Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Tuesday, January 8, 2013

Antara Komitmen, Konsisten, Pecundang dan Tarian Jemari

Suara Gemuruh bersahut-sahutan di langit kota Prabumulih, sejenak menghentikan ku dari aktifitas seharian di istana dingin, berkas-berkas kerjaan belum terselesaikan masih bertumpuk dan berserak di lantai petakan kamar ku, tapi entah kenapa jemari ini ingin sekali menari-nari untuk mencerita kan cerita hujan di sore ini.

Aku mengela nafas panjang, "Komitmen dan Konsisten" adalah dua kata mujarab yang menggelitik untuk ku menarikan jemari, dua kata yang saling berhubungan tersebut lah yang membuat ku hari ini sengaja menyepi di Istana Dingin.

Ku lirik lukisan hujan yang menyembur di kaca jendela kamar, hati ku pun ingin berteriak bersama tarian jemari, kenapa sering sekali komitmen tidak dibarengi oleh konsistensi? bukankah komitmen dibuat agar bisa diaplikasikan secara konsisten, untuk apa dibuat komitmen bila tak di lakukan secara konsisten, tidak kah itu sama dengan membuat suatu aturan, tapi secara nyata sendiri mengingkari?

Alunan irama lagu korea yang terlantun syahdu dari lepi, mengingatkan ku pada kak Meton. Kak Meton yang merupakan kakak sekaligus sahabat untuk berbagi tentang hal-hal yang tak mampu terucap dan terungkap tentang PNPM di dunia nyata, yang menjadi tempat ku berbagi,  mengkritik, mengadu dan yang terakhir pelampiasan marah atas ketidak adilan yang terjadi di dunia fasilitator.

Bahasan terakhir kami melalui chat, adalah tentang ciri-ciri seorang pecundang. Ada 3 jenis orang disebut pecundang, yaitu:
  1. Tidak tahu dan tidak mau tahu
  2. Tahu, tapi pura-pura dan tidak mau tahu
  3. Sok Tahu
Seseorang sebetulnya sadar akan komitmen yang telah ia buat, tapi kenapa seperti ciri seorang pecundang, sering kali mengingkari dan tidak konsisten pada komitmennya! mereka tahu tapi tidak mau tahu, entah apakah hati nya memang telah tertutup atau memang sengaja ditutup, hmm,, biarlah rinai hujan di sore ini yang menjawabnya.

3 comments:

munir ardi said...

Pecundang ini adalah sebuah hal yang paling ditakutkan kalau di luar negeri sana orang lebih memilih menjadi bodoh daripada menjadi looser

Raih Gaji Dollar said...

Konsisten pada komitmen sesuatu yang hatus dipertahankan, kalau ingin dihargai orang lain! Jadi pecundang, ogah ah!

Penghuni 60 said...

semua tergantung niatnya..
:)