Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Wednesday, July 14, 2010

ke-18 : PR

Kamis, 15 Juli 2010

Hebat!!! kayaknya insomnia ku kambuh lagi malam ini, hehehe. Kegiatanku hari ini berakhir tepat pukul 23.00 wib, dengan membawa PR (Pekerjaan Rumah) pemikiran tentang kegiatan sosial yang diputuskan oleh musyawarah masyarakat. Hmmm, mungkin posting ini jadi seperti laporan harian ku, karena mau posting artikel atau opini belum kepikiran, jadi kegiatan harianlah yang paling mudah untuk diceritakan. Oh ya, aku berterima kasih banget kepada Mas Inung atas sarannya di postingku terdahulu, sekarang gimana? sudah lumayan kan? ^_^

Seperti kesepakatan kemarin, hari ini tepat pukul 15.00 wib, aku bersama Popon Fasilitator Teknik langsung tancap gas ke Kantor Lurah Kelurahan Kepala Siring. Dan seperti yang kita duga sebelumnya, belum ada satu pun yang datang, hmm.. memang "jam karet" ini sepertinya sudah melekat dan menjadi budaya di negeri ini ^_^. Setelah menunggu kurang lebih satu jam, aku berinisiatif menghubungi Koordinator BKM, Bapak Syafei lewat sms, dan alhamdulillah tak lama kemudian beliau datang. Akhirnya, perjalanan survei lapangan kita dilakukan dengan sistem menjemput bola, Yup, kita yang langsung mendatangi lokasi, sedangkan BKM dan KSM lainnya menunggu di tempat.

Di awal perjalanan, kita mendatangi pak Junaidi yang menurut informasi Kak Iwan-Senior tadi pagi dia menanyakan dan mengusulkan satu kegiatan via telepon. Hmm.. langsung saja kita menuju ke TKP dengan berjalan kaki bersama (karena kelurahan ini terdiri dari gang-gang kecil ^_^ -red). Ternyata, pak Junaidi mengusulkan kegiatan perbaikan siring, tapi Huft.. ada yang tidak beres ternyata, setelah mendengar keluhan dari pak Junaidi serta masyarakat sekitar, yang katanya, "siring ini tersumbat, dan bau". Kita langsung tinjau lokasi, Ya Allah, benar-benar bau. Dan benar siring ini tersumbat, dan penyumbatnya adalah (-maaf) kotoran manusia. Ternyata masyarakat sekitar membuang kotorannya langsung ke siring, tanpa ada septick-tank.

Sebelumnya, sedikit aku jelaskan kalau Kelurahan Kepala Siring ini adalah kelurahan yang terletak di belakang Pasar- Pusat Kota Curup. Mungkin sahabat-sahabat yang tinggal di kota sudah bisa membayangkan, bagaimana padat dan kumuhnya daerah-daerah di belakang pusat kota. Memang ruko di depannya berdiri tinggi dan megah, tapi ternyata kehidupan di belakangnya sungguh memprihatinkan. Pemukiman padat penduduk, dengan gang kecil, dan sesuai dengan namanya 'Kepala Siring", Kelurahan ini memiliki aliran sungai dan terdiri dari banyak siring-siring kecil, dan dari 3 tahun yang lalu aku mendampingi kelurahan ini, tradisi buang air ke sungai atau siring sepertinya sangat sulit di ubah. Teringat aku perkataan Pak Rahman, "warga di sini walau sudah di buatkan WC, pasti masih ke sungai, lebih mudah, kotorannya langsung hanyut, hehehe". Pada siklus Pemetaan Swadaya (PS), hal ini telah kita bicarakan bersama, tapi sayang setiap kita mau buat WC umum, pasti terkendala ke tidak adanya lahan untuk membuat septick-tank. Sesuai dengan aturan program, dalam pengolaan dana tidak boleh diperuntukkan untuk ganti rugi lahan, dan masyarakat tidak ada yang mau menghibahkan tanahnya untuk dibuat septick-tank.

