Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Tuesday, March 9, 2010

Ke-09 : Si Amang

Selasa, 9 Maret 2010
Teringat aku cerita tentang "Si Amang" yang disampaikan oleh Kak Dedi Yanto (Assistan TA Community Building) pada saat Session tema "Pengembangan Kapasitas". Walau tidak sama betul, tapi kira-kira begini ceritanya:
Di suatu hutan yang lebat, hiduplah seekor siamang. Siamang ini mempunyai kebiasaan setiap dia makan, dia lebih suka memakannya di atas sebuah pohon yang ada di atas aliran sungai. Selain dikarenakan pemandangannya yang indah, di sungai tersebut ada segerombolan ikan yang selalu ikut menemaninya makan dari sisa-sisa makanan yang dia buang ke sungai. Ternyata, bagi gerombolan ikan tersebut hal itu juga ternyata menguntungkan bagi mereka, mereka tidak harus pergi jauh-jauh untuk mencari makan, cukup menunggu sisiamang dan merea akan tercukupi makanannya.
Melihat hal ini, akhirnya sisiamang merasa dia dibutuhkan dan ikan-ikan itu juga lama-kelamaan merasakan ketergantungan dengan sisiamang. Oleh karena itu, ketika sisiamang menyatakan bahwa ia sebagai raja, maka ikan-ikan tersebut tidak ada yang menolak.
Sisiamang mencintai ikan-ikan sebagai rakyatnya, ia selalu memenuhi semua kebutuhan yang dibutuhkan oleh ikan-ikan. Tapi ia mendapat kabar, bahwa akan terjadi banjir besar dari muara. Yup, sisiamang panik, bagaimana dengan rakayatnya? maka ia mengambil inisiatif untuk membantu rakyatnya (ikan-ikan) dengan cara mengangkat semua ikan-ikan dan menggendong di pelukannya di atas pohon, sampai banjir reda. Tapi, betapa terkejutnya sisiamang ketika dia hendak mengembalikan ikan-ikan ke sungai, ternyata ikan-ikan tersebut telah mati.
Hmmm... apa yang terjadi? ya ternyata sisiamang telah melakukan kesalahan yang fatal, karena terlalu cintanya ia kepada ikan, ia menjadi lupa kalau sebetulnya ikan-ikan tidak akan mati terkena banjir. Apa hanya itu hikmah yang kita dapat?
Aku teringat dengan desa dampingan ku, ya Allah, apakah aku telah melakukan sama dengan siamang telah lakukan kepada desa dampinganku. Apakah aku telah membuat masyarakat desa berketergantungan terhadap BLM? Apakah aku telah secara tidak sengaja menjadi seorang perusak ekosistem yang seharusnya telah dapat berjalan sebagaimana mestinya, tapi karena kehadiran program ini membuat masyarakat malah menjadi semakin buruk? dan aku takut ya Allah, aku akan berlaku seperti sisiamang yang ternyata malah berdampak buruk bahkan kematian untuk masyarakat? Selalu dampingi hamba Ya Allah.......

No comments: