Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Tuesday, November 5, 2013

Ucapan Terima Kasih Dalam Tanda Kutip

Aroma harum nya kopi susu yang asapnya masih mengepul dari cangkir lusuh yang di suguhkan oleh sang istri sejenak menghentikan percakapan kami. Sang empunya rumah pun segera mempersilakan, walau sebetulnya hanya sekedar basa-basi yang biasa atau telah menjadi adab dalam memperlakukan tamu dengan baik karena kopi tersebut belumlah bisa untuk dinikmati karena masih terlalu panas. Aku  pun tersenyum, membalas basa-basi siempunya rumah  dengan berlaku sebagaimana menjadi tamu yang baik.

Percakapan kami pun berlanjut, tak hanya progres kegiatan yang menjadi percakapan, tetapi hal-hal lain yang terkadang sama sekali tak berkenaan program tetapi menjadi penting untuk perjalanan program selanjutnya pun menjadi bahasan.

"Sudah menjadi kebiasaan Mi, dan ini bukan suap atau sogok, hanya sebagai ucapan terima kasih!", ujar sang Bapak kemudian kembali menghisap rokok yang asapnya lumayan membuat ku tak nyaman. "Ucapan terima kasihnya kira-kira memberatkan atau tidak pak?", aku bertanya sembari memandang sang Bapak yang memasang mimik muka begitu serius.

"Sebetulnya tidak, cuma yang jadi masalah  anak buah-anak buah nya juga minta, itu yang buat jadi berat!, dan hal ini sudah menjadi kebiasaan-kebiaasan dari dulu", ujar sang bapak mengernyitkan dahi.

Aku tersenyum sendiri, teringat setiap melakukan koordinasi ke PJOK, bukannya si PJOK yang membuat risih, tetapi memang malah staf-staf yang ada di Kecamatan tersebut yang pandangan matanya seperti mata pisau yang sangat tajam kala memandang ku. Untungnya aku orang yang tak terlalu ambil pusing dengan hal itu, jadi tetap nyantai saja kala berkoordinasi.

Hmm,, sebuah kebiasaan yang berawal dari basa-basi dan akhirnya membuat repot sendiri. Sebuah ucapan terima kasih yang ada dalam tanda kutip ini sebetulnya sudah menjadi rahasia umum. Sebuah hal yang  awal dilakukan dianggap kecil tetapi ternyata bisa menyebabkan suatu masalah yang besar kala dilakukan berjamaah oleh aparat pemerintahan baik dari sang raja sampai para pion-pion nya. 

"Jadi bagaimana?, tanya sang Bapak tak sabar melihat aku termenung. "Jawabannya mudah toh pak, jangan dikasi.", jawab ku. "Aku tak berani Mi, sudah kebiasaan", ujarnya sendu.  "Kalau begitu teruskan beri seperti biasa!", ujar ku sedikit nyengir kuda, dan ku lihat sang Bapak menghela nafas panjang sembari menyandarkan punggungnya ke kursi rotan yang suara nya berderit karena termakan usia.

"Pak, ucapan terima kasih dalam tanda kutip itu semestinya tak kita lakukan, karena mereka adalah abdi negara dan telah digaji oleh negara. Ucapan terima kasih dalam tanda kutip itu adalah salah satu bentuk kita salah dalam melangkah di awal. Apakah ketika kita tahu itu salah, masih kita teruskan langkah kita?", tanya ku pelan dan tak bermaksud menggurui. "Ayolah kita coba untuk merubah langkah kita, agar tak seterusnya dalam salah", ajak ku sembari menantap wajah yang terlihat begitu letih tersebut.

"Apa Bapak bisa?", tanya nya seperti bertanya pada diri nya sendiri. "Insyaallah bisa!", ujar ku mencoba meyakinkan agar sang Bapak menghentikan budaya amplop yang merajalela tersebut.

Sang Bapak tersenyum, sembari berkata, "Baik, bapak akan coba tak lagi memberikan ucapan terima kasih seperti itu. Ayo, silakan diminum kopi nya!" . aku pun ikut tersenyum dan meraih si kopi yang aroma harumnya menggoda sedari tadi.

----------
Selamat Tahun Baru 1 Muharam 1435 H, semoga kita semua bisa menjadi lebih baik di tahun ini,, aamiin,,, ^_^

12 comments:

Anonymous said...

kalau rame-rame dilakukan aparat pemerintahan yang bisa bikin repot di kemudian hari

Kinzihana said...

selamat tahun baru ya

Nina Razad said...

Nyahaaaa.. curhat ya, Mbak Ami?? ^_^

Boleh juga nih ditayangkan di website. Kalau diizinkan, besok aku edit dan tayang. Berani? ;)

munir ardi said...

selamat Tahun Baru Islam Mbak, semoga kebiasaan-kebiasaan buruk di Indonesia bisa berkurang ya

Putri Baiti Hamzah said...

Amiin..Allahumma Amiin...

Selamat tahun baru hijriyah juga untukmu mbak ami :)

chan idehan said...

ceritanya hampir di cuiken.....

tiwi said...

asswrwb malam Ami pa kabar? semoga sll dlm limpahan rahmatNYA aamiin.. hmmm, ucapan trima kasih dlm amplop mmg sdh mnjdi budaya kita, sebenarnya kalau hal tsb ada tendensi tertentu di baliknya yah sebaiknya tdk kita lakukan,takutnya jd duit haram,tapi kl ucapan trima kasih mmg bnr2 tulus mngkn karena kita berterima kasih sdh dibantu urusan kita dan kita niatnya membantu juga org tsb dg memberi imbalan tanpa ada niat 'menyogok'yah sy rasa tdk pa-pa kan... tergantung kasus dan niatnya,hehhehe.. nice post Ami, keep writing yah ^_^

Unknown said...

Assalamualaikum... Apo kabar Adindo... Makin mantap ni topiknya... tetap semangat yo... Tidak mudah merubah Paradigma kecuali dengan ke ikhlasan... Orang Ikhlas tak akan pernah di kenang ketika berada di tengah-tengah kita.. tapi dia akan di kenang ketika tidak berada ditengah2 kita...

khoirudin said...

ayo lanjut kan jadikan sebuah karya mu

zan P O P said...

melipir dulu kerumah sahabt lama ku ini... kangeeeen.... T_T

Ferdinand said...

Itulah kebiasaan salah yang terus dipertahankan pemangku jabatan dinegri ini, klo ada Ungkapan terima kasih dalam tanda kutip semua lancar... klo nggak ada mbok sampe kapan ya tetep aja dipersulit huh...

Btw, apa kabar ami? lama aku nggak ngeblog untungnya masih hapal url blogmu jd gampang mau mampir haha

inung halaman samping said...

kalo obrolan masih nyesek, ya cemilan dan suguhan apapun jadi hambar.

tapi, kalau sudah ada kata-kata yang melegakan sesederhana harapan dan niat baik, pasti kopinya nyamleng qiqiqi