Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Sunday, January 27, 2013

Profesional dan Proporsional

Pagi ini, kota Prabumulih kembali diguyur hujan, entah kenapa sekilas aku teringat akan masyarakat di desa dampingan, hujan pagi yang teratur mengguyur hampir setiap hari pastinya membuat mereka bersedih, karena aktifitas untuk nakok (menyadap) karet akan menjadi sulit atau akan tertunda, hasilnya pun menjadi tidak maksimal karena getah yang belum mengental sering kali hilang terbawa aliran hujan. Dan yang paling menyedihkan, mereka seperti habis jatuh tertimpa tangga, sudah penghasilan menyadap karet kecil, mereka juga harus menghadapi kenyataan bahwa harga karet menurun, karena imbas dari krisis ekonomi di negara luar.

Ditemani lagu Donna-donna nya RSD dan gemerisik hujan yang turun, aku teringat janji ku untuk membuat artikel tentang Profesional dan Proporsional kepada kak Meton, dua kata kata yang sungguh ajaib, karena memberikan inspirasi untuk ku kembali menulis di blog ini.


Profesional adalah kata yang sering kita dengar, kata yang mudah terucap tetapi tak semua bisa/mudah dalam pengaplikasiannya. Ada baiknya sebelum aku membahas lebih lanjut, kita lihat dulu pengertian kata profesional dari kamus besar bahasa Indonesia.

Dari kamus, Profesional adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang dilakukan dengan keahlian atau keterampilan yang tinggi. Hal ini juga berpengaruh terhadap penampilan atau performance seseorang dalam melakukan pekerjaan di profesinya. Profesional mempunyai makna yang mengacu kepada sebutan tentang orang yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan ujuk kerja sesuai dengan profesinya. Penyandangan kata profesional ini telah mendapat pengakuan baik secara formal atau informal.

Kata profesional berasal dari profesi yang artinya menurut Syafruddin Nurdin, diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut di dalam science dan teknologi yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk di implementasikan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat.

Bagaimana? sudah cukup jelaskan pengertian dari kata profesional?  kalau begitu sekarang mari jenguk juga pengertian dari kata proporsional, menurut kamus besar bahasa Indonesia, proporsional artinya sebanding atau berimbang, atau bisa dikatakan melakukan dan menempatkan sesuatu sesuai dengan tempat  dan kadarnya.

Hmm dua kata yang memiliki sedikit kemiripan dalam pengucapan ini memiliki arti berbeda tetapi terkadang juga saling berhubungan satu sama lain.

Dalam dunia kerja yang membutuhkan kerjasama team seperti pekerjaan fasilitator, kata profesional kurang lebih memiliki arti yang mengatakan semua pekerjaan bisa diselesaikan dengan tepat waktu dan hasilnya tepat seperti yang diinginkan. Sedangkan, kata proporsional memiliki arti yang mengatakan bahwa suatu pekerjaan atau tugas disesuaikan dengan porsinya atau disesuaikan dengan kemampuan yang mengerjakan sehingga pelaksana pekerjaan tidak sampai memiliki pekerjaan yang menumpuk dan dikejar deadline.

Pemberian pekerjaan/tugas yang disesuaikan atau proporsional  nantinya akan mendapatkan hasil yang sempurna karena dikerjakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.Tetapi pemberian tugas pekerjaan yang melebihi kemampuan juga dianjurkan namun haruslah secara bertahap, hal ini untuk meningkatkan kemampuan tim atau tiap personel ke tingkatan selanjutnya. Penambahan tingkat kesulitan ini diberikan secara bertahap namun pasti, jangan penambahannya secara drastis yang akan menyebabkan KO-nya si pelaksana.

Jika proporsional sudah dilakukan dan secara bertahap tingkat kesulitan juga dilakukan penambahan secara otomatis perlahan-lahan kata profesional itu akan muncul setelah melewati waktu yang tidak dirasakan. bukankah ini artinya, Profesional tidak tercapai jika tidak melewati sebuah proses-proses yang mendukung untuk bisa profesional, tak terkecuali harus melewati proses proporsional? hmm,, semua memang memerlukan proses pembelajaran.

4 comments:

Anonymous said...

Turut bersedih dengan apa yang dialami oleh warga desa Dampingan. Semoga mereka bisa mencari alternatif lain menghadapi masalah ini...

Ifa Elbanaf said...

Assalamu'alaikum Sist.....
Hmmm...Prabumulih hujan ya? sama dunk seperti di LA hehe cuma disini ga ada aktifitas penyadap karet. Turut prihatin tapi semoga ada berkah dalam hujan dan ceritanaya ya.. :)

e iya, tuntutan profesional kalo tak proprosional ya bisa berantakan juga artinya harus ada yang dikorbankan. Kalaupun bisa secara "akal" namun waktu kita terbatas untuk menuntaskan seribu urusan dalam waktu yang beesamaan. So....betul ne dengan tulisan paragraf terakhir. Sukses selalu dan semangat!!!!

Pakies said...

Sepakat, segala sesuatu yang dilakukan dengan ketekukan yang disesuaikan tahapan2nya, Insya Alloh membuat kita lebih memahami apa yang kita lakukan bahkan bisa menjadikan kita menjadi profesional terhadap bidang yang kita hadapi. Karena dalam setiap prosesnya kita menjadi lebih tahu dan lebih paham bagaimana dan apa yang harus kita kerjakan

syabany said...

terimakasih atas informasinya sangat bermanfaat