"Masih gatal-gatalnya?" Tanya suamiku yang melihatku menggaruk-garuk betis.
"Masih dikit," jawab ku sekenanya dan tetap saja tak henti menggaruk.
"Sudah jangan digaruk terus, malah nanti tambah gatal dan luka" ujarnya lagi.
Aku mengerlingkan mata, sambil cengengesan melihat perhatian lebihnya sambil berkata "siyap bos!".
Hari ini tepat 23 hari aku berada di Kabupaten kelahiran suami ini. Memang ku akui cuaca disini cukup ekstrim panasnya dibanding beberapa kota yang pernah aku singgahi. Tempat tinggal yang berada ditepi jalan pantura ini sangat ramai dilalui kendaraan-kendaraan besar. Pokoknya tiada henti suara deru mesin kendaraan yang berlalu-lalang baik siang atau malam.
Cuaca panas dan debu halus yang berterbangan ternyata mengalahkan ku, yang tadinya aku selalu tinggal di wilayah yang cukup sejuk sekarang harus beradaptasi maksimal. Tapi dari sini juga aku akhirnya menyadari kalau aku ternyata alergi panas.
Emang ada Alergi Panas?