Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Monday, June 25, 2012

Fasilitator CD = Tukang Ojek ?

Aku tersenyum simpul, kala mendengar obrolan teman-teman yang mengatakan tentang issue hangat bahwa Fasilitator CD tak lebih dari seorang "tukang ojek". Ya,, aku hanya bisa tersenyum, lidah lu terasa keluh untuk ikut bersuara mengemukakan pendapat. Beberapa teman protes menentang habis-habisan statement itu, beberapa teman  ikut mengompori sehingga obrolan itu menjadi kian panas sepanas cuaca hari ini.

Hmmm, aku hanya mendengarkan sambil mengotak-atik hape, aku diam bukan karena aku tidak mempunyai sikap, atau aku membenarkan tentang issue tersebut, tapi aku hanya ingin mengambil makna dari issue tersebut, ya,, hanya sekedar ingin mengambil makna,, bukan kah tak akan ada asap bila tak ada api?

Dari awal bulan April 2007 aku menjalani peran ku sebagai Fasilitator CD, dan pendapat ku, menjadi seorang fasilitator CD betul-betul menyenangkan, karena dalam menjalan kan peran lebih banyak menggunakan hati nurani, ya hati nurani baik itu dalam menghadapi masyarakat atau dalam menjalankan peran di team.

Terus kenapa bisa ada issue kalau Fasilitator CD tidak lebih seperti tukang ojek ?

Hmmm,, seperti kata ku di awal, bahwa "tak akan ada asap bila tak ada api", yang artinya kita harus memandang dengan kaca mata yang positif. Tak bisa di salahkan bila teman-teman fasilitator CD semua pada protes dengan issue tersebut, karena aku pun begitu. yup! sikap mereka benar kalau fasilitator CD bukan hanya berperan bagai tukang ojek karena sebetulnya tonggak dari proses pemberdayaan itu paling banyak di pundak teman-teman fasilitator CD.

Kembali aku tersenyum, "aah,, tidak di Bengkulu tidak di sini, ternyata dilema peran fasilitator CD tetap berlanjut", ujar ku di dalam hati. Dari dulu kisah fasilitator CD yang katanya tidak terlalu penting dibanding fasilitator lainnya selalu menjadi bahasan unik. Yup!! bahasan unik di setiap rakord seakan-akan fasilitator ini tidak bekerja.

Benar kah tidak bekerja? hmm,, dan kembali juga seperti kata ku di awal kita fasilitator CD bekerja dengan menggunakan hati nurani, yang capaiannya mungkin tidak berbentuk  tapi bisa di rasakan, dan tentu nya harus di rasa kan dengan hati pula. Memang terkadang ada oknum fasilitator CD yang bekerja tidak memenuhi perannya sebagai fasilitator, tapi apakah harus karena nila setitik rusak susu sebelanga?

Sudah lah teman, anggap issue ini hanya sekedar issue, bukan kah tidak benar kita ini tukang ojek? hehehe, klo tidak benar kenapa kita harus repot memikirkannya, toh masih banyak hal penting yang perlu dipikirkan?

Come on!!  kita mempertanggung jawabkan saja semua pekerjaan kita secara moral kepada masyarakat dan kepada Allah SWT, memang sering terlihat rumput tetangga lebih hijau tapi kenapa kita harus memikirkan rumput hijau yang bisa jadi palsu kayak di iklan tv?, hmm,, dan sebagai catatan kecil untuk si penebar issue, apabila memang di lihat fasilitator CD tidak terlalu penting, ya dijaturi delete saja, gitu saja kok repot! ^_^

-----------
catatan singkat luapan isi hati sebagai fasilitator CD

6 comments:

inung halaman samping said...

"catatan singkat luapan isi hati sebagai fasilitator CD"

upsss... agak agak kesel nih +_+ always smile sista.

Betul juga, fasilitator atau mungkin jenis pekerjaan lainnya yang lingkupnya di tengah masyarakat, emang lebih banyak mengedepankan hati.

Terusannya, bekerja dengan empati, mendengarkan namun tetap memberi solusi. Plus menjadi sejawat komunitas, egaliter gitu :) plus peran komunikasi juga sangat berpengaruh banget.

:)

Arif Chasan said...

jalani saja... :D
semuanya hanya bisa berargumen.. bukan menjalani.. :D

halo.. salam kenal ya.. :D

Anonymous said...

Ambil hikmahnya aja gan.?.)

ince suanto said...

Fasilitator CD perannya seperti angin tak berwujud, tak berbau namun bisa dirasakan dan menempati posisi penting sbagai sumber kehidupan... dan terkadang sangat mematikan. Namun semua tergantung pada individu yg menyndangnya. Pemahaman akan tugas dan fungsinya sangatlah penting dan wajib... dari sanalah akan muncul rasa tanggungjawab sebagai seorang pemberdaya sejati... dan yg lebih penting mencintai pekerjaan.... cuyyy hehehehee

DicK said...

berdasarkan MSAP PNPM Mandiri Perkotaan (yg sampai saat ini belum berubah sejak th. 2007, tidak ada spesialisasi Faskel CD, yg ada Faskel Ekonomi, Faskel Sosial dan Faskel Teknik

DicK said...

dan semua Faskel (Ekononomi, Sosial, Teknik) adalah berperan sbg Faskel CD.