Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Monday, April 13, 2015

Walau Hanya Lewat Telepon

"Aku sudah hafal kebiasaanmu!", ujarnya diujung telepon sembari tertawa lepas kala aku menceritakan tentang berkas-berkas kerjaan yang aku bawa pulang tetapi tak satupun tersentuh untuk dikerjakan. "Entah, hari ini aku kehilangan semangat, terlalu banyak yang terpikir akhirnya malah tak ada aksi sama sekali", jawabku sendu. Dia diujung sana kembali tertawa seakan cuaca dingin di kotanya yang ia ceritakan di awal pembicaraan pupus oleh hangatnya saling berbagi kisah sehari-hari yang dialami.

"Masih tentang teman-teman di lapangan yang belum gajian?",kembali ia bertanya dengan nada lembut dan selalu membuat hati ku begetar. "iya", ujarku sembari menganggukan kepala padahal aku tahu ia tak akan melihat gerakkan tersebut.

"Semua pertanyaan telah coba di jawab sepengetahuan yang ada, aku mengerti siapa yang bisa berpikiran sehat kala perut berteriak-teriak menahan lapar selama 3 bulan, tetapi aku juga sedih ketika teman-teman telah mulai mencerca dan mulai mencari kambing hitam.", ujar ku terisak tanpa sadar kalau air mata telah mengalir. 

"Apa kambing hitamnya sudah ketemu?", tanyanya dengan nada canda khas. "iya, sudah ketemu, dan sekarang sedang meneleponku", ujar ku tertawa sembari sadar kalau tak semestinya aku kembali menjadikannya sebagai tong sampah gundah gulana di hati.

Ia pun tertawa terbahak-bahak, membuat suasana malam yang hening menjadi hangat dengan candanya dan seakan mengusir sang gundah terbang ke langit yang hitam. Walau hanya lewat telepon, keberadaannya begitu penting untuk hidupku.


Sunday, April 5, 2015

Napak Tilas Sosialisasi Provinsi Sumatera Selatan di Web p2kp.org

"Akhirnya selesai juga!", teriakku di dalam hati sembari memandang deretan rekapan data yang tersaji dalam format excel. Data semua tulisan (artikel, cerita, berita, Best Practice, kliping dan media warga) dari Provinsi Sumatera Selatan yang tayang di web p2kp.org dan dikumpulkan dengan memakan waktu kurang lebih 5 jam tersebut, bagai sebuah napak tilas  untuk membuka mata dan hati tentang sejarah sosialisasi program PNPM Mandiri Perkotaan di Sumatera Selatan.


Web p2kp.org memang bukanlah satu-satunya media sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan untuk skala nasional, tetapi web ini sangat diakui bagi mereka yang ingin mengetahui informasi tentang PNPM Mandiri Perkotaan secara valid, karena bukan hanya sajian tulisan/cerita dari lapangan, data SIM sebagai gambaran transparansi dan akuntabilitas program pun tersaji dan dapat diakses untuk khalayak umum.