Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Sunday, July 22, 2012

Kulit dan Isi

Aku tidak akan menjadi sehat dengan meminum secangkir kepahitan kecuali aku menemukan madu sebagai endapannya.

Aku tidak akan selamat melintasi jalan sempit kecuali aku bisa mencapai padang rumput hijau di seberangnya.

Aku tidak akan rela kehilangan seorang teman dalam kabut surga begitu aku menemukan dia dalam kejernihan fajar.

Berapa banyak waktu mesti ku tahan menanggungkan sakit dan melepuh di bawah kerudung kesabaran, seraya mengangankan adanya ganjaran dan kebenaran. Tapi ketika aku membuka kerudung itu, aku melihat kesakitan telah berubah menjadi kesenangan dan yang melepuh telah berubah menjadi kesejukkan dan kedamaian.

Berapa banyak waktu harus ku jalani bersama sahabatku di Dunia-yang-Serba-Permukaan ini, bersungut-sungut sendiri menyesali ketololan dan kebodohannya. Tapi aku tidak juga sampai ke Dunia-Penuh_Kedalaman itu sampai aku menyadari sendiri bahwa aku telah menjadi tiran lalim dan temankulah yang menjadi arif lagi bijak.

Berapa lama aku mesti linglung karena tuak ke-dirian-ku, seraya beranggapan bahwa aku dan temanku bagaikan domba dengan serigala, sampai aku mendusin dari mabuk lalu tersadar bahwa aku dan dia adalah sama-sama manusia.

Saturday, July 14, 2012

Sosok Berpakaian Hitam

Jiwa yang lama segera pergi...
Bersiaplah para pengganti....

Gigi ku bergemeretak menahan tubuh yang menggigil kedinginan. Berselimutkan gelap bersama pakaian yang basah kuyup oleh hujan. "Ooh,, di mana aku sekarang?", sebuah tanya terlontar dari bibir keluh ku dan tak akan pernah aku temu kan jawab nya.

Seketika sebuah bulir air bening mengalir menghangatkan wajah ku berbarengan dengan langit yang bergemuruh bersahut-sahutan dengan kilatan petir yang sesekali memberikan bias cahaya dalam gelap ku.

Aku membuka mata, mencoba menemu kenali keadaan di sekitar ku. Ku duduk meringkuk memeluk ransel agar bisa lebih menghangatkan tubuh, merasa kan dinding yang lembab di sebelah ku. 


Monday, July 9, 2012

Sebuah Buku Usang Berdebu

Tak ada yang abadi.... 
Tak ada yang abadi....
Ooh,, biarkan aku bernafas sejenak sebelum hilang...


Sebuah buku usang berdebu menarik perhatian ku pagi ini. Buku yang sudah terlalu lama terduduk diam di atas lemari seolah-olah terlupakan. 

buku usang berdebu
Ku usap debu tipis yang menutupi sampul buku. Hmm.. aku ingat! ini adalah buku pemberian Nyai (Nyai - panggilan nenek dalam bahasa Palembang) ketika beliau berberes-beres setelah Yai suami tercinta nya meninggal dunia. Bagai mendapatkan durian runtuh, aku kecil yang saat itu begitu haus akan bacaan menerima nya dengan suka ria tanpa mengerti arti dari buku ini selain kesenangan bisa membaca cerpen-cerpen yang ada.

Wednesday, July 4, 2012

Perbedaan itu Indah

Huft, rasa penat menghinggapi ku setelah bercengkrama dengan coloumn dan row di sheet microsoft excel. Untuk sedikit menghilangkan penat, segera aku mengkoneksikan modem flexi, dan kemudian jejaring sosial hasil karya Mark Zuckerberg pun telah hadir terpampang di netbook putih ku.

Di beranda aku melihat dan membaca apa saja yang di tuangkan oleh teman-teman, berkali-kali aku memutar scroll mouse ke bawah, hmm... sebagian besar status yang tertulis adalah ucapan tentang Nisfu Sya'ban. Aah, aku tak akan menjelaskan tentang apa itu Nisfu Sya'ban karena sahabat sekalian kebanyakkan lebih paham atau kalau pun masih ada yang tidak tahu tentang Nisfu Sya'ban ada baiknya sahabat search saja di mbah google, tuh kan,, sudah banyak sekali yang menulis tentang hal ini.

Aku menarik nafas panjang, mengenang masa lalu, masa ketika menjalani bulan Ramadhan di kota Hujan Pat Petulai, mengenang bulan Ramadhan pertama ku di kota minyak ini, dan sekarang aku tersenyum sekaligus merasa sedih, akan kah aku dipertemukan dengan bulan Ramadhan tahun ini, bulan Ramadhan yang artinya tinggal 15 hari lagi ?


Sunday, July 1, 2012

Nasi Telah Menjadi Bubur

"Melamun?", sebuah tepukkan di pundak mengembalikan ku ke alam nyata setelah beberapa lama aku duduk terdiam sambil menengadahkan wajah menatap langit yang cerah, secerah sang mentari pagi melebarkan senyumnya.

"Sudah lama sekali tidak hujan", ujar ku lirih tapi tetap berharap sahabat ku yang sekarang berdiri di samping ku bisa mendengarnya. "ya, sudah lama sekali", jawaban singkat dari nya sekali ini ternyata menenggelamkan kami bersama dalam lamunan.


"Sekarang masyarakat desa sudah banyak mengeluh, hasil tanaman karet berkurang karena di musim kemarau getah karet menjadi sedikit. Eh, ketika getah hasil karet sedikit, ternyata harga jual pun tak berpihak kepada mereka si petani karet, lihatlah! harga karet menurun lumayan drastis,  hmmm,, dan aku di sini hanya bisa menjadi penonton tanpa bisa melakukan apa pun", ujar ku mencurah kan apa yang ada dalam pikiran ku kepada satu-satu nya sahabat yang selalu rela menjadi tong sampah untuk bermacam-macam uneg-uneg di hati.