Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Friday, December 13, 2013

Ketika Jarak bukan menjadi Halangan menggapai Mimpi


Menjadi Kelurahan yang terletak jauh dari pusat kota Prabumulih, ternyata bukan merupakan halangan LKM Payu Mandiri kelurahan Payu Putat untuk menggapai mimpi mendapatkan PLPBK.

Bagi mereka yang berkecimpung di dunia PNPM Mandiri Perkotaan, pastinya sudah tidak asing dengan PLPBK (Penataan Lingkungan Pemukiman Berbasis Komunitas). PLPBK yang merupakan kelanjutan dari transformasi sosial PNPM dengan tetap berpegang pada prinsip dasar PNPM seperti demokrasi, partisipasi, transparansi, akuntabilitas dan desentralisasi. Adanya PLPBK ditujukan untuk menciptakan lingkungan pemukiman yang teratur, aman, nyaman, dan sehat dalam rangka mendukung upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat miskin.

Info tentang PLPBK yang dahulu lebih dikenal dengan sebutan ND (Neighborhood Development) sudah lama terdengar di Kelurahan Payu Putat, setiap melakukan pelatihan masyarakat, penjelasan tentang PLPBK yang konon hanya untuk LKM terbaik dengan predikat Mandiri itu bagaikan sebuah mimpi yang sulit untuk digapai dan di wujudkan oleh PK LKM Payu Mandiri.


Kelurahan Payu Putat merupakan salah satu bagian dari kelurahan yang terhimpun di Kecamatan Prabumulih Barat Kota Prabumulih Provinsi Sumatera Selatan. Dengan jarak tempuh kurang lebih 20 km dari pusat kota, Kelurahan Payu Putat merupakan kelurahan terletak paling jauh ke arah Barat. Sungai Lematang  sebagai pembatas antara Kota Prabumulih dan  Kabupaten Muara Enim menjadikan wilayah Kelurahan Payu Putat bisa juga disebut wilayah tapal batas.

Terdiri atas 30 Rukun Tetangga dan 10 Rukun Warga dengan jumlah penduduk 4.974 jiwa yang sebagian besar berprofesi sebagai petani karet, membuat Kelurahan Payu Putat menjadi salah satu kelurahan dengan jumlah penduduk terbesar di kota Prabumulih. Dikarenakan secara geografis letaknya yang dikelilingi oleh sungai, setiap tahun penduduk kelurahan Payu Putat harus akrab dengan yang namanya banjir. “Setiap tahun pada saat musim hujan sekitar bulan Desember sampai Maret di sini pasti langganan banjir karena luapan sungai lematang, apa lagi bila banjir 5 tahunan terkadang kami harus berperahu untuk kembali ke rumah”, ujar Pak Mattego Ajam selaku koordinator PK LKM Payu Mandiri sembari menunjukkan beberapa perahu  yang parkir di bawah rumah penduduk.


Tak hanya kesulitan pada saat banjir melanda, setelah banjir pun menimbulkan masalah. Selain lingkungan yang terkesan kumuh karena air yang tak mengalir, sampah-sampah pun yang hanyut bersama banjir memberikan warna yang cukup membuat mata tidak nyaman. “Kami sadar dan mau untuk membuang sampah pada tempatnya, tetapi kami bingung dimana tempat sampahnya, bagaimana pengelolaannya karena memang belum ada mobil pengangkut sampah yang sampai di kelurahan ini”, ungkap pak Surahman selaku Ketua RW 3 Kelurahan Payu Putat.

Pada Hari Jum’at siang, tanggal 12 Juli 2013 diadakan  rapat koordinasi Tim Fasilitator bersama tim Korkot 2 Kota Prabumulih. Selain membahas evaluasi tiga bulanan Tim Fasilitator, pada hari itu pun hasil identifikasi Kelurahan dan LKM untuk pengajuan PLPBK tahun 2013 menjadi bahasan hangat karena LKM yang dianggap layak berdasarkan kriteria PLPBK diminta menyusun proposal Pengajuan PLPBK dengan tenggat waktu hanya sampai hari Senin tanggal 15 Juli 2013. Semua peserta rapat menghela nafas, rasa optimis dan pesimis membaur menjadi satu “Apakah kami mampu memfasilitasi proses penyusunan proposal hanya dalam waktu tiga hari tersebut?”, satu pertanyaan di dalam benak menari-nari sampai akhir rapat koordinasi sembari memandang buku catatan dimana Kelurahan/desa yang tercantum dalam kriteria layak untuk PLPBK merupakan kelurahan/desa dengan jarak yang cukup mumpuni, dan salah satunya adalah kelurahan Payu Putat.

Dengan kesigapan dan kerjasama yang baik Tim Korkot 2 kota Prabumulih, meskipun PLPBK belum pernah ada di kota Prabumulih, atas bantuan teman-teman korkot tetangga yang sudah terlebih dahulu melaksanakan PLPBK, akhirnya outline penyusunan dan contoh proposal PLPBK pun didapat. 

Seperti mendapatkan angin segar yang menepis rasa pesimis, sepulang dari rapat koordinasi, waktu semalam suntuk di habiskan untuk mempelajari outline dan contoh proposal yang menjadi acuan dalam penyusunan proposal. Setelah melakukan beberapa editing di beberapa bagian untuk mempermudah LKM dalam menyusun proposal, Sabtu 13 Juli 2013 sehabis sahur (karena bertepatan bulan Ramadhan) aku pun menghubungi Pak Mattego Ajam untuk menyampaikan hal ini. “Kami akan berusaha tidak melewatkan kesempatan, tapi pagi ini kami harus tetap beraktifitas seperti biasa “nakok” (menyadap getah karet) dulu, urusan dapur tak bisa ditinggal Mi, hehehe”, ujar Pak Mattego Ajam tertawa renyah via telepon.

Proses Pengiriman email melalui FB
Sesaat aku terdiam, permasalahan jarak menjadi suatu yang utama pada saat ini, dan  tiba-tiba muncul ide untuk menggunakan email sebagai media penghubung memperpendek jarak. “Bagaimana kondisi signal di sana kalau outline dan draf proposalnya aku kirim lewat email pak?”, tanya ku sembari menawarkan alternatif untuk menjawab permasalahan jarak. “boleh juga mi, kami tunggu emailnya, sepulang nakok langsung kami download”, jawab Pak Mattego Ajam.

Walau Pengiriman file mesti dilakukan per-bab guna memperingan size, dan proses pengiriman file pun menggunakan fitur pesan di salah satu media sosial dikarenakan pak mattego tidak terlalu paham tentang email,  akhirnya outline dan draf proposal pun terkirim dan siap dieksekusi oleh teman-teman  LKM di kelurahan Payu Putat. Proses penyusunan proposal dilakukan oleh LKM tanpa harus meninggalkan aktifitasnya dan mesti berlelah serta membuang waktu untuk menempuh jarak 20 km-an untuk saling  berkonsultasi.

Hari senin, tanggal 15 Juli 2013  proposal yang telah selesai di susun dibawa oleh pak Mattego Ajam ke kantor kelurahan dan kantor camat guna mendapat tanda tangan Pak Lurah dan Pak Camat selaku aparat pemerintahan setempat  di lembar pengesahan dan Surat dukungan. Setelah selesai, proposal PLPBK tersebut pun segera di setor ke kantor Korkot 2 Prabumulih guna ditindaklanjuti.
  
Proses Sosialisasi PLPBK Kel. Payu Putat
Hari berganti hari bulan berganti bulan, sampai akhirnya berdasarkan surat dari Kementrian Pekerjaan Umum No. KP 0404 Cb/1879 tanggal 07 Oktober 2013 perihal penetapan Lokasi PLPBK TA.2013, diumumkan bahwa Kelurahan Payu Putat adalah satu dari enam Kelurahan/desa di  Provinsi sumatera selatan yang lulus seleksi, dan sekaligus satu-satunya dan yang pertama di Kota Prabumulih.

Senyum suka cita terpancarkan di wajah Pak Mattego Ajam ketika kabar gembira ini disampaikan. “Alhamdulillah, usaha kita dengan memanfaatkan media komunikasi tak membuat jarak menjadi hambatan untuk meraih mimpi mendapat PLPBK”, ujar pak Mattego Ajam tersenyum sumringah.
------
Prabumulih,  28 Nopember 2013

2 comments:

inung said...

alhamdulillah, teknologi bisa memudahkan dan melancarkan upaya. Apalagi kalau ada aplikasi internet utk 'nakok' jarak jauh, pake robot yang dikontrol pake game facebook :)) Salam buat pak Ajam :)

zan P O P said...

mantap... jarak ga jadi penghalang buat terus berkarya... aku salut dengan mu Ami... #kasih 2 jempol

semoga proyek nya lancar n dapat membawa perubahan bagi masyarakat setempat.