas baru nya. Sebagai koordinator LKM yang baru, pasti nya Pak Paridin masih selalu berkoordinasi dengan Pak Bashar dalam menjalankan perannya sebagai koordinator, dan atas dukungan semua anggota LKM Bersatu dan perangkat (Sekretariat dan UP-UP) tentu nya.

LKM Bersatu berusaha untuk menjadi LKM yang sesuai dengan nama nya, setiap permasalahan yang ada selalu dimusyawarahkan bersama dalam pemecahan nya, dengan beranggotakan 13 orang anggota dan 4 orang perangkat nya yang sebagian juga merupakan anggota baru menggantikan anggota LKM yang tidak aktif, LKM Bersatu mencoba untuk mulai mengepakkan sayap nya.

Hari ini, akan dilaksanakan musyawarah penetapan prioritas kegiatan untuk anggaran tahun 2012 dengan pagu dana Rp.150.000.000,-. Seiring dengan berjalannya waktu, LKM Bersatu sudah cukup dewasa  memprioritas kan kegiatan berdasarkan azas kebutuhan bukan hanya sekedar keinginan semata. Dengan mengacu kepada tujuan awal yaitu melakukan penanggulangan kemiskinan, LKM Bersatu memprioritaskan kegiatan berdasarkan tiga hal, yaitu: Kemendesakkan, Jumlah Kepala Keluarga (KK) Miskin sebagai penerima manfaat, dan tingkat Swadaya Masyarakat. 
Setelah selesai memprioritaskan kegiatan, kami bersama-sama seluruh LKM dan perangkatnya pun langsung melakukan survey kegiatan lingkungan yang telah diprioritaskan. Seluruh anggota LKM dan perangkatnya begitu bersemangat. Pancaran wajah-wajah nya yang berseri ketika menarik meteran bagai pelangi yang hadir setelah hujan, dan semoga saja LKM bersatu akan menjadi pelangi  dalam proses penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Gunung Kemala.

Thursday, June 7, 2012

Pelatihan Penguatan Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan


Now I know it's not an ordinary everyday thing
Now I know that when it's right, it's so amazing...

Proses Pembukaan Pelatihan Penguatan Fasilitator
Ku hentikan sebentar si hitam motor ku sebelum meninggalkan Bumi Perkemahan Candika (Gedung Pramuka) yang terletak di KM 5.5 Kota Palembang, memandang lepas ke hijaunya rerumputan dan menikmati oksigen yang secara langsung di lepas dari pepohonan hijau sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan ke rumah.