Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Wednesday, February 27, 2013

Jeruji Idealisme

Hei,sampai kapan kamu akan di sini?
bergelut dengan kelam
menjadi lilin dalam gelap

Hei, sampai kapan kamu akan di sini?
menghabiskan waktu untuk sebuah senyum
yang kelak sang senyum akan kekal atau malah berubah menjadi tangis

Hei, sampai kapan kamu akan di sini?
tidak kah terlihat sebuah dunia baru di depan mu
dunia penuh warna dan tantangan 
yang siap membawa mu ke level selanjutnya
membebaskan mu dari sebuah tempurung tanpa batas.

Pergi lah,,
keluarlah dari jeruji idealisme
karena sudah cukup kamu berada di sini 

 
 -------
hanya sebuah tulisan mengatakan yang tak terkatakan






Wednesday, February 20, 2013

Siapa Membantu Siapa?



 “Sudah berapa lama program kita berjalan di kelurahan ini?”, tanya ku pada suatu kesempatan di pertemuan LKM salah satu wilayah dampingan dengan suasana hujan mengiring deras.  “Sudah lima tahun lebih!”, ujar salah satu peserta pertemuan. “Dan, pada lima tahun itu, apa yang terjadi dengan ada nya PNPM Mandiri Perkotaan di sini?”, tanya ku berlanjut.

Suasana menjadi hening, tak ada lagi peserta pertemuan yang berbicara, semua sepertinya berpikir tentang pertanyaan ku. Mencari suatu jawaban yang paling tepat untuk diutarakan. “Kami merasa sangat terbantu sekali, terbantu karena jalan yang tidak becek lagi, terbantu karena adanya jembatan di kebun sehingga akses untuk mengangkut hasil kebun menjadi lebih mudah, terbantu karena bertambahnya keterampilan dari kegiatan pelatihan-pelatihan, dan semua nya yang sulit untuk di sebutkan satu persatu”, jawab salah satu peserta yang kemudian disusul anggukkan kepala peserta lainnya.  “Terbantu?” Aku mengernyitkan dahi, “Siapa yang membantu siapa yang terbantu?”, tanya ku kembali, dan keheningan kembali menyelimuti rakord LKM ini.

Thursday, February 14, 2013

Tentang Kemarin, di Payu Putat

Bangun tidur pagi ini, kepala ku terasa berat sekali, bersin-bersin dan pilek mewarnai pagi yang dingin dari sisa hujan deras semalam. Koneksi internet masih juga lemot sehingga untuk mengirim email yang bersize kurang lebih 9Mb-an itu bisa diibaratkan seperti kondisi jalanan kota Palembang yang selalu macet dan padat merayap di jam kerja, "hmm,, semoga saja bisa selamat sampai tujuan", ujar ku di dalam hati mengkhawatirkan nasib si email sambil kembali menarik selimut.

Sembari menunggu, jemari ku ingin sekali menari di atas keyboard untuk menceritakan apa yang aku alami kemarin.

Bersama dengan fasilitator teknik, kami kemarin menuju kelurahan Payu Putat, kelurahan yang berjarak kurang lebih 20 km dari pusat kota Prabumulih itu adalah wilayah yang paling rawan banjir, karena letaknya yang sangat dekat dengan sungai Lematang. Sering sekali kegiatan infrastruktur tertunda di kelurahan ini, karena memang kondisi alam sering tidak memungkinkan untuk melakukan pembangunan.

Wednesday, February 13, 2013

Suara Tawa di Seberang Telepon

Ku dengar tawa terbahak-bahak nya yang tersampaikan melalu signal  telepon. "Ayolah,, cukup menertawa kan ku,, aku ini lagi curhat loh!", ujar ku sedikit sewot dan memasang tampang merajuk yang sebetulnya sama sekali tak berguna karena sahabat ku yang berada di seberang telepon tak akan bisa melihatnya. "Lalu aku harus bilang woww gitu?? ujarnya sembari tertawa semakin kencang. Aku menghela nafas panjang, mencoba menikmati suara tawa yang tak berhenti sahabat ku itu sambil menggaruk-garuk kepala yang tak gatal.

Setelah sekian lama menunggu, akhirnya tawa sahabat ku itu pun reda juga, ku dengar ia sedikit terbatuk-batuk karena memang ia sedang kena flu, entah flu karena memang cuaca yang tak menentu atau flu karena sang dompet yang juga kena flu.

"sudah selesai ketawa nya?", tanya ku pelan. "Iyaaa,,, sudah non,, terima kasih ya,, sepertinya flu ku ini akan segera sembuh kalau bisa tertawa seperti ini setiap hari! kalah deh si Sule dengan mu!", ujarnya dengan nada sumringah.

"Ayo lah buu,, aku serius ini,, aku sama sekali tak pernah akan menyangka bisa begini cerita nya di sini!", ujar ku sedikit merengek dan meringis. "Sudah waktu nya bu, sekarang sudah waktu nya,, selama di Curup ini kamu selalu sukses menghindar, sekarang kamu harus pegang amanah yang diberikan,, ayo semangaat!! ternyata semua kumpulan orang bodoh tak benar-benar bodoh toh?,, karena itu harus ikhlas menjalani nya dengan baik,, kamu pasti bisa memangku amanah ini!", ujar nya bersemangat. Aku terdiam lama, berpikir tentang si amanah dan menikmati kembali suara tawa di seberang telepon.

---------
tentang cerita hujan semalam yang terpayungi hujan lebat di Kota Prabumulih

Tuesday, February 5, 2013

Si Abang Penjual Keripik Singkong

Hampir satu bulan ini aku selalu melihatnya, si abang penjual keripik singkong yang mendorong pelan gerobak merahnya kala berpapasan dengan ku yang baru keluar dari kontrakkan. Sepertinya, komplek perumahan di sekitar kontrakkan menjadi tempatnya untuk beroperasi menjajakan dagangan. Entah itu hujan, panas atau mendung, aku selalu melihat semangatnya yang ber-asa pada keripik singkong yang terkadang terlihat masih penuh menggunung di dalam gerobak.

Sore tadi, sebelum pulang, aku bersama seorang teman satu team memutuskan mampir di warung pempek langganan yang tak jauh dari posko. Menu yang kami pesan adalah model (model = nama makanan turunan  pempek yang diberi kuah-red) karena memang hanya menu ini yang masih ada, menu lain sudah out of sell kata si pemilik warung.

Monday, February 4, 2013

Serenyah Biskuit di Dalam Toples

Tak ada satu pun bintang yang berkedip malam itu kala ia bertanya kenapa aku sudah jarang sekali menulis cerpen. Ia bilang blog ku sudah seperti buku harian tentang pekerjaan ku, bercerita tentang fakta itu bagus, tapi mengasah imajinasi dan otak kanan itu penting! ujarnya sembari meneguk teh yang sudah mendingin oleh tiupan sang angin malam.

"Aku kehilangan mood!", jawab ku singkat dan sekena nya saja,  selayak  mengukir jejak di padang pasir dan berharap akan segera tersapu oleh angin.

"Dan aku rindu cerpen-cerpen mu!", ujar nya pelan menelisik mesra di telinga. 

Lama sekali aku terdiam dan berpikir, tersirat tanya dari ungkapan yang ia bisikkan, "cerpen ku biasa saja, tak ada istimewa nya, cerita nya datar, dan gaya bahasanya  tak sedikit pun mendekati seperti tulisan dari para pengarang cerpen, jadi apa yang kamu rindu kan?", tanya ku tanpa berbasa-basi.

"Aku rindu tentang suatu rasa yang tak biasa dan tersampaikan di dalam nya", ujarnya sambil tersenyum.

Aku tertawa, ia pun kemudian ikut tertawa, entah sama atau tidak yang kami tertawa kan, yang pasti malam itu menjadi renyah, serenyah biskuit  di dalam toples. 

Saturday, February 2, 2013

Aku Melihat Warna Mereka

Proses Pembentukkan KSM dan Pengisian Proposal
Menghadapi masyarakat terkadang sukar untuk ditebak, hmm,, aku jadi tersenyum simpul kala teringat proses pelatihan Memasak dan membuat makanan ringan di kelurahan Sungai Medang. Pelatihan yang direncanakan jadwalnya dilakukan kamis depan, malah bisa maju menjadi kamis kemarin. Tuh kan, aku jadi tersenyum lagi, jarang-jarang loh ada jadwal yang bisa maju, kan biasanya mundur atau tertunda dari perencanaan.