Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Friday, March 18, 2011

Auriga ( Bagian-3 )

13 Rabiulakhir 1432 H
Jum'at, 18 Maret 2011

 Baca cerita sebelumnya di sini : Auriga (Bagian-2)

---------------------------

"Alhamdulillah, akhirnya acara Fashion Show Mrs.Reiko berjalan dengan lancar dan sukses", gumam Auri sambil merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Diliriknya jam dinding berwarna hijau dan berbentuk keropi yang menunjukkan kalau sekarang sudah pukul 00.12 wib.  Sebetulnya acara tadi berakhir pukul 22.30 wib, tapi karena Mrs.Reiko memberinya acara kejutan perpisahan, maka Auri pun harus rela tetap dibecandain sampai malam oleh teman-teman, dan yang paling mengharukan Iyan terlihat meneteskan air mata saat mengucapkan perpisahan.

"Ayo Auri! kamu harus tidur sekarang! besok adalah awal hari baru mu!", ujar Auri pada diri nya sendiri, karena mulai besok dan dua puluh hari selanjutnya ia harus mengikuti proses perekrutan sebagai pengemudi busway. Auri tersenyum sambil memejamkan mata, dan dalam lelap ia pun merasa berada di antara gugusan bintang dengan cahaya capella yang menawan.


***

Auri berdiri dan bersandar di dinding lorong depan ruangan yang akan menjadi tempat tiga puluh orang calon pengemudi busway memulai proses testing tahap ke dua. Kabarnya ada ratusan pelamar yang berminat dan mengirimkan berkas untuk pekerjaan ini, tetapi setelah melalui test administrasi dan tertulis maka hanya tiga puluh orang yang diantaranya terdapat lima orang perempuan yang akan mengikuti test selanjutnya.

Auri tersenyum mendengar samar-samar celoteh mbak Susi yang menceritakan apa yang ia alami di perjalanan  menuju tempat test. Mbak Susi memang pandai bercerita, selain memang cerita yang dicerita kan nya memang lucu, postur tubuhnya yang  gendut membuat cerita lucu menjadi semakin lucu dikala perutnya yang bergoyang-goyang seakan-akan ikut tertawa. Yang paling senang nimbrung di cerita mbak Susi adalah Yuk Rina yang konon asli nya dari negeri tempat buk Bariah di film si Unyil. "Kalau ga percaya, tanya ke Auri?", ujar mbak Susi yang membuat ku  tersentak. "Apa mbak? maaf aku kurang nyimak tadi?", aku rada gelagapan, karena memang pembicaraan terakhir kurang ku simak.

"huhhh.. pantesan kamu ga denger, lah telinga mu ditutup earphone!", Mbak Susi pasang tampang cemberut dengan melipat-lipat muka nya yang bulat menjadi seperti bentuk jeruk bali yang terjatuh dari gedung lantai lima. "Hehehe.. maaf deh mbak, abis suntuk nih, kok lama bener mulainya, kan katanya dimulai jam tujuh, ini sudah jam tujuh tiga puluh lebih malah belum mulai."Iya, bener... kelamaan ini", ujar mbak Dian yang sedari tadi hanya memencet keypad hape ber-sms-an ria dengan suaminya yang kerja nun jauh di bumi cendrawasih. 

Tak lama kemudian dari kejauhan terlihat sosok Shinta sambil berlari-lari kecil membawa sebuah kertas. Shinta adalah wanita termuda diantara kami yang masih kuliah dan sedang proses menyelesaikan Tugas Akhir.  "Hmm.. memang Allah yang Maha Tahu, tujuan apa yang ada dibenak masing-masing, dan yang pasti semuanya mengalami hal yang hampir sama yang aku rasakan setelah memutuskan untuk berkerja di sini ", bisik ku dalam hati.

"huuh,, huh.. ", nafas Shinta terhengal-hengal setelah sampai di antara kami. "Ayoo.. mbak-mbak ku, sudah mau mulai, ini daftar dan jadwal urut ujian praktek kita", ujarnya. Mbak Susi mengambil kertas yang dibawa Shinta, semua berkerumun untuk membaca bersama:


Jadwal Test Calon Pengemudi Busway
  • Session 1 : Test pengetahuan tentang peraturan lalu lintas
  • Session 2 : Test Mengemudi
  • Session 3 : Test Pengenalan Mesin
  • Session 4 : Test Kesehatan
  • Session 5 : Test Mengemudi ke Jalur Busway
  • Session 6 : Test Akhir


"Ayo.. kita ke ruangan C-11", ujar Shinta semangat, kami tersenyum dan mengikuti langkah nya yang menari-nari. 

