Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Monday, August 23, 2010

Ke-10 : Mengeluh

Senin, 23 Agustus 2010





Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 17.37 wib, hmmm... kurang lebih setengah jam lagi baru lah waktu berbuka untuk waktu Curup dan sekitarnya.

Alhamdulillah ya Allah, sampai hari ini aku tetap berusaha sebaik-baiknya untuk mengisi waktu Ramadhan. Dan Alhamdulillah, aku mendapat penyadaran yang luar biasa yang menghujam kalbuku dalam Bulan Ramadhan tahun ini. Walau mungkin ini bukan Lailatul Qodar, tapi bagi ku, hal ini adalah nikmat yang paling luar biasa yang aku alami di bulan ini.

Kalau sahabat bertanya apa? dan kenapa? , aku minta maaf sekali aku belum bisa menceritakannya dulu sekarang, karena aku masih dalam masa belajar, dan aku takut bila ku ceritakan akan timbul Riya', huft.. aku mohon doa nya dari sahabat ya semoga aku berhasil ^_^.

Asli, hari ini puasa terasa sekali sob, walau aku tahu seharusnya tidak boleh mengeluh, tapi cuaca yang panas terik sangat membuatku kelelahan dan akhirnya menu berbuka bagaikan fatamorgana yang membayangi, apalagi kalau kita melihat acara di tv, huft, iklannya buat kita bisa lapar mata.

Mengeluh, terkadang kita tidak menyadarinya, terucap begitu saja, misalnya: lapar, haus, panas atau sebagainya. Apakah pantas kita untuk mengeluh? padahal habis bedug magrib semua keluhan kita itu terlewatkan. Hmm.. sob, tadi waktu aku seperti biasa bermotor di jalan, aku melihat seorang pemungut barang bekas, dengan pakaian kumal, tanpa lelah dia mencari dan mengaduk-aduk tong sampah. Ya Allah, aku jadi malu karena keluhanku, bagaimana dengan bapak itu? sehari-hari dia berpanas-panas untuk mencari sesuap nasi. Kalau kita menu berbuka itu bisa request tentang makanan apa yang kita inginkan, apakah anak-anak bapak itu bisa juga? malah aku berpikir diluar bulan ramadhan bapak itu dan keluarganya mungkin juga berpuasa. Terkadang kita di bulan ramadhan ini meminta untuk diistimewakan, jam kantor minta diperpendek, apakah bapak itu juga bisa berlaku sedemikian.

Hmm.. aku berharap sekali, semoga haus dan laparnya aku di bulan ini, bisa membuatku juga mengerti dan merasakan apa yang kaum miskin rasakan. jadi janganlah kita berlebihan dalam menu berbuka sobat! masih banyak saudara kita yang menderita.


7 comments:

Unknown said...

Sulit juga bila menu puasa 'biasa-biasa' saja, sebab seringkali menunya 'istimewa'. Betul sekali, hendaknya kita tidak berlebihan dalam menu berbuka puasa. Masih banyak saudara kita yang hidupnya menderita. Trims sharingnya sobat. Sebuah refleksi bagi kita semua. Semoga sukses dalam menjalani kehidupan ini.

ariefborneo said...

Puas memang mendidik kita agar menahan hawa nafsu jangan trlalu berlebhan dalam menu berbuka karna mash bnyak saudara kita yg kekurangan...

KOLABORASI POSTING said...

request akhh..., pengalaman ruhaninya selama ramadhan diceritain pas tanggal 27 agustus nanti ajah, sekalian ikutan kolaborasi posting.

hallah... *ngarep*

etam grecek said...

kalo ini kembali kelapar mata lagi tu.... jangan berlebihan dan makan secukupnya....

Damar said...

>Assalamualaikum Amie, maaf agak lama ndak berhujan-hujan di sini. biasa, kesibukan menumpuk

>bersentuhan denan kalimat lailatul qadr, merinding bulu kuduk ini, karena betapa membutuhkan suatu proses panjang sejak awl bulan puasa untuk mendapatkannya

>Seringkali kita harus mengaca pada kehidupan orang lain untuk mendapatkan banyak hidayah pada banyak keshalehan hidup

Nilla Gustian said...

Duduk membaca dan mengiyakan kata-kata kak Ami.

Segala sesuatunya hanya perlu kita syukuri ya kak :)

Gardoe Djaga said...

1.Psikologi motivasi mengatakan, otak dan alam bawah sadar manusia tidak mengenal kata tidak. 2. Hado darah kita akan mengikuti apa yang kita pikirkan yg kemudian kita ucapkan, atau sebaliknya. 3. Alloh itu sesuai prasangka hambaNya.

sahabat saya selalu mengingatkan untuk 'kalau terpaksa' mengungkapkan keluhan agar di ucapkan dengan kata kata positif yang akan memicu hado darah kita menjadi stabil dan bersemnangat.

Lapar! coba dirubah dengan Tidak Kenyang

Badan Lemas diganti Badan lagi tidak kuat

Sakit diganti tidak enak badan.

dan sebagainya. Semoga bermanfaat..