Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Sunday, September 27, 2015

Please,, Jangan membuatku khawatir

"Kangeeeeen!!", aku berteriak histeris layaknya teriakan khas seorang anak yang terpisah dari ibunya dalam waktu bertahun-tahun. "Masa kamu masih juga tidak mengerti, rasa ini menyebalkan! Ingin ku uninstal tapi tak bisa!", kali ini aku menundukkan muka dengan mata yang mulai bejelaga.

"Please,, jangan membuatku khawatir seperti ini, kalau kamu dekat pastinya aku sudah mencari mu sampai ketemu, agar langsung mengetahui keadaanmu, tapi aku tak bisa melakukannya, tak bisa,,,", akhirnya air mata pun menetes membasahi layar tab yang mendisplay fotomu.

*) efek tragedi mina

Sunday, September 13, 2015

Gengsi Super Duper Tinggi

"Huahahaha, rasakan! Kamu pula aneh-aneh saja, buat keputusan itu ya mikir dulu kenapa? Jadinya begini kan?", ujarnya sembari meneruskan tertawanya yang semakin terbahak-bahak.

"Tuh kan, diceritain malah ditertawakan, sudahlah, tak usah dibahas lagi! Ujarku merengutkan muka dan mengalihkan pandangan ke arah bunga-bunga yang terlapisi debu akibat kabut asap yang melanda kota Palembang sebulanan ini.

"Iya,,,iya,, aku minta maaf, terus kalau sudah begini kamu mau ngapain lagi, aku kenal sekali dengan mu yang berwatak super keras, lebih keras dari batu akik sekaligus punya gengsi super-duper tinggi. Aaah,, kamu sih ada-ada saja, kalau soal progres kerjaan ya aku tak mau ikut pusing, lah ini soal hati, aku khawatir kamu akan sakit!", ucapnya dengan roman wajah sangat serius.

"Aku tak tahu harus bagaimana, baru satu hari aku sudah merasa semakin gundah dengan keputusanku, aku hanya berharap dia akan mengerti dan menyapa ku, bukan hanya ikut terdiam, Hanya itu saja!", ujarku pelan dan tak sengaja menitikkan air mata.

"Lalu bagaimana kalau dia tak duluan menyapa?", tanyanya pelan.

Air mataku mengalir semakin deras dan tak mampu lagi berkata.

Saturday, September 12, 2015

Percayalah, aku akan berusaha

Dear,
Apa kabarmu?
Sibuk sekali ya?
Saat di sapa, mesti jawabannya sedang sibuk.

Dear,
Sesekali aku coba menarik perhatian dari sibukmu
Tetapi aku tak pernah berhasil dan malah membuatku jadi malu sendiri
Kamu memang pekerja tangguh dan gigih, sungguh aku memberi 2 jempol untukmu.

Dear,
Aku mengerti, aku bukanlah siapa-siapa untukmu
Aku mengerti, aku tak pantas untuk terlalu berharap
Aku mengerti semua itu, sejak kemarin ketika kamu mengatakan hal yang membuatku nelangsa

Dear,
Terima kasih untuk semuanya,
Walau pastinya berat, aku akan berusaha untuk tak menjadi pengganggu sibukmu
Percayalah, aku akan berusaha.

Tetap semangat my Dear,,
^_^

Thursday, September 10, 2015

Semua Tak Jelas

"Ciaaaaatttt!!!!", aku berteriak sambil bergerak dengan jurus silat tak jelas, seperti semakin tak jelasnya sinetron-sinetron silat yang tayang di televisi akhir-akhir ini. "What's happen with my head!!", teriak ku keras tapi sekali lagi hanya berani di dalam hati.

Aku meraih sketch book A5, mencorat-coret tak jelas dengan pensil warna yang sudah hampir 4 tahun tak terpakai. "Grrr!!!", akhirnya aku menggeram kesal pada diri sendiri, dan menutup kembali buku yang menjadi korban sebuah ketidak-jelasan.


Yup, semua nya sekarang terasa menjadi tidak jelas. Segala Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) yang aku buat akhir-akhir ini bagaikan menjadi segala Rencana Kerja Tidak Lanjut. "Harus move on!", kembali aku bergumam memberi semangat pada diri sendiri. Tetapi di persekian detik kemudian semangat itu kembali loyo.

"Hei!! kamu belum menangis! menangislah meraung-raung seperti saat kamu tak mendapatkan sebuah coklat dari yai (sebutan kakek bahasa palembang) kala beliau datang ke rumah di waktu kecil mu dulu. Atau, menangislah seperti saat sepotong es krim dengan rasa coklat yang jatuh ke tanah tanpa pernah kamu rasakan lezatnya", suara di dalam hati berorkestra dengan nada yang juga tak jelas.

Aku merasa gemas sendiri, dengan kenyataan ku sekarang,, "Who am I????" sambil ngeloyor ke dapur cari cemilan dan segelas sirup jeruk dingin.