Kembali ke permasalahan pak junaidi tadi, kita berusaha untuk memberi pengertian, bahwa akar permasalahan yang dialaminya tidak akan selesai dengan memperbaiki siring yang tersumbat, tapi lebih kepada mengubah perilaku membuang kotoran ke siring. Kalaupun siring sudah diperbaiki, tapi bila perilaku tersebut masih dipertahankan, otomatis permasalahan tersebut akan kembali terulang. Setelah memberikan saran kepada Pak Junaidi agar melakukan musyawarah bersama masyarakat sekitar, dengan jalan keluar yang kita berikan, yaitu kesepakatan membuat septick-tank dan berhenti membuang kotoran ke siring. Perjalanan kita lanjutkan ke lokasi-lokasi lainnya yang di usulkan masyarakat.

Survei keliling Kelurahan Kepala Siring berakhir tepat pukul 17.30 wib. Kebanyakan usulan masyarakat adalah perbaikan siring dan rabat beton jalan lingkungan. Setelah kita rasa cukup, kita pamit kepada para BKM dan relawan yang telah membantu dan menemani kita survei. Hmmm.. aku senang sekali, di perjalanan pulang, aku melihat ada pelangi.. Subhanallah, indah niaan!! ^_^

Huft, kegiatan belum selesai, habis Isya, kita semua sudah berkumpul di basecamp untuk langsung menuju Balai Desa Air Meles Bawah-Curup Timur. Rencananya, disana akan dilakukan penyepakatan keputusan akhir dokumen PJM Pronangkis. Musyawarah ini lumayan berjalan alot, karena berdasarkan hasil survei lapangan dan telah dilakukan perhitungan penggunaan dana, ternyata semuanya diluar dari perkiraan, terutama untuk Gang Bunari yang terkenal "tidak pernah kering"nya. Gang ini harus benar-benar mendapat perhatian dan perhitungan ekstra, karena kontur tanah yang berbentuk cekung ditengah, bila berdasarkan perhitungan fasilitator teknik membutuhkan timbunan kurang lebih 5-7 kubik tanah. Yang menjadi perhatian juga adalah arah aliran air (pembuangan air), karena kita tidak mau adanya kejadian jalan gang sudah baik, tapi malah meyebabkan permasalahan baru misalnya; air yang tergenang ke tempat lain, atau yang paling parah terjadi banjir akibat kesalahan perencanaan pembuatan arah saluran air. Capeeek deh. ^_^

Setelah mendapat kesepakatan bersama tentang kegiatan lingkungan, maka pembahasan lanjutan masuk keperencanaan kegiatan Sosial dan ekonomi. Nah ini dia, PR yang membuat aku insomnia sampai sekarang. Di kegiatan Sosial di rencanakan akan dilakukan pengadaan tenda, ketika aku tanya kenapa? jawabannya, karena masyarakat disini bila mendapat musibah atau ada hajatan lebih mudah untuk mendapatkan tenda. Sebetulnya kegiatan ini tidak menyalahi aturan, selagi kegiatannya merupakan kebutuhan dan kemanfaatannya menyentuh warga miskin, that's ok!!

Hmm.. tapi kalau aku ditanya tentang kegiatan pengadaan tenda ini, aku sebetulnya tidak terlalu suka. Karena menurutku, pengadaan tenda bila diibaratkan investasi, merupakan invstasi yang memiliki nilai yang menurun. Karena berdasarkan perkembangan terkini, sudah banyak sekali kelurahan/desa yang melakukan kegiatan ini. So, pastinya akhirnya tenda ini hanya akan dipergunakan di kelurahan/desa setempat saja. Apa lagi bila perencanaan dan sistem pengelolaan tidak baik, maka aku yakin alat-alat tenda ini, lamban-laun akan berkurang dan akhirnya habis.

Sekarang aku sedang mencari cara serta strategi agar apa yang aku khawatirkan tidak akan pernah terjadi, dan sampai saat ini aku belum juga menemukannya, padahal kue bolu buatan emak sudah ludes duluan dari tadi, hahahahahaha.


22 comments:

Kopi Susu Pahit said...

lapar e' laporan diterima ...
rumit dan kompleks juga permasalahannnya daerah tersebut ...
tapi ya kenapa mesti tenda ... sebuah kebutuhan yang tidak sangat mendesak buat masyarakat disana ...

odah etam said...

kehidupan masyarakat kita memang memprihatinkan....
sukses slalu...mat aktifitas ya

Indiahnya Kebersamaan said...

