Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Sunday, May 19, 2019

Kebangkitan Nasional Era Milenial


Good Morning Guys,
Hari ini tanggal 20 Mei, masih ada yang ingat ini hari apa? 
---lirak-lirik---

Hari Senin..
Hari ke 15 Ramadhan
Hari Ulang tahun, eh minta kado?

Hahahahha
Betul semua, :D
Tapi bukan itu yang ingin aku bahas pagi ini, tapi ada yang ingat kah kalau tanggal 20 Mei adalah hari Kebangkitan Nasional?
---lirak-lirik lagi---


Siiip, ada yang angguk-angguk kepala artinya masih pada ingat ya :D
Tak bisa ditampik, semangat Nasionalis sekarang sedikit bergeser apalagi dikalangan generasi muda. Padahal seharusnya momentum Kebangkitan Nasional di tahun ini dapat menumbuhkan lagi kesadaran Nasional sebagai Bangsa Indonesia. 
Mengingat kembali sejarah panjang Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang bermula dari lahirnya organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 oleh para pelajar di School Tot Opleiding Van Inlands Artsen (STOVIA). Yang kemudian pada tahun 1948 ditetapkan oleh Presiden Soekarno bahwa tanggal 20 Mei adalah hari bangkitnya nasionalisme. Sudah semestinya pada tanggal 20 Mei di tahun ini juga menjadi tonggak sejarah kebangkitan nasional di era milenial.

Kebangkitan Nasional Era Milenial?

Yup, betul sekali guys! 
Secara tidak sadar tapi sangat berdampak sekali, kaum milenial sekarang lebih kebablasan dengan masuknya budaya-budaya asing yang tak terfilter sama sekali. Kalau tak percaya, hayo  banyakan  hafal nama artis korea apa nama pahlawan nasional Indonesia? Semua pasti pada cengar-cengir sekarang.
Masih belum percaya juga? Coba deh kamu lebih ingat kronologis sejarah perjuangan Jendral Sudirman atau kronologis perjuangan Kapten Marvel di film Avenger? Eh akhirnya semua pada tertawa terbahak-bahak.

That's right guy!
Diakui demikianlah kita sekarang di era milenial.  Budaya asing yang masuk bagai dunia gemerlap yang menyilaukan mata. Beda dengan sejarah dan budaya kita yang sekarang dianggap kuno dan kusam. Semua berlari ke arah dunia yang gemerlap dibanding berusaha memperbaharui kusam dan kuno budaya yang hanya dipandang sebelah mata.
Media masa baik cetak maupun elektronik yang beredarpun mendukung hal itu, banyak yang lebih suka mengumbar gosip artis dibandingkan memflashback tentang para pahlawan. Aah.. aku pun ikut menghela nafas panjang teringat  kembali semboyan Soekarno tentang "Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah atau disingkat Jasmerah"yang semakin terlupakan.

Aku kayak curhat?
Ho oh beneran nih, curhat colongan, hahaha.
Mungkin ini sedikit keprihatinanku  dan kegalauanku akan bangsa Indonesia ini. Memang tak bisa dipungkiri kemajuan teknologi banyak berpengaruh positif di kehidupan. Akses informasi yang dahulu sangat tertutup sekarang terbuka nyata kepada siapa saja. Semua begitu dekat dan mudah ada di genggaman melalui telepon seluler (hp). Tapi kemudahan tersebut membuat kita bagai seorang yang gagap, kecanduan dan malas. Akal yang harusnya menjadi kelebihan utama manusia diciptakan selain makhluk lainnya kok kadang sekarang tak dipakai. Sering loh aku lihat orang yang menghitung hitungan sederhana saja mesti buru-buru membuka aplikasi kalkulator di hp, makjleb!! jadi tepok jidat.
Aku juga meringis perih saat membuka aplikasi sosial media, makian, hujatan kebencian, dan berita hoax berkeliaran wara-wiri mencari mangsa dan memecah belah bangsa. Semua kekeuh pada ego masing-masing bahwa pendapatnya seratus satu persen benar dan tak bisa diganggu gugat.
Merasa jengah, aku pun berlari ke lapangan dekat rumah. Eh, gubrak lagi yang tadinya aku berharap akan menemukan anak-anak yang bermain kelereng, layang-layang, lompat tali dan beberapa yang berdiskusi tentang komik yang dibaca seperti saat jaman kecilku di era 80an. Aku harus kembali kecewa karena hanya mendapati segerombolan anak-anak yang asik bermain games online, duuh...

Jadi gimana?
Tak muluk-muluk sih Kebangkitan Nasional di Era Milenial ini baiknya menjadi memontum bersama untuk berintrospeksi dan bangkit dari keterpurukkan budaya, pembiasaan yang tak baik dan lainnya. Lintas generasi pun mempunyai tanggung jawab yang sama. Semua mempunyai andil yang sama untuk menjadikan Indonesia lebih baik. Ingin mendapat buah mangga maka tanamlah pohon mangga. Begitupun bila ingin Indonesia lebih baik maka harus bangkit bersama menjadikan lebih baik. Ego individual ya dikantongi dulu, ketidak perdulian ya suruh minggat kalau perlu beri ongkos biar pergi jauh. 

Yukk semangat Memperingati Hari  Kebangkitan Nasional 


Bangkit bersama, Merdeka!

No comments: