Selasa, 27 April 2010
Sunyi, bunyi jangkrik dari balik pepohonan selalu menemaniku menghabiskan malam. Ku nyalakan televisi yang hampir semua channel berisi sinetron, selebihnya berita yang selalu mengulang-ulang dari sepagian tadi.
Hmmm... Tak sengaja aku bertanya pada diriku sendiri, apakah yang aku cari di dunia ini? Cepat sekali otak kananku menjawab, "BAHAGIA". dan seperti biasa otak ku kembali bertanya, Sudahkan aku menemukan Sang Bahagia?
Bahagia itu penuh arti, setiap orang memiliki definisi sendiri-sendiri mengenai bahagia.
Aku teringat sahabatku Mumun, jujur aku sungguh merindukannya. Merindukan bersama-samanya keliling desa. Memang benar kata orang, kita akan lebih menghargai sebuah kebahagian bila kita sudah menjalaninya. "Mun, andai kau membaca posting ku ini aku pasti malu sekali, tapi jujur, itu yang kurasakan sekarang".
Ingatanku flashback ke masa awal kita bertemu. Tahun 2007 ketika kita ditemukan menjadi satu tim. Awalnya aku memanggilmu penyakit, karena memang kamu seorang penyakit. :) sikapmu yang aneh dan norak ketika kita sosialisasi di desa, membuatku menjauhimu. Kalau masih ada teman tim yang lain, pasti aku lebih memilih bersama mereka dari pada dengan mu.
Tak tau awalnya dari mana kita bisa akrab. Sikapmu yang sok akrab ternyata bisa membuatku berubah, karena ada sesuatu yang indah dibalik penyakitmu yang selalu tebar pesona. Sesuatu itulah yang membuatku bisa membuatku menyelami dirimu sebenarnya. Masa itu sungguh menjadi masa yang menyenangkan. Aku memiliki mbak Dewi yang keibuan dan menjadi sosok kakak perempuan untukku di sini, Kak Yudi yang yang bekerja super cepat, dan Kak iwan, seniorku yang kadang menyebalkan tapi ternyata aku belajar darinya.
Pada tahun 2008, terjadi perolingan fasilitator di Korkot-3. Kak Yudi dipindah ke Team-24 dulunya, bersama dengan Kak Ince Sebagai senior fasilitatornya. Dan Di team ku masuklah Kak Duwi Sebagai Fasilitator Teknik pengganti Kak Yudi. Hufft... Ternyata berat juga, kami dulunya sudah bisa saling memahani dan sudah seperti keluarga, akhirnya mesti kehilangan kak yudi. Hmm.. memulai lagi kita berjuang dengan sedikit beradaptasi dengan kak Duwi.
Selanjutnya aku lupa kapan tepatnya adendum kontrak lagi, pada saat itu Korkot 1 Bengkulu Utara mengalami perombakan besar-besaran karena tidak ada kelanjutan program. Otomatis banyak fasilitator Utara yang mengalami rehat dan harus kehilangan pekerjaan. Aku tahu sebetulnya sulit sekali bagi KMW 7 untuk meng-rekomposisikan fasilitatornya, karena sungguh dulu benar-benar terasa keakraban diantara kita. Yup.. Team Work benar-benar terasa indah dahulu. Akhirnya keputusan dibuat, dan aku mesti kehilangan kembali Sobat team ku. Kali ini mbak dewi yang mesti rehat, karena berdasaran keputusan dulu fasilitator yang suami-istri mesti rehat salah-satunya. Team ku kembali berubah, hanya aku, kak iwan dan mumun yang bertahan, Fasilitator teknik Kak Duwi diganti oleh Kak Ateng, dan Fasilitator Pemberdayaan Mbak Dewi, diganti oleh Pak Omi. Greaaat!!! 3 Bulan yang menjenuhkan. tapi jujur sahabat Mumun inilah yang selalu memberiku kekuatan. Yang selalu mendengarkan keluhanku. Yang mungkin juga dia sering melihatku menangis.
Hanya bertahan 3 Bulan, komposisi team ku kembali berubah. Pada saat itu Program Visew masuk ke Propinsi Bengkulu. Dan kak Ateng menjadi Korkotnya untuk wilayah Kabupaten Rejang lebong. Kak Ateng di gantikan oleh Rahmad Hidayat, tapi itu juga tidak bertahan lama, pada tahun 2009 komposisi team kembali mengalami perubahan, yang dulunya 1 team memiliki 1 fasilitator Teknik, menjadi 1 team memiliki 2 fasilitator teknik. Dan otomatis Fasilitator pemberdayaan mesti berkurang 1 dari setiap team dan komposisi pendampingan 1 team berbanding 9 desa/kelurahan.
Tahun 2009 ini adalah tahun yang paling membuatku down. kenapa tidak, aku banyak kehilangan sahabat-sahabat Fasilitator pemberdayaan, Heni, dang mery, Mbak dewi, Mbak Julidar dan lainnya. Kembali masa yang sulit, karena team ku mengalami reposisi dengan 6 Desa baru. dan kembali juga Mumun yang selalu menghiburku.
Ternyata pada akhir tahun 2009, mimpiku dulu akhirnya menjadi kenyataan. Sebetulnya aku senang Mumun mendapat rekomendasi menjadi Askot Mikrofinance. Tapi di satu sisi lainnya, aku ternyata kehilangan sahabat sejatiku. Tak ada lagi jalan-jalan ke desa bersama.
Tak tahu, apa aku yang cengeng atau bagaimana, sampai sekarang aku masih merindukan teamku yang dulu. Sebetulnya aku masih bertemu selalu dengan mbak dewi yang sekarang menjadi fasilitator Pemberdayaan PAKET, dan aku juga selalu bertemu Mumun dikala aku ke korkot. Tapi, tetap aku merasa ada yang hilang.............
1 comment:
oMg begitu dalamnya ikatan persahabtanmu hehehehhehe... yaaaaahhh inilah dunia ndo datang dan pergi silih berganti bagai dedaunan hijau, menguning dan akhirnya hilang dari ranting tersapu anginn dan diterpa hujan lapuk dan kembali menyuburkan tanah untuk kehidupan baru lagi.....s mga sahabatpun demikian sampai kapanpun tetaplah bermakna bagi kita. amiiiiinn
Post a Comment