Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Monday, November 22, 2010

Best Practice

Senin, 22 Nopember 2010

Malam ini kupandangi layar monitor si komtam, ku pandangi juga beranda si FB dan sedikit menulis status. hmmm...  Aku sekarang sedang mencari ide menulis "Best Practice" yang menjadi salah satu lampiran untuk Laporan Bulanan. Best Practice adalah tulisan yang menceritakan hal-hal terbaik yang terjadi di lapangan. Dan dalam hal ini, Fasilitator per bidang (Teknik, Ekonomi, dan Pemberdayaan) wajib untuk menulis, wuahahahaha.. lah.. gimana untuk orang yang ga pintar nulis kayak aku (alias penulis serabutan-pinjam istilah nya sobat ferdinand), menulis dengan tema yang sudah ditentukan rasanya sukar benerrrrrrrrrr!!!

Tadi kita rakord gabungan Fasilitator Community Developmant (CD) dan Fasilitator Ekonomi membahas tentang kegiatan selanjutnya, dan seperti biasa.. dapat format baru lagi untuk pelaporan, pakai laporan dwi mingguan lagi..hehehehehe... Capeeek deeh!!! Di Rakord ini juga tadi Pak Umar-Korkot menyampaikan tentang kekecewaannya atas tulisan-tulisan Best Practice kita (hihihihi.. memang buatnya agak asal pak, abis sering di kejar waktu kumpul laporan, dan jadinya... yang penting ada saja.. gituuu... ^_^ -ngaku.com). Hmm.. makanya sekarang aku sedang mikir 13 kali cara dapat ide untuk nulis si Best Practice (mode serius.com).

Karena Fasilitator CD tugasnya lebih condrong kekegiatan berbau sosial dan Pemberdayaan, maka ukuran hasilnya sangat sulit untuk dapat dilihat dengan kasat mata. Kok gitu? lah iya.. kalau pemberdayaan kan yang menjadi tolak ukurnya adalah perubahan tingkah laku manusianya. Jadi beda sekali dengan kegiatan Lingkungan atau ekonomi yang nyata bentuknya (misal: jalan, drainase, jembatan, dll) atau nyata nilainya (misal: pembukuan keuangan).

Hmmm...(setelah kurang lebih 30 menit dan juga selesai mengacak-acak lapak (status) sahabat di FB dengan komentar-komentar asal) akhirnya..... I get a idea!!!  horaay!!!

ehem..ehem.. Best Practice ini aku kasih judul "PERJUANGAN SANG MENTARI", check it out!! ^_^

Best Practice
Perjuangan Sang Mentari

Desa Duku Ulu, adalah desa yang terletak di Kecamatan Curup Timur. Awal aku menginjakkan kaki di desa ini adalah pada bulan Januari 2009. Jujur saja, kondisi desa ini sangat kritis pada saat itu. lah kok bisa aku bilang begitu? hmmm... pada saat ditinggal oleh tim sebelumnya, hampir semua Laporan Penyelesaian Kegiatan (LPJ) dari tahap-1 belum selesai sama sekali, huft.. belum lagi pembukuan UPK dan Sekretariatnya yang sedikit amburadul, dan yang paling parah.. Tingkat kekompakkan BKM nya yang sangat kecil (semua suka kerja sendiri-sendiri).

Pada tanggal 13 Nopember 2009, bedasarkan Anggaran Dasar BKM Sepakat Bersamo maka dipilihlah anggota BKM-BKM baru setelah dua tahun masa bakti BKM yang lama. Sebetulnya aku rada sedih ketika menngikuti proses pemilihan BKM tingkat Desa itu, karena banyak sekali Bapak-bapak BKM periode sebelumnya yang terpilih kembali mundur sebagai utusan tingkat basis (dusun) , tetapi karena memang sifatnya BKM itu adalah relawan (tidak ada gaji, alias kerja tanpa pamrih) maka, kami fasilitator tidak bisa menghalangi ketika mereka satu per satu mundur.

Alhamdulillah, akhirnya proses pemilihan pada malam itu mendapatkan hasil terpilihnya 13 orang BKM yang menjadi pemegang amanah masyarakat Desa Duku Ulu untuk menjalankan program Penanggulangan Kemiskinan ini, yang kalau pinjam istilah sononya yang "Pro Poor" gituuu...

Dari 13 anggota Pimpinan Kolektif BKM Sepakat Bersamo, hanya 4 orang saja yang merupakan anggota BKM yang lama, tapi.. that's ok... Dimana ada kemauan, disitu ada jalan! Dan saat itu kami (tim fasilitator) optimis sekali akan ada perubahan ketika  memfasilitasi musyawarah perdana BKM Sepakat Bersamo periode 2009-2011 yang dikoordinir oleh Koordinator BKM yang baru, Bapak Ibrahim Roni.


Semangat Pak Ibrahim sangat patut diacungkan jempol delapan kali, walaupun basisnya beliau tidak begitu mengenali substansi program PNPM (selain tahu kalau ada program pembuatan jalan atau sebagainya), tapi niatnya untuk tahu lebih dan sekaligus mengayomi anggota-anggota lainnya dengan sabar menurutku sudah lebih dari cukup sebagai bekal.

Disela-sela aktivitasnya sebagai tukang kayu, pak Ibrahim masih menyempatkan untuk membaca buku-buku atau modul yang kita berikan. Tekadang kami sebagai fasilitator malu sendiri, ketika pak Ibrahim pagi-pagi sudah duluan sampai di basecamp untuk bertanya dan berdiskusi tentang hal yang tidak beliau pahami dari buku/modul yang kami berikan... subhanallah.. kemauan belajar yang hebat!

Setelah pak Ibrahim memahami tentang teknis pelaksanaan dan substansi dari program, pak Ibrahim langsung mentransfer pengetahuan yang beliau dapat ke anggota BKM yang lain. Dan hebatnya lagi, semua anggota BKM lainnya juga semakin bersemangat. Semuanya melakukan perbaikan-perbaikan, baik bidang sosial, lingkungan maupun ekonomi.  hmmm...

Sekarang ini, sudah lebih satu tahun masa bakti BKM Sepakat Bersamo yang di gawangi Pak Ibrahim sebagai koordinatornya. Hasil pembelajaran BKM Sepakat Bersamo sangat berkembang pesat, baik itu penyelesaian administasi ataupun perubahan pola pikir. 

dampak yang dirasakan masyarakat juga bisa dilihat dengan nyata, contohnya saja si Mbah yang sekarang bisa tersenyum setelah gubuknya dibuat menjadi bangunan permanen sederhana layak huni, Bapak-bapak petani kebun yang sekarang bisa mengangkut hasil kebun lebih banyak (dengan menggunakan kendaraan bermotor dari sebelumnya dipanggul/dipikul) setelah jalan usaha tani dibuat, anak-anak balita yang ceria saat menerima asupan makanan tambahan (bubur kacang ijo, atau lainnya untuk peningkatan kesehatan) hasil usaha penarikan rekening listrik pada kegiatan posyandu, dan masih banyak dampak kegiatan-kegiatan lainnya.

Setiap ada musyawarah BKM, aku sering sekali kagum kepada pak Ibrahim. Ketika anggota BKM beradu argumen untuk pendapat masing-masing sampai hampir cakar-cakaran (becanda-red) hahahaha, Pak Ibrahim tetap tenang dalam menengahinya. Pernah sekali aku tanya, apa tips-nya sampai bisa tenang? " saat itu dijawab dengan sedikit tertawa renyahnya dan logat bahasa rejang yang kental (ini terjemahannya), "Bapak hanya menganggap mereka semua saudara, dan semua pendapat mereka adalah benar, jadi tidak apa-apa mereka beradu argumen karena dengan beradu argumen, artinya mereka semua sudah menunjukkan kepeduliannya untuk menjadikan Desa Duku Ulu lebih baik", hmmm... aku hanya bisa garuk-garuk kepala saat itu, bingung euuy.....!!!

Dalam satu tahun ini, aku hanya sekali melihat ada mendung diwajah  Pak Ibrahim, yaitu pada saat Desa Duku Ulu belum masuk prioritas untuk mendapatkan dana PAKET (Program Penanggulangan Kemiskinan Terpadu) tahap-2. Yup!!, Desa Duku Ulu terbentur dengan satu kiteria yang tidak terpenuhi, yaitu Tingkat pengembalian pinjaman bergulir yang rendah. Tapi untungnya, mendung itu tidak bertahan lama, Pak Ibrahim bersama PK BKM Sepakat Bersamo serta perangkatnya kembali bangkit dengan semangat yang lebih (kalau ibarat mobil itu, sekarang pakai  yang " four wheel drive") hehehehe.

Segala cara dilakukan untuk memperbaiki tingkat pengembalian pinjaman bergulir, baik itu BKM dan UPK terjun langsung menagih ke sang peminjam, sampai musyawarah BKM yang mengajak Pihak Perangkat Desa (Pak Kades) untuk ikut menyumbangkan pemikiran dan sarannya. Dan kembali aku mengucapkan Alhamdulillah, Pak Kades sekarang ini juga semangat dalam menjalankan program, sampai-sampai pak kades pun membantu penagihan ke Perangkat Desa yang menunggak dengan memotong langsung honor bulanan perangkat desa untuk kemudian diangsur ke UPK pinjaman bergulir.

Sekarang Desa Duku Ulu optimis, dan Pak Ibrahim bagaikan mentari yang menyemangati semua PK BKM Sepakat Bersamo serta perangkatnya untuk selalu berjuang  menuju lebih baik, Bravo Sang Mentari!!!

--- the end ---


Hmm... selesai juga Best Practice ku, tapi kok bahasanya nyeleneh gitu :-D,  semoga Tim Korkot. tidak pada melotot kayak ketelan permen ketika bacanya besok ya..... hahahahahahaha




13 comments:

Belantara Indonesia said...

Yoi harus ada motivator dalam segala hal...lebih baik bukan?..Tentu motivator berbobot dan bisa menjadi contoh..ya misal Pak Ibrahim ini..hehehhee

Unknown said...

Semoga program ini dapat berjalan dengan lancar, dan masyarakat merasa dianyomi dan selalu diberi motivasi dan bimbingan, serta diberikan kesempatan secara merata.

Terkadang program ini menjadi pemanfaatan bagi orang atau golongan tertentu tanpa memikirkan pemerataan untuk mengatasi perekonomian kerakyatan.

Dengan mengatasi permasalahan yang kecil; maka, kita dpat mengatasi permasalahan yang beasar.

Sukses selalu

Salam ~~~ "Ejawantah's Blog"

tiwi said...

asswrwb....wkwkkwk asal gak ketelen permen karet aja..xixi, kl membc latar blkng beliau sbg tukang kayu membuat sy malu, dg latar blkg spt itu msh memp semangat tinggi u mensejahterakan org lain, pdhl mgkn dirinya sndr blm begitu sejahtera scr finansial. Hebat! itulah sosok dg pribadi yg luar biasa, membuat dirinya bermanfaat u bnyk org.., bagaikan mentari di tengah cuaca mendung.., jd hangat kan cuacanya..hehehh, piss....

Nilla Gustian said...

"Bapak hanya menganggap mereka semua saudara, dan semua pendapat mereka adalah benar, jadi tidak apa-apa mereka beradu argumen karena dengan beradu argumen, artinya mereka semua sudah menunjukkan kepeduliannya untuk menjadikan Desa Duku Ulu lebih baik",

Ya, dan aku pun garuk-garuk kepala..hehe

Bijak sekali pemikiran beliau...

masodjie said...

hmmmm jadi terinspirasi ama pak Ibrahim nih,
I Like it.....
lam kenal mbakyu....

Nathan said...

jadi kgum ma pak Ibrahim.. btw, nice article, srius tp ttap fresh...

