Budaya Jujur Ketika Moral Tidak Lagi Bersendi
Sebetulnya aku bukan seorang penulis, tapi hati ku ikut tergerak dan berharap sobat-sobat Cerita hujan juga akan mengikuti posting kolaborasi serentak tanggal 1 Juli 2010 hari ini yang diadakan oleh Blog TRIMATRA yang temanya adalah "Moralitas dan Budaya". Tanggal 29 Juni 2010 kemarin, aku kembali diingatkan oleh yang punya acara, Siip Sobat, terimakasih!! ