Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Monday, May 24, 2010

Ke-30 : Pelajaran Hidup

Senin, 24 mei 2010

Alhamdulillah, akhirnya kami dapat menyelesaikan laporan bulanan dan laporan BOP. Karena selesainya jam 16.30 wib - an, maka aku putuskan tuk sholat Ashar di kost ajalah, lebih enak, sudah mandi mesti sueeeggeeer!!! hehehe
Seperti biasa, menanti waktu sholat magrib, aku coba merefleksikan kembali apa yang aku alami hari ini. Hmmm... alhamdulillah senua berjalan lancar, kita melakukan kerjasama team yang menyenangkan dalam proses pembuatan laporan bulanan (Lapbul), akhir yang indah sampai titik kita menjilidnya bersama, hmmm.. mantaf walau ada yang kertas jilidnya double.. hahahaha
Blog ini memang sudah seperti catatan harian bagiku. Tadi pagi aku miris sekali mendengar percakapan Kak Hus, Sri dan Kak Sol mengenai "Mumun". Hmm... sabar ya Mun, memang semakin tinggi sebuah pohon, maka akan semakin kuat juga angin yang menerpa.
Ya Allah, teringat aku ketika aku masih menjadi asmandat dulu, apakah teman-teman faskel juga membicarakan ku seperti ini? Eitttss.. Azan, aku sholat bentar ya........

---------------------------------- SHOLAT ---------------------------------------

Selesai.... Lanjut lagi ya... hehehe... Hmmm.. aku sadar, kalau sebetulnya aku juga bukan seorang Faskel yang baik, aku bisa menjadi faskel juga karena kebaikan Pak Pe.
Tapi Ya Allah, aku sungguh-sungguh bersyukur bisa akhirnya menjadi faskel seperti sekarang ini.
Hmmm.. Allah Maha Besar, seluruh hidupku aku rasakan sebagai sebuah pembelajaran. Di program ini, alhamdulillah aku mengawali pembelajaranku dengan menjadi operator komputer di KMW7. Yup... aku mendapat pembelajaran yang hebat di sana. Bagaimana aku belajar komputer dari Pak Inu dan Pak Fajar. Bagaimana aku belajar menjadi keibuan dari Ibu Nursenab. Bagaimana aku belajar Corel Draw dan Photoshop dari Pak Saimudin dan Ambo, Bagaimana aku harus menghadapi kegugupan seperti menghadapi pak pe. belajar adab-adab islami dari Darman, belajar dewasa dari pak ade, dan bagaimana aku menempatkan diri sebagai seorang supporting staff bersama sobat-sobatku.
Tahukah sobat, langitku terasa seperti runtuh ketika aku direkomendasikan menjadi seorang asmandat oleh pak fajar. Sebetulnya itu adalah anugerah yang harus aku syukuri. Tapi aku sedih, karena aku sebetulnya sudah nyaman menjadi seorang operator komputer. Teringat aku ketika pak ade membimbingku untuk menjalankan aplikasi, membuatkan email korkot-3 ,hiks... tak ayal air mataku tak berhenti mengalir sampai paginya aku langsung menuju Curup.
Yup... Pelajaran ke-2 yang allah beri adalah aku menjalankan suasana di korkot. Karena korkot-3 adalah korkot tambahan, maka komposisinya hanya ada seorang korkot: Pak Syam. Asmandat, Sekretaris: Erica, Operator Komputer: Heri, Office Boy: Ansori dan Driver: Uda.
Aku tidak terlalu lama larut di dalam kekeluargaan korkot, hanya sekitar 6 bulan, dikarenakan adanya aturan asmandat harus berlatar belakang pendidikan Sarjana Komputer (S.Kom) maka, otomatis seluruh Asmandat KMW7 Waktu itu harus meninggalkan posisinya.
Pak Pe sebagai TL pada saat itu merekomendasikan kami semua (asmandat) kecuali pak ade untuk menjadi fasilitator. Kita diberi waktu 10 hari untuk mempertimbangkannya. Yup.. Akhirnya aku dan Ambo mencoba mempertimbangkannya dengan mengikuti pelatihan dasar bagi Fasilitator di BPG. Bagaimana dengan Darman? Hmm.. teringat aku ketika mengajak Darman untuk coba-coba menjadi Fasilitator. Jiaaah.. apa yang aku dapat: Aku mendapat kultum dari Darman, yang intinya "..........janganlah pernah melakukan sesuatu dengan setengah-setengah.", setelah aku ceritakan dengan Ambo, Ambo tertawa terbahak-bahak mendengarnya.. Hmm.. kenangan terakhir kami mantan asmandat bercengkrama adalah dengan menonton film bersama yang aku lupa judulnya (tanya pak Inu) di Aula BPG. Yup.. perjalanan kami dimulai, Darman kembali ke Jambi karena dia merasa kehidupan faskel tidak cocok untuknya, dan aku beserta Ambo menjadi fasilitator di wilayah kita masing-masing. (Karena kita dapat mandat pakpe untuk membimbing Asmandat yang Baru). Menjadi Fasilitator dengan selalu di dalam hati, aku tak akan pernah melupakan nasehat sahabatku Darman, untuk tidak setengah-setengah menjalaninya.
Hmm... alhamdulillah sampai sekarang aku adalah seorang fasilitator. Kadang aku tersenyum-senyum sendiri bilamana berhadapan dengan orang KMW dan Korkot yang suka marah-arah atau yang lainnyalah... Hiks... yang sering terbersit dihati, beginikah aku dahulu?
Per-1 Desember 2009 kemarin, sahabatku Mumun direkomendasikan menjadi Assistan Mikrofinance, Yup... Aku berada di 2 sisi rasa pada saat itu. Rasa senang, karena ini adalah kenaikan dan anugerah tuk sahabatku dan disatu sisinya aku menangis semalaman kehilangan sahabat keliling desa dan mengingat apa yang akan sahabatku itu hadapi selanjutnya. Hidup adalah sebuah perjuangan, tahukah sobat, setiap ada yang menjelek-jelekkan Mumun, aku merasa miris di hati. Kenapa mereka seperti itu? tapi memang mereka tidak tahu bagaimana sulitnya menjadi seorang asistan korkot, apalagi mumun yang beasal dari basis seorang faskel.
Aku menangis ya Allah, sebetulnya Mumun selalu bersikap baik, dia tahu bagimana rasanya menjadi seorang faskel, tapi entah kenapa malah sikap baik itulah yang menjerumuskannya sehingga kontrol nya terhadap fasilitator menjadi lemah.
Terkadang dia curhat dengan ku, tapi aku kadang hanya bisa memberi saran bila memang ia memintanya. Hmmmm... Sabar ya Mun, memang susah menjadi orang baik... Tetap Semangat!!!

1 comment:

Ibnu Taufan said...

Bagus sekali ...
Terus curahkan isi hatimu, kemudian hari biarkan isi kepala dan pikiran dituntun menjadi lebih bijaksana ..

Salam,

Ibnu Taufan,
www.ippmi.org
ibnutaufan@ippmi.org