Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Thursday, April 29, 2021

Antara Hareudang, Alergi Panas dan Daster

"Masih gatal-gatalnya?" Tanya suamiku yang melihatku menggaruk-garuk betis.

"Masih dikit," jawab ku sekenanya dan tetap saja tak henti menggaruk.

"Sudah jangan digaruk terus, malah nanti tambah gatal dan luka" ujarnya lagi.

Aku mengerlingkan mata, sambil cengengesan melihat perhatian lebihnya sambil berkata "siyap bos!".


Hari ini tepat 23 hari aku berada di Kabupaten kelahiran suami ini. Memang ku akui cuaca disini cukup ekstrim panasnya dibanding beberapa kota yang pernah aku singgahi. Tempat tinggal yang berada ditepi jalan pantura ini sangat ramai dilalui kendaraan-kendaraan besar. Pokoknya tiada henti suara deru mesin kendaraan yang berlalu-lalang baik siang atau malam.

Cuaca panas dan debu halus yang berterbangan ternyata mengalahkan ku, yang tadinya aku selalu tinggal di wilayah yang cukup sejuk sekarang harus beradaptasi maksimal. Tapi dari sini juga aku akhirnya menyadari kalau aku ternyata alergi panas.

Emang ada Alergi Panas?

Memang tak sebanyak orang yang mengalami alergi dingin, alergi panas ternyata ada "lah ini aku ngalami sendiri, hehehe."

Memang saat awal beradaptasi dikabupaten ini, hareudang (gerah) menjadi momok yang paling bikin tak nyaman. Alhasil keringat sering sekali bercucuran. Walau mandi berkali-kali tapi tetap gerahnya tak hilang. Kaos yang biasanya jadi pakaian andalanku sehari-hari ternyata tak cukup membuatku nyaman. 

Selang beberapa hari, aku pun merasakan gatal-gatal. Awalnya aku tak terlalu pedulikan, "paling juga digigit nyamuk" ujar ku dalam hati. Tetapi anehnya, semakin hari gatal-gatal itu semakin jadi, malah ada ruam atau bentol-bentol di kulit. Apalagi di tempat-tempat sering lembab oleh keringat seperti di leher, punggung belakang dan juga lipatan kaki.


Merasa gatalnya sudah tak biasa maka aku cobalah cari tahu di mbak google dengan menggunakan keyword gatal-gatal gerah. Fix!! setelah membaca beberapa artikel web kesehatan dengan menyamakan dengan gejala yang aku alami diketahui kalau aku alergi panas.

Untuk meredakannya, ya aku harus membuat tubuh lebih nyaman dan berusaha meminimalisir keringat. Jadilah seharian aku tak lepas dari hembusan sepoi-sepoi si kipas angin. Bagian kulit yang ruam/bentol aku olesi dengan lotion caladine (eh bukan iklan ya) biar adem. Dan yang paling penting mengikuti saran adik ipar ku, aku pun akhirnya memakai daster untuk di rumah sehari-hari.

Alhamdulillah, sampai hari ini gatal-gatalnya sudah mereda dan sepertinya aku juga sudah mulai terbiasa menjadi emak-emak berdaster di rumah, hehehe.



No comments: