Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Tuesday, January 26, 2016

Untungnya Hati ini Bukan "made in china"

"Untungnya hati ini bukan "made in china" ya!", ujar ku terkekeh setelah menceritakan hal yang hampir satu minggu ini menjadi penyebab air mata selalu mengalir.

Dia ikut tertawa, walau terlihat sekali kalau terpaksa tertawa.

"Iyalah, kalau hatimu buatan cina, pastinya akan banyak suku cadang yang dijual di pasar!", jawabnya sembari menyeruput jus mangga dihadapannya.

"Hahaha, kalau ada suku cadangnya, pastinya aku orang yang paling sering ke pasar", ujarku lagi sedikit berteriak. 

Dan alhasil, seluruh mata yang berada di cafe tertuju pada kami berdua, dan tanpa memperdulikan kami kembali terkekeh.

Sunday, January 24, 2016

Kepo Maksimal

"Hentikanlah, jangan membuatku tambah merasa sedih melihat mu!", ujarnya sembari meraih lepi ku menjauh. "Tenang, aku tak apa-apa, ayo kembalikan, aku belum selesai menata tamanku", jawabku pelan dan mengambil kembali si lepi untuk segera meneruskan design rumah di suburbia games.

Aku tak berani menatap mata sahabat terbaik yang selalu ada untuk ku itu. Aku tak berani menampakan keadaan hati ku yang hancur  berkeping-keping. Aku terlalu malu untuk menceritakan kepadanya tentang kejadian kemarin. Yup, kejadian laksana petir yang menggelegar di langit yang cerah.

"Aku lama mengenalmu, ketika kamu menjadi maniak games seperti ini, artinya ada sebuah masalah besar, ayolah, aku sahabatmu?", ujarnya keluh.

Tanpa mengalihkan pandangan dari monitor si lepi, aku senyum meringis ketika melihatan sahabatku yang kepo maksimal.

"Ya sudah, kalau kamu tetap tak mau cerita aku pulang saja!", ujarnya merajuk sambil meraih ransel motif batik di atas kasur.