Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Thursday, February 14, 2013

Tentang Kemarin, di Payu Putat

Bangun tidur pagi ini, kepala ku terasa berat sekali, bersin-bersin dan pilek mewarnai pagi yang dingin dari sisa hujan deras semalam. Koneksi internet masih juga lemot sehingga untuk mengirim email yang bersize kurang lebih 9Mb-an itu bisa diibaratkan seperti kondisi jalanan kota Palembang yang selalu macet dan padat merayap di jam kerja, "hmm,, semoga saja bisa selamat sampai tujuan", ujar ku di dalam hati mengkhawatirkan nasib si email sambil kembali menarik selimut.

Sembari menunggu, jemari ku ingin sekali menari di atas keyboard untuk menceritakan apa yang aku alami kemarin.

Bersama dengan fasilitator teknik, kami kemarin menuju kelurahan Payu Putat, kelurahan yang berjarak kurang lebih 20 km dari pusat kota Prabumulih itu adalah wilayah yang paling rawan banjir, karena letaknya yang sangat dekat dengan sungai Lematang. Sering sekali kegiatan infrastruktur tertunda di kelurahan ini, karena memang kondisi alam sering tidak memungkinkan untuk melakukan pembangunan.

Seperti hari kemarin, ternyata sungai lematang kembali meluap, menggenangi hampir seluruh wilayah yang letaknya paling dekat dengan sungai, jalan setapak menuju rumah koordinator LKM pun hanya terlihat bayang-bayang, untungnya aku di bonceng, kalau misalnya aku harus mengendarai motor sendiri rasa nya aku tak akan mampu,,hehehe

Hamparan Banjir yang harus dilewati sebelum sampai di lokasi pelatihan
Setelah dari rumah koordinator LKM, kami pun menuju ke tempat dimana pelatihan kegiatan sosial pembuatan lemari dari aluminium di lakukan, dan yup, kami kembali dihadang hamparan air yang luas. Untuk menuju ke rumah dimana pelatihan itu terlaksana, kami harus  tertatih-tatih melewati hamparan air yang tinggi nya hampir mencapai lutut ku, rasa was-was menghinggapi ku saat melewati banjir itu, karena jalan sama sekali tak terlihat oleh keruhnya air, "Hmm.. semoga saja aku tidak terpeleset dan kecebur!", ujar ku dalam hati.

Alhamdulillah, akhirnya  kami sampai juga ke rumah dimana tempat pelatihan itu dilaksanakan. Rasa cemas akan air (karena aku tidak bisa berenang-red) pun segera sirna, karena aku melihat semangat dari peserta yang melakukan pelatihan. Pelatihan yang di mulai sejak hari Sabtu kemarin itu sepertinya begitu dinikmati oleh peserta pelatihan, sesekali ku lihat mereka bercanda saat kesulitan untuk melubangi aluminium tempat baut nantinya terpasang dengan alat bor yang ternyata mempunyai cara dan teknis tersendiri.
 
Peserta pelatihan yang saling bercanda
Setelah  selesai melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan, kemudian kami pun kembali ke rumah koordinator LKM untuk membuat rencana kerja selanjutnya,  kali ini aku  mendapat ide untuk selalu berpegangan ke ranselnya si fasilitator teknik,, hehehe,, jadi tidak terlalu takut lagi berjalan tertatih melewati hamparan banjir. ^_^

7 comments:

edi raih gaji dollar said...

Yaa dimana-mana sekarang banjir, malas keluat rumah!

metrolisa said...

kalau ada banjir seperti ini pasti akan teringat terus perjalanannya karena ada tantangan

Piyen said...

pekerjaan yang penuh tantangan ya...

BlogS of Hariyanto said...

luarbiasa, ternyata banjir tak menghalangi niat untuk berbagi ilmu demi kebaikan....salam sukses selalu dari Makassar :)

Pesta ulang tahun said...

jangan jadikan banjir sebagai alasan untuk melakukan segala hal ..

Obat Demam Tifoid Herbal said...

huft memang saat ini banjir terjadi dimana mana apalagi musim penghujan seperti sekarang !!

syabany said...

terimakasih atas informasinya sangat bermanfaat