Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Friday, September 16, 2011

Siapa Suruh jadi Fasilitator?

Sekitar pukul 04.00 wib pagi ini, aku dibangunkan  bunyi dering hape dari sahabatku Atik. Atik adalah salah satu sahabat terbaik yang aku miliki ketika aku terdampar di Bumei Pat Petulai - Curup. Banyak sekali obrolan kami pagi ini, mulai dari sheare keadaan kami masing-masing, sampai shearing tentang pekerjaan, ya,, betul,, walau posisi kita di dalam PNPM berbeda, cerita kami masih nyambung, malah asiknya terkadang dari shearing kami memiliki inspirasi baru dalam pendampingan masyarakat.

Seperti yang telah aku cerita kan pada sebelumnya, menjadi seorang fasilitator pada hakekatnya harus mampu berdiri dalam dua sisi, yaitu pada sisi "Menjadi seorang pemberdaya masyarakat" dan pada sisi "seorang agen project". Dua sisi ini harus dan mesti seimbang, tidak boleh berat sebelah, karena bila terjadi ketidak seimbangan maka aku yakin fasilitator tersebut tidak akan tenang dalam hidupnya selagi masih di PNPM.


Haiyaaa!!! bahasa ku tinggi sekali? Tidak tenang dalam hidup? berlebihan tidak ya? tak apa lah mumpung nulisnya masih di blog ku ini,, hahahaha :D

Menjadi seorang pemberdaya masyarakat  menurut ku yang paling berperan adalah "hati", diibaratkan memiliki sebuah mimpi yang paling indah out put yang akan diperoleh adalah suatu kehidupan masyarakat yang sempurna, masyarakat yang peduli, masyarakat yang damai, pokoknya yang baik-baiklah (dan otomatis korupsi tidak ada deh,, :P). Sedangkan dalam menjadi seorang agen project, fasilitator dituntut untuk memenuhi semua target yang telah ditetapkan oleh program. Di sini yang paling berperan adalah "otak"

Seperti yang telah dirumuskan oleh Pak Bagus (TA Monev ku dulu di Bengkulu), Seorang Fasilitator yang hanya mementingkan pemberdayaan dengan mengabaikan Project, sama artinya "sia-sia". dan seorang fasilitator yang hanya mementingkan project dengan mengabaikan pemberdayaan artinya "penipu"

Boleh sih, dan merupakan hal wajar bila seorang fasilitator mengeluh, baik itu mengeluh karena pekerjaan pemberdayaan yang berjibun banyaknya tapi waktu target sesingkat-singkatnya yang mungkin lebih singkat dari proklamasi yang dibacakan Bung Karno, atau mengeluh karena hubungan team yang kadang tak harmonis, atau bisa jadi mengeluh karena gaji yang naik, maksudnya tanggal nerima gaji nya yang naik terus,,wkwkwk.

Yup, mengeluh boleh,, tapi jangan larut,,  ayolah bekerja dengan hati dan otak, semua masalah pasti ada jalan keluar, jadi nikmatilah kehidupan menjadi seorang fasilitator agar tenang dalam hidup. Bekerja sesuai dengan tupoksi masing-masing, bila memang sekira nya tidak bisa lagi menjadi fasilitator, ya tinggalkan! toh, siapa suruh jadi Fasilitator?

8 comments:

Damar said...

mengeluh terkadang sangat kita butuhkan, apalagi ketika kita berada dipuncaknya. Paling sederhana ditumpahkan dengan mengeluarkan suara huuuhh ato hhahhhh. paling tidak melepaskan ketegangan syaraf yang terjadi.
maka bekerja dengan hati semata diniatkan untuk ibadah, hasilnya akan indah.

tapi kalo gaji naik tanggalnya wkwk itu memang harus dikeluhkan

Casper said...

Jadi inget wktu terlibat di PNPM.. meski cma bentar tp ngerasa bersalah banget,rasanya pengen benturin kepalaku ini ke tembok. . .hemmmmmmm

Ferdinand said...

Met pagi sista :)

Hem.. klo ngeluh kayanya milik semua orang deh mi, entah sadar ato nggak pasti semua orang pernah ngeluh, ngaku deh gak mungkin gak ada yg pernah ngeluh hhe... cuma ya bener katamu, cukup sampe batas ngeluh aja gak perlu diterusin sampe dari ngeluah ke males, bosen dan berhenti...

Mending kita nyari semangat yukk hhe... :)

Aku juga 2 minggu ini lagi capek ama kerjaan makanya jarang ngeblog... gantian bikin pertanyaan ah, siapa suruh jadi Graphic Designer hahauhauahaha....

Piyen said...

ternyata berat juga ya jadi fasilitator

mascoro said...

Hahahaha.....paling ngeluh lagi kalo tidak sesuai dengan hati ya mbak laporan banyak, diakhir2 gaji telat keluar...xixixixi. Apalagi kadang kalo sudah deket sama kepala desa dia suka seenaknya ngajak ngajak ke tempat2 hiburan, maklum kepala desa juga manusia hehehe (pengalaman pribadi)

tiwi said...

asswrwb.... malam2 keluyuran di blog hujan hehehe, hmmm bekerja dg otak dan hati yg ihklas, insyaAllah saat plg 'jenuh'pun akan bisa kembali lg dg pikiran dan sikap tenang...^_^, keep spirit!!!

Ummi Ubay said...

takdir mba jadi fasilitator hihii, brarti mba nyanyu memang bisa disana^^

hampir sama dengan pekerjaan lain2nya,
pasti ada saatnya kita jenuh dan ingin mengeluh

ya tapi jangan kelamaan :p

semangat mba^^

Anonymous said...

aku baru 2 tahun jadi fasilitator pemberdayaan terkadang merasa tidak berdaya, kalau kerja tim sedang mengalami kemunduran, tapi up...s...
di antara rasa yang tidak berdaya ternyata menjadikan jiwa ini kuat, makin hari makin bertambah ilmu dan sahabat, hidup ku yang awalnya selalu dalam dunia usaha, dan lebih mementingkan terget pendapatan sepertinya akan menuju keseimbangan, thanks god, walau tak selamanya akan berada di sini namun akan selamanya berada di masyarakat dengan peran yang berneda mungkin akan ttp berguna bagi masyarakat, krn ak seorang pemberdaya...
bravo pnpm..