Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Tuesday, January 6, 2015

Surat Cinta di Malam Tahun Baru

Selamat pagi Indonesia,

Sekarang hari ke-6 di awal tahun 2015, banyak sekali perubahan yang terjadi baik di dunia ku dan dunia pemberdayaan dimana sekarang aku berdiri.

Bila di televisi heboh dengan berita jatuhnya pesawat Air Asia di laut Sunda, di dunia pemberdayaan dihebohkan dengan datangnya surat cinta dari Kemedagri melalui Dirjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) tentang permohonan kepada fasilitator PNPM untuk melakukan serah-terima program kepada satker PNPM. 

“Surat cinta? Ini bukan surat cinta ini namanya surat cerai!”, tulis seorang sahabat memendam kekecewaan berat via grup bbm. Ia merasa yang telah ia lakukan selama bertahun-tahun mendampingi masyarakat tak mendapat imbalan yang pantas, seperti air susu dibalas air tuba, 26 ribu fasilitator PNPM Mandiri Perdesaan resmi menjadi pengangguran di malam tahun baru.

Emosi pun bergejolak, ada yang  memaki, ada yang berargumen, ada yang memutuskan untuk melakukan unjuk rasa, ada juga yang hanya diam menerima takdir, dan aku hanya bisa menghela nafas panjang.

Memang hal ini tidak terjadi di PNPM Mandiri Perkotaan, tetapi sekarang ini menjadi sebuah “Warning” untuk seluruh program pemberdayaan, ketika kita masuk terlalu jauh dan terlena dalam melakukan pendampingan, yang membuat kita terkadang lupa, ini adalah program, ketika ada awal pasti juga ada akhir. Tak selamanya kita fasilitator harus mendampingi masyarakat, ada waktunya kita membiarkan mereka (masyarakat dampingan) yang sudah bisa berdiri kemudian berlari ke arah yang dia inginkan, dan mungkin akan bersandar pada yang lain. Ikhlas, hanya satu kata itu yang bisa aku ucapkan.

Thursday, January 1, 2015

Di atas langit, pasti ada langit

Akhirnya gemuruh di langit sebagai tanda pergantian tahun semakin mereda. Entah sudah berapa uang yang habis membeli kembang api untuk memuaskan hasrat yang hanya sesaat. Dengan memasang earphone di telinga, senandung iwan fals dengan judul "Sore Tugu Pancoran" membuat semakin besar ketimpangan dari fenomena malam tahun baru yang semakin berulang.

Dari info yang beredar di beranda facebook yang memuat berita tentang puluhan ribu fasilitator PNPM MPd yang resmi menganggur di awal tahun,  berita tentang jatuhnya pesawat air asia tujuan singapura yang jatuh di laut jawa, apakah ini harus dirayakan dengan kembang api?

Aku menghela nafas panjang, di tahun 2014 aku mendapat hadiah sebuah pengalaman berharga, dan di tahun 2015 ini aku ingin bisa menjadi lebih baik, dan flores tetap menjadi sebuah cita-cita yang masih tidak tergantikan.Oh ya, dari a'cak aku menjadi tahu tentang Abha, apakah aku akan mendapat kesempatan kesana juga? oh Tuhan, betapa indahnya bumi-Mu ini.

Genap 7 bulan aku bersama tim ku yang baru, walau merasa terseok-seok mengikuti langkah para senior, tapi aku tetap ingin memberikan yang terbaik. Kehidupan memang seperti roda yang berputar, dan sekarang aku merasa aku di bawah, dan di atas langit pasti ada langit. dan semoga langkah ku ke depan akan semakin ringan. Aamiin...