Begitulah kehidupan sob :)

Salam kenal adja dari warga jogja >

Online49 said...

Sob mau tuker link nggak???

Online49 said...

Ikut ber cuap-cuap adja teman :)

Nilla Gustian said...

Ingin banget rasanya ikut terjun ke lapangan membantu masyarakat. Tapi kalau aku yang ikutan, mungkin malah menambah permasalahannya...hehe...

Semangat terus saudariku...!! ^_^

etam grecek said...

sebenarnya masalah itu timbul karena perilaku masyarakat itu sendiri....
kesadaran yg kurang,padahal untuk kepentingan masyarakat di sekitar....

etam grecek said...

sebenarnya masalah itu timbul karena perilaku masyarakat itu sendiri....
kesadaran yg kurang,padahal untuk kepentingan masyarakat di sekitar....

etam grecek said...

sebenarnya masalah itu timbul karena perilaku masyarakat itu sendiri....
kesadaran yg kurang,padahal untuk kepentingan masyarakat di sekitar....

etam grecek said...

sebenarnya masalah itu timbul karena perilaku masyarakat itu sendiri....
kesadaran yg kurang,padahal untuk kepentingan masyarakat di sekitar....

ELANG ANTARNUSA said...

Seharusnya mereka berpikir maju, ap karena mslah ekonomi yg membuat mereka begitu.
Mw ty, kerjanya mbak cerita hujan ap ? kog seperti pemberdayaan masyarakat. :)

odah etam said...

di sini aja ya sedikit aku jelaskan arti odah adalah tempat sedangkan Etam adalah kami jadi Odah Etam artinya tempat kami...klo mau di persingkat lg hilangkan hurup 'K'nya jadi artinya tempat ami...hehehehehe
sukses slalu ya ami....

Nyayu Amibae said...

>> Pak Lik : wkwkwkwk.. kirain sapa..trims

>> Odah Etam : oh.. gitu, trims ya...

>> Indahnya kebersamaan : hehehehe

>> Online-49 : aku belum punya link, entar aja ya... ^_^

>> Aku ingin pulang dikala senja : ayo ikut... dalam bermasyarakat, kita diminta untuk membantu tidak hanya dengan kemampuan fisik, tapi bisa dengan pemikiran... ^_^

>> Grecek : siiip....

>> Elang : Yup, aku kerja sebagai fasilitator pemberdayaan

>>

Boku no Blog said...

memang sulit untuk menyadarkan orang berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang sekitarnya.

kunjunagn di Sore ini ke tempat blog Sobat Bokunity.

Sukses selalu

inung halaman samping said...

qe3 udah enak nih alineanya, kan bisa selonjoran nih bacanya qe3

Masyarakat emang dinamis bin kompleks, mungkin ini tantangannya dan sekaligus indahnya pergaulan di sistem sosial kita :D salam dari Palmerah, Jkt

Damar said...

pertama, kangen bermain hujan-hujanan hhh. Kedua, ane saluuuut sekali perjuangan untuk pemberdayaan masyarakat pedesaan yang menunjukkan bahwa kita sudah seharusnya menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Ketiga, ane tertarik dengan analisis adanya penurunan nilai suatu benda.inilah konsep berpandangan ke depan, artinya sebelum melangkah telah dipikirkan apa dampaknya. Nais posting saudaraku

mixedfresh said...

semoga sukses ya mbak dengan masyarakat disana

Mhya said...

semangat terus dengan situasi masyarakat disana, moga sukses selalu!

Indahnya Kebersamaan said...

Balik dimari lagi sob hehehe, eh yang punya cewek ya kok manggilnya sob panggil tante pa budhe adja nich :)

Ozzys Blog said...

hoi sobat, jangan lupa istirahat, n met berkarya aja yah...

ariefborneo said...

Salut-salut saya acungkan 2jempok mba atas perjuanganoya...sebaiknya dri masyarakat nya sendiri hrus sadar dengan kebersihan dilingkungan sekitarnya...tetp semangat ya frend

Nyayu Amibae said...

All : Trim tuk komentarnya ya.... ^_^