Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Thursday, May 27, 2010

Ke-33 : Muak !!!!!!

Kamis, 27 Mei 2010


Ya, Allah... apa yang terjadi di dalam hatiku malam ini? pertanda apakah ini?

Hmmm... hari ini adalah hari yang cukup melelahkan. Yup, tadi kita Rakord Full di korkot. Lucu, tindakkan ku hari ini, untuk datang terlambat membuahkan hasil, yup.. aku termasuk dalam catatan faskel yang datang terlambat.. great!! setengah jam aku terlambat masuk dalam catatan, tetapi kenapa setiap aku datang duluan tidak pernah dicatatat??? wkwkwkwkwk... tak kan pernah aku menjadi jera, kita kan bukan anak sekolah.... :)
Iihh... gemes bener aku hari ini khususnya minggu-minggu ini. Tapi terserahlah, apapun yang terjadi, aku tetap akan mencurahkan apa yang aku rasa hari ini, walaupun bisa jadi blog ku ini terbaca oleh bos-bos itu.. Sori bos? aku sudah muak!!!
Awal aku merintis belajar menjadi fasilitator adalah karena adanya hal menarik dari program ini. Yup... Pertama dari judulnya "PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT". Sengaja aku tuliskan dalam huruf merah, karena aku ingin semuanya mengingat kembali Visi dan Misi utama kita. Aku tidak pernah menyalahkan adanya waktu pembatas atau bahasa kerennya Master Schedule, tapi sekarang ini menurutku sudah kelewatan. I HATE IT !!!
Aku sadar Fasilitator adalah seorang motor penggerak pemberdayaan di masyarakat, berkecimpung langsung di masyarakat dan ikut sedikit merasakan apa masyarakat di wilayah dampingan rasakan. Hiks... aku menangis lagi... aku kesal Ya Allah, aku sebetulnya selalu berusaha untuk tidak mengeluh dan berusaha menikmati detik-demi detik waktu ku bersama saudara-saudaraku di desa dampingan.
Aku tahu, memang sudah tugas orang-orang OC untuk marah, dan mungkin kena marah juga masuk menjadi tupoksi dari seorang fasilitator, tapi Fasilitator juga manusia...!!! Ayolah.. mengapa tidak ada yang mau paham dengan keadaan di desa? Kami tidak pernah mau menjadikan masyarakat sebagai alasan, tapi kami mengatakan dan menceritakan kenyataan apa yang terjadi di desa.
Hmmmm.... sekarang aku merasakan sekali adanya kesenjangan di antara kita, ya.. aku sadar kami adalah pekerja, tapi aku juga sadar apa sebetulnya tugas utama seorang fasilitator. Aku sedih ya Allah... aku takut sekali menzolimi saudara-saudaraku di desa....... :(
Aku tahu, aku lemah sekali sekarang, apakah aku yang sok idealis? Kenapa setiap rakord yang paling utama dibicarakan adalah Jadwal -Jadwal -dan target. Kenapa setiap rakord tidak ada yang sekali saja bertanya, BAGAIMANA KEADAAN DAN PERKEMBANGAN PEMBERDAYAAN DI DESA?. Aku selalu ingat, kalau dana BLM seharusnya hanya menjadi pancingan/rangsangan agar masyarakat mau berswadaya atau bergerak bekerjasama. Yang artinya BLM bukan segalanya di program ini. Tapi Ya Allah... kenapa sekarang kulihat BLM menjadi hal yang utama?
Teringat aku adanya nya suatu kata " Kegiatan/proses adalah hak masyarakat, tapi BLM juga merupakan hak masyarakat", dan aku tau, tidak ada pilihan, PROSES dan BLM merupakan hal penting, itulah program ini dikatakan berdiri di atas Proyek dan Pemberdayaan. Dan ini adalah lingkaran setan yang aku harus ikuti..... hmmm... menyedihkan.
Aku suka pekerjaan ini ya Allah, aku sangat mencintainya.. tapi aku benci bila melihat kenyataannya dimana kita terbirit-birit mesti mengikuti schedule yang ada, dan akhirnya semuanya diminta selesai bagaimanapun dan apapun yang terjadi. Jiiiiaaaaaaahh!!!!!!
Biarlah aku teriak-teriak di blog ini, biarlah aku mencurahkan apa yang aku rasa, walaupun aku tahu konsekuensi yang akan aku terima,bila mungkin ada kaum bos yang mungkin ikut membaca posting ini. Aku siap di evaluasi.. aku siap!!!
Rasanya ingin sekali aku tinggalkan program ini, tapi kenapa tidak ku lakukan? karena aku banyak sahabat di sini, dan aku selalu tidak tega melihat mata-mata sayu masyarakat ketika mereka menceritakan harapan dan cita-cita mereka pada program ini. Cita-cita sederhana untuk menjadi baik, untuk dapat keluar dari kemiskinan walaupun mungkin harus melalui pembelajaran yang lama.... Hiks... Ya Allah, alasan apa yang tepat yang bisa membuatku dapat meninggalkan mereka??
Tadi, tak sengaja aku mengunjungi grup "Nikah..?" di facebook, hmmm... teringat juga aku perkataan-perkataan yuli yang mengingatkanku tentang pernikahan. Ya Allah, aku serahkan semuanya pada-MU, dan aku tak kan pernah menunda pernikahan bila itu yang terbaik....

Ya Muhaimin jika aku jatuh hati,
izinkanlah aku menyentuh hati
seseorang yang hatinya tertaut
padaMu agar tidak terjatuh aku
dalam jurang cinta nafsu...

2 comments:

Ibnu Taufan said...

Ami ..
Hanya satu kata, dan ini harus dilakukan berulang kali, yaitu : SABAR .. dengan kesabaranlah kamu bisa meraih KEMULIAAN ...

Gunakan MATA HATI untuk membuat urusan yg tidak menyenangkan, --tetapi dilakukan dengan senang oleh pihak lain (korkot, oc, satker, dstnya)-- menjadi SENANG kamu lakukan untuk melayani ...

Selama melatih kesabaran ...

Anonymous said...

....sampean bukan orang pertama (tp semoga jadi yang terakhir) yg saya dengar dan tahu,mengeluhkan ttg program yg wonderful dan amazing ini,tapi dlm pelaksanaan di lapangan masih belum sepenuhnya ber "ruh" dan "berjiwa" pemberdayaan seperti yg seharusnya.....(saya salah satu anggota LKM yg bener2 kagum dg ide dasar program PNPM ini..)