Nyayu Amibae said...

>> Dek Adit : memang Indonesia perlu motivator2 berbobot, salah satunya kaya dek adit...semangaaat!!!

>> R Indra : amiin.. smoga perjalanan program ini menjadi baik.. semuanya bisa berjalan atas dukungan segenap lapisan masyarakat.... semangat ya sob...

>> Sista Tiwi : waalaikumsalam.. hiks.. jgn dong, masa ketelen permen karet... kan kesiaan..hehehehe, yup sis.. kita butuh motivator seperti pak ibrahim untuk kebaikan indonesia

>> Dik Nilla : wah diik.. bareng kita klo garuk2 kepala gitu... jadi lucu...wkwkwkwkwk

>> Mas Odjie : salam kenal juga, smoga kita bisa jadi sahabat...

>> Sob Lone : yup, smoga banyak yg bisa mengambil hikmah dari perjuangan sang mentari... terima kasih sob... ^_^

Usup Supriyadi said...

subhanallaah, salam kenal. dan saya sangat suka dengan qoute bannarnya... mantaf

Annur Shah said...

Slam kenal
wwah wong desa juga hehhehe ...aku juga lahir di desa hehhehehhe...

bagus2 ceritanya rajin juga nulis2 dgn rapi tepuk tangn ach hehhehe

Amy said...

Saya hanya bisa mengatakan, hanya orang pilihan yang merasa bahagia bisa membuat orang lain lebih maju (jaman sekarang ini lebih banyak orang mikirin kariernya dengan cari muka di hadapan bos). Memikirkan orang lain sebelum diri sendiri adalah perjuangan berat, membutuhkan pemikiran lebih dalam, dan tentu saja mengesampingkan diri sendiri. Itulah yang dinamakan pengorbanan atas kepentingan pribadi.

Mbak Ami juga mempunyai pandangan mendalam tentang kehidupan untuk mengangkat cerita pak Ibrahim ini.

Biasalah, di desa dengan kesederhanaannya mencoba untuk lebih mensejahterakan. Sedangkan di kota, perjuangannya adalah menyederhanakan pemikiran yang rumit dengan ketergantungan pada teknologi hp, desktop, laptop, ato sekarang tablet pc. (blackberry yang lalu lintasnya luar biasa untuk saling bercanda dikatakan mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat)

Maaf kepanjangan komentarnya... agak terpukau dengan nama sama, hehehe. ma kasih atas kunjungannya ke blog saya...

pakde sulas said...

best practice he he he.... tentu sangat sulit untuk memilih kegiatan yang terbaik karena bagi orang kebanyakan kalo ditanya tentang itu pasti jawabnya adalah " semua adalah yang terbaik" karena mana mungkin kita mengatakan apa yang kita lakukan adalah adalah yang terjelek he he he....

Djangan Pakies said...

eiiiitttsss Assalamu'alaikum amiiii...
perasaan udah membaca dan komentar, ternyata dicek ulang belum ada. dan dhuaarrrr ternyata kalo ndak salah tadi malem buka postingan ini pake hempon cuman baca kontennya dan sudah terkonsep mo komentar tapi ndak jadi karena kalo pake hape tangannya suka belepotan. besok ajalah pikirku,ternyata tadi siang kelupaan asyik mandiin sapi hhh.
.......
jujur, pakies respect sekali pada semua orang yang dengan ikhlas menghadapi sebuah amanah dan tanggungjawab yang dipikulnya. Menjadi bermanfaat bagi orang lain tidak semua orang bisa menjatuhkan pilihan dengan baik karenan membutuhkan sebuah mental yang sedemikian rupa, apalagi jika pekerjaan itu tidak disandarkan pada finansial. Saya yakin hadiah terbaik dan terindah akan tercapai. Insya Allah.
Met berjuang sodaraku, doaku menyertai setiap langkah berani, semoga selalu dimudahkan dalam segala urusan. amiin

tomo said...

fotonya bagus bagus