***

"Huaaalah.. maka nya, jangan belagu... perempuan kok mau jadi sopir... ya ga pantes!!", ujar Pak Chandra yang sinis membuat Auri merasakan ada gendang yang bertalu di dada nya. Ini adalah hari keempat belas nya melakukan proses test, dan pada test mengemudi nya hari ini memang ia melakukan hal yang fatal, roda busway sampai naik ke trotoar jalan gara-gara ia tadi mencoba menghindari seekor kucing yang entah kenapa bisa terduduk dengan manis di jalanan. "Jangan terlalu di dengar omongan Pak Chandra, memang orangnya begitu,,, ngomong selalu ga menjaga perasaan orang", ujar Mbak Dian yang tiba-tiba sudah ada di samping Auri. "Memang dunia ini sudah mau kiamat! lihat... perempuan-perempuan ini, mungkin sudah lupa kodratnya! mau apa hah? emansipasi?? hahahaha", tawa Pak Chandra semakin menjadi-jadi karena melihat Auri yang ditarik mbak Dian menjauh.

bersambung ke --> Auriga (Bagian-4)
-------------------------
Notes! huaaah,, maaf ya sobat-sobat ku, kelaman aku posting lanjutannya jadi ga enak nih. Hmm.. asli ga ada niat sama sekali untukku  buat cerita bersambung banyak kayak sekarang... ini aku cuma lagi coba mengembalikan lagi theme awal blog cerita hujan yang dulunya pingin aku jadikan untuk menampung hasil cerita-cerita asal jadi  yang aku buat.

Nah, kenapa bersambung? hehehe.. alasannya pertama karena memang cerita selanjutnya belum terpikirkan oleh ku... Gubraaak!!! jadi nih cerita asal banget,,, alias ga jelas arahnya kemana??. Kalau itu yang jadi pertanyaan sobat-sobat semua,,, aku jawab dengan jujur.. iya... aku sama seperti sobat-sobat pembaca sekalian, aku juga belum tahu ending nya gimana, hahaha.. (maaf kalau sobat-sobat jadi kecewa, memang terkadang jujur itu menyakitkan).

Terus.. alasan ke dua, karena aku merasa dengan membuat cerita bersambung, otomatis aku merasa seperti mempunyai hutang posting yang berkelanjutan, dan efeknya lumayan,, membuatku jadi ada semangat untuk melanjutkan posting (namanya hutang ya mesti dibayar toh? :)). Dan  alasan yang ketiga, mengutip kata Pakies pada postingnya yang terbaru, aku hanya mencoba membuat posting yang agak beda, dan mencoba menyampaikan suatu pesan dengan dibalut cerita pendek. Tapi entah... maknanya ketangkap atau tidak oleh sobat-sobat semua, (namanya juga usaha)  yang pasti aku ucapin happy blogging saja ya........... ^_^

10 comments:

Arif Bayu Saputra said...

Salam sahabat dari jember, yang penting semangat mbak.... lakukan dulu nanti pada akhirnya juga akan nemu inspirasi kemana jalan crita tersebut......hehehehe semangat ya mbak.... aku lho banyak belahar dari samean...hehehehe

zan P O P said...

Assalamualaikum Ami... ^^

santai aja mi...walaupun cerita bersambungnya belum tahu ending nya mau seperti apa,tapi saya tetep jadi pembaca setia cerpen maupun cerbung Cerita Hujan...

Tidak ada yang sempurna justru sebuah kekurangan kadang bisa menjadi nilai Plus kita...

Pokok nya tetep semangat, percaya diri, berusaha untuk menjadi lebih baik, dan enjoy...

Di tunggu ya cerita selanjutnya ^_^

Ferdinand said...

Ass. Sob...

walah GUBRAK!!!

tak kira ini bagian terakhir, ternyata masih ada sambungannya halah2.... hem... tapi aku mau nanggapin yg cerita udah mau abiznya aja ya sob... yg Pak chandra ng'cengin Auri hhe...

Ya biarpun Emansipasi juga gak menuntut wanita untuk kerja kasar, tapi klo dia'nya mau kenapa nggak? toh derajatnya sama aja, ya biarpun menurutku wanita kadang masih dianggap lebih lemah juga :D

udah ah, aku pamit dlu Sob...

semangat N have a nice day ...

Nova Miladyarti said...

apa kabar mbak? lama ga menyambang dimari.kangen:D
*ga nyambung sama postingan:D

Penghuni 60 said...

wah, kalo pengen nangkep makna nya aku musti baca dari awal nih... langsung ke awal cerita ah...

Piyen said...

ditunggu lanjutannya....
wuaaahh lama gak maen kemari.. udah banyak ketinggalan cerita nih kayaknya... :p

bahan ajar said...

udah lama dak kesiko, banyak nian cak nyo ceritaonya, ketinggalan ceritnyo ,ditunggu lanjutannya

Geafry Necolsen said...

cenat cenut nunggu lanjutanya..
jangan terlalu lama ya mbak, istriku nagih lanjutanya ke aku, (lho?)

zan P O P said...

malam ami...eh pagi... ^^

numpang lewat aja bentar ni...habis pulang malam mingguan hhhh....

Om Rame said...

jangan sampai, menghindari sesuatu namun justru membahayakan Lebih parah. baik diri sendiri maupun orang Lain. ibarat motto pegadaian, menyeLesaikan masaLah tanpa masaLah. kiranya itu akan Lebih baik diLakukan.