Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Thursday, September 10, 2015

Semua Tak Jelas

"Ciaaaaatttt!!!!", aku berteriak sambil bergerak dengan jurus silat tak jelas, seperti semakin tak jelasnya sinetron-sinetron silat yang tayang di televisi akhir-akhir ini. "What's happen with my head!!", teriak ku keras tapi sekali lagi hanya berani di dalam hati.

Aku meraih sketch book A5, mencorat-coret tak jelas dengan pensil warna yang sudah hampir 4 tahun tak terpakai. "Grrr!!!", akhirnya aku menggeram kesal pada diri sendiri, dan menutup kembali buku yang menjadi korban sebuah ketidak-jelasan.


Yup, semua nya sekarang terasa menjadi tidak jelas. Segala Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) yang aku buat akhir-akhir ini bagaikan menjadi segala Rencana Kerja Tidak Lanjut. "Harus move on!", kembali aku bergumam memberi semangat pada diri sendiri. Tetapi di persekian detik kemudian semangat itu kembali loyo.

"Hei!! kamu belum menangis! menangislah meraung-raung seperti saat kamu tak mendapatkan sebuah coklat dari yai (sebutan kakek bahasa palembang) kala beliau datang ke rumah di waktu kecil mu dulu. Atau, menangislah seperti saat sepotong es krim dengan rasa coklat yang jatuh ke tanah tanpa pernah kamu rasakan lezatnya", suara di dalam hati berorkestra dengan nada yang juga tak jelas.

Aku merasa gemas sendiri, dengan kenyataan ku sekarang,, "Who am I????" sambil ngeloyor ke dapur cari cemilan dan segelas sirup jeruk dingin.

No comments: