Asal Nama Kota Prabumulih

Menelisik dan berselancar di dunia maya ditemani lagu jadul Secret Love nya Doris Day yang bernyanyi tunggal di windows media player si lepi membuat hari minggu ku menjadi semakin syahdu, seperti sang mentari yang mengintip setelah hari kemarin kota Palembang di guyur hujan.

Entah, aku merasa masih berada dalam mimpi padahal sudah hampir dua tahun aku mendampingi masyarakat di wilayah kota Prabumulih. Hmm,, aku tersenyum sendiri, ketika membayangkan awal pertama aku menginjakkan kaki ke desa-desa dampingan. Banyak sekali kisah berbeda dan sangat berbeda dengan wilayah dampingan ku sebelumnya, tapi itulah pelangi kehidupan, dan aku suka pelangi.

Kota Prabumulih kondisi nya sangat jauh berbeda dengan kondisi dampingan ku sebelumnya Kota Curup. Bila dulu di kota curup aku begitu akrab dengan sang hujan, dan itu juga yang menjadi penyebab blog ini bernama cerita hujan, tapi di kota prabumulih ini, sang hujan terlihat begitu enggan untuk beramah-tamah. Bila di Curup aku begitu menikmati bau harum semerbak bunga kopi saat melintas di jalan antar desa, dan di sini aku selalu disambut bau menyengat lateks (karet) yang masih setengah kering. Bahasa daerah nya pun berbeda, kalau di Curup aku di akrabkan dengan bahasa daerah Rejang, dan di sini, bahasa Belide dan bahasa Rambang semakin meramaikan kosa kata di kepala ku.

Kota Prabumulih masih menyimpan banyak tanya di benak ku, seperti tanya ku akan sejarah asal-usul nama kota Prabumulih.  Selama ini, yang aku tahu nama Prabumulih berasal dari bahasa jawa, yaitu Prabu yang artinya raja, dan mulih yang artinya pulang. Tapi huft!! ternyata aku salah besar, setelah mendapatkan keterangan  dari salah seorang PK LKM Patih Jaya, ternyata asal mula nama kota Prabumulih sama sekali tidak ada hubungannya dengan bahasa jawa.

Ternyata, nama Prabumulih berasal dari bahasa daerah Rambang, yaitu "Pehabung" yang artinya berkelebihan/berlimpah/makmur/tumpah-ruah, dan "Uleh" yang artinya mendapatkan/memperoleh/menghasilkan. Dan konon ini berhubungan dengan kondisi tanah yang ada di kota Prabumulih. Hmm,, mungkin salah satu nya ialah kelebihan/kekayaan akan Sumber Daya Alam di daerah ini, yang mengandung banyak sekali hasil bumi (batu bara, gas alam, minyak,dll) tebak ku dalam hati.

Tapi dari sekian perbedaan tersebut, ada persamaan di dua wilayah dampingan ku ini, sebuah persamaan mimpi masyarakat, khususnya masyarakat yang termarginalkan untuk hidup lebih layak sebagai seorang manusia yang berdaya. Dan kondisi inilah yang membuatku semakin bersemangat layaknya para pemuda tempo dulu yang pada tanggal 28 Oktober 1928 mengikrarkan "Sumpah Pemuda" nya.

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Ayooo,, semangaat!!! mari kita jadi kan Indonesia ini menjadi lebih baik!!  ^_^