Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Monday, July 4, 2011

Ruang Gelap

“Tidaaaaak!!!!”, aku mencoba memberontak sekuat tenaga ku, tetapi apa yang bisa aku perbuat, aku tetap dimasukkan ke ruangan kecil, gelap dan pengap. Keadaan ku juga cukup menyedihkan, begitu lusuh.

Air mata ku tak sengaja menetes, setitik,,, dua titik,, dan akhirnya mengalir begitu deras merenungi nasib ku. “Sudahlah!! Untuk apa kamu menangis!! Beginilah nasib kita!!”, sebuah suara lantang menghentakkan ku untuk berhenti meratap. Aku baru nyadari kalau aku tidak sendirian di ruang gelap ini.

“Iya, untuk apa kau tangisi, lihatlah kami semua di sini, keadaan kami tak jauh menyedihkan dari mu, bahkan bisa kamu lihat dia, dia tidak hanya lusuh,, pakaiannya penuh robek disana-sini,, dan coba kamu lihat juga dia, dia begitu kumal hingga tak begitu jelas lagi pakaiannya berwarna apa”, ujar suara lantang yang berpakaian abu-abu itu sambil menunjuk ke arah sosok berpakaian hijau dan orange yang duduk berdekatan sambil memandang kearah ku.


Aku tetap tak dapat berkata satu patah pun, aku hanya memandang sekitar ku, ku dapati banyak sosok yang kurang lebih bernasib sama seperti ku yang duduk berlipat tidak beraturan di ruangan ini. Satu persatu pandanganku tertuju ke sosok-sosok yang terus memandang aneh ke arah ku, sampai pandanganku terhenti ke sosok lusuh berpakaian berwarna merah sama seperti ku, pakaiannya begitu menyedihkan, disana-sini terlihat robek dan bertambal dimana-mana. “Kenapa dia?”, akhirnya aku mengeluarkan suara pertama ku dengan lirih.

“Dia yang paling lama tinggal di sini, dan sepertinya dia tidak akan pernah keluar dari ruangan ini”, ujar sosok berpakaian abu-abu dengan berbisik seakan-akan ia tidak ingin suaranya terdengar oleh sosok berpakaian merah yang hanya diam seribu bahasa.

“Keluar? Apa kita bisa keluar dari sini?”, aku langsung tanggap mendengar kata keluar, karena itulah yang menjadi pengharapan ku sekarang. “Pasti kita keluar dari sini, apa lagi kamu yang berpakaian merah, nilai mu lebih tinggi dibanding kami yang hanya berpakaian abu-abu, orange atau hijau”, ujar sosok yang duduk di sebelahku. “Kapan?”, Tanya ku dengan mata yang berbinar senang. “Kami juga tidak tahu kapan, tapi yang pasti bila memang kamu dibutuhkan pasti kamu akan segera dikeluarkan dari sini. Tapi sudah lah, walau kamu keluar dari sini, aku yakin nasib mu akan tetap sama seperti di sini”, jawab sosok disebelahku menambahkan.

Suasana kembali hening, sesekali kami terguncang-guncang di dalam ruangan gelap ini, tanpa pernah tahu sebab kenapa ruangan ini sering sekali berguncang-guncang. Aku kembali duduk berlipat di sudut ruangan sambil tak henti-hentinya berharap akan segera dikeluarkan dari ruangan ini.

Entah berapa jam berlalu, akhirnya serberkas cahaya terang menyilaukan mata masuk ke ruangan ini, aku melihat pintu keluar terbuka lebar. “Aku ingin keluar!! Aku ingin keluar!!”, teriak ku sekeras nya supaya terdengar oleh sosok seorang ibu yang berada di luar sana.

Akhirnya sebuah tangan berjari lima menangkapku dan membawa ku keluar dari ruangan gelap yang bernama dompet itu. Tetapi kebahagianku ternyata hanya sesaat, aku kemudian dicampakkan di atas seekor ikan basah yang berbau amis. “Terima kasih buk!”, ujar sosok penjual ikan yang langsung menangkap ku dan memasukkan aku ke dalam laci dagangannya yang gelap, pengap dan bau.


27 comments:

Bunda Loving said...

Salam kenal....
ceritanya bagus dan sangat mengharukan...ini bukan pengalaman kan mbak...
aku follow ya..dan silahkan mampir ke blogku jg..

Mas Kholiq said...

salam kenal sobat.....

zan P O P said...

cerita yang inspiratif banget sob... secara ngga sadar ane udah di ajak untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi uang ^_^


hal ini seharusnya membuat kita sadar dan lebih menghargai uang kita karena bahannya yang makin lama makin ngga berkualitas jadi mudah sekali "lecek" dan itu secara otomatis mau ngga mau membuat BI harus mengeluarkan pecahan uang yang baru...

bener ngga sih, atau ane yang sok tahu ^_^'

zan P O P said...

eh iya... lupa bilang Terimakasih buat masukannya di posting ane "Kapan nikah...??!"

Semoga Ami juga cepat menemukan Imam untuk membangun sebuah Rumah Tangga... ^_^

Ifa Elbanaf said...

Assalamu'alaikum....
Weleh...makin TOP aj nih idenya. Aku sampe ngebayangin ruangan sel eeeee.....ternyata dompet ...
Aku tertipuuuuuuu...

Salut dech selalu punya alur cerita yg sulit ditebak!Assalamu'alaikum....
Weleh...makin TOP aj nih idenya. Aku sampe ngebayangin ruangan sel eeeee.....ternyata dompet ...
Aku tertipuuuuuuu...

Salut dech selalu punya alur cerita yg sulit ditebak!

Nyayu Amibae said...

Bunda Loving: salam kenal juga.. dan blognya ternyata keren,,hehe

Mas Kholiq : salam kenal juga

Sob Zan : hehehe,, iya sob,, semoga kita bisa lebih mencintai uang rupiah kita... oot: sama2 dan amiin,, terima kasih doanya :)

Jeng Iffa : Waalaikumsalam,, wkwk.. ga maksud nipu toh jeng,, cuma ikut merasakan.. abis lihat isi dompet uangnya lusuh semua,,wkwkwk

Unknown said...

Ujung-ujungnya cerita kembali kepada yang tersimpan dan berlaku. ( uang dalam dompet ).

Sukses selalu
Salam
Ejawantah's Blog

Damar said...

asalamu'alaikum,
wkwkwkk kocak banget dan inspiratif.
hanya ada satu penampilannya yang tak lekang oleh lipatan, si logam 1.000 yang juga bisa memberikan kemanfaatan untuk kerokan.

saya pernah ngobrol dengan seseorang yang membuat saya terhenyak adalah ucapan kelakar yang tidak lucu yaitu,
"untuk apa uang ribuan, buang saja"
sekarang ketika dia jatuh dari posisinya, pasti menyesali ucapannya. Semoga dia diberikan kebaikan yang lebih baik

Ummi Ubay said...

wahh gx nyangka ternyata ceritanya tentang uang mba

^^

chika suka pengolahan katanya

Arif Bayu Saputra said...

Inspiratif banget mba, semangat berimajinasi kembali lagi setelah membaca cerita samean mbak,,,,,,,,,:)

titoHeyzi said...

muahahhahahahaha..
kak dah lamo dak baco artikel dari sini..
keren nih perumpaamaannya, ternyata sekumpulan uang d dompet,, Hhe

pakde sulas said...

ha ha ha tak kira apaan, tak pikir sampean di sandera orang , kagak tahunya uang kertas didalam dompet he he he.....

sepuluh jempol dah untuk sampean ha ha ha....

cikal ananda said...

Permisi.. kunjungan pertama.. salam kenal n ijin follow ya.. makasi..

Eel Pecidasase said...

Tapi Konsekuensi nya Uang memang di ciptakan untuk di ambil manfaatnya bagi keselarasan umat manusia...

zan P O P said...

singgah lagi... sekalian mau nyambung obrolan di kotak komentar ane ^_^

ngga nyangka ane kalo Ami suka main game empire... kalo ane dulu pernah juga main empire tp lama2 bosan karena kesannya nyari2 musuh mulu, tp salut deh buat ami... bangun negaranya tp ngga nyerang cuma bertahan dari gempuran negara lain habis itu dapat hikmahnya pula...

mengenai orang miskin dan anak terlantar di pelihara oleh negara ane rasa bener deh... udah di jalanin kok... "orang miskin dan anak terlantar di pelihara negara... untuk terus tumbuh dan berkembang supaya bisa jadi tumbal ntar kalo musim kampanye dah tiba..."

Rizal said...

Wah, salam sobat dan salam damai! saya terbius untuk mengklik judul anda ketika saya membaca postingan anda, saya langsung terhipnotis dengan tulisan anda.
Tulisan yang hebat! semangat selalu. salam blogging
============================================
*Jangan Klik Judul Haram Ini*

BBM Haram! Itu Tolol Klik Di Sini
Koleksi Ilmu Pelet Celana Dalam Di Sini
Cara Ilmu Santet Dan Menggunakannya Klik Di Sini
biar blog anda ramai dan menguatkan SEO anda silahkan bergabung dan klik Di Sini
=============================================
Jangan Klik Judul Di Bawah Ini! Danger

Master SEO Hanya Merusak Di Mesin Pencari Google Klik Di Sini
Saya Tantang Para Master SEO Untuk Berkunjung Di Blog Coretan Rizal Silahkan Klik Di Sini
Konsultasi seputar blog, blogging, blogger klik Di Sini
=============================================
*Jangan Klik Seputar Agama Sesat Ini*

Islam Haram Untuk DiKonsumsi Silahkan Klik Di Sini

=============================================
*Jangan Klik Seputar Berita Porno Ini! Haram Hukumnya!

Kumpulan Gambar Porno Mahasiswi Yang Sedang Mandi Dikamar Hotel 100 Silahkan Klik Di Sini
Gambar Porno Mahasiswi Memakai Gaya Nungging Silahkan Klik Di Sini
Gambar Porno Kedua Orang Tua Anda Sedang Mesum Silahkan klik Di Sini
Gambar Porno Mahasiswi Yang Berjemur Klik Di Sini
=============================================
*Seputar Blogging! Tulisan Setan Jangan Klik*
Belajar blog lengkap dengan tutorial lainnya Silahkan klik Di Sini

Yang Belum Follow Silahkan Follow

iPayMu.com Pembayaran Online Indonesia said...

ceritanya enak, tapi mengharukan juga..
salam kenal ya mba..

sichandra said...

bagus dah penuh inspiratif banget ceritanya nih mbak :D

salam kenal dari sayaaa :)

saryadi nilan said...

nice post,salam love,peace and gaul,

pakde sulas said...

pakde pindah kost ke http://pakdesulas.blogspot.com

Merliza said...

di laminating mas uangnya :p
berkunjung pagi mas.. sekedar memberitahukan ada titipan... mohon di ambil, terimakasih :)

Belajar Photoshop said...

harusnya sudah bisa di museumkan atau di tukar ke bank ini sii mbak supaya di ganti dengan yang lebih baru :P

Dhymalk dhykTa said...

hahahhaa lama gue br mengerti...

untung liat pict yang di bawah...tp imajinasimu luar biasa kawan....

Majalah Masjid Kita said...

loh saya pikir ini seluas penjara atau semacamnya... ternyata hanya seluas dompet :p hehehehe... bagus metaphore nya :)

Bang Pendi said...

Sebenernya pengen ketawa tapi sudah terlanjur kesel sama Mba Ami karena Bang Pendi merasa tertipu, hehe. Kasihan juga tuh uangnya, tersekap dalam ruang gelap dan sampe lecek gitu! :)

indri said...

mending mba liat dompet uangnya lusuh2,
nah sy, buka dompet, blank, kosong, ga da uangnya sm skali. ckckckck....

btw salam kenal :)

Parlina Wi said...

saya suka, kejutannya oke,,,,
biasanya sy lebih memperhatikan ending cerita, dan sy suka endingnya...terus nulis mba.. salam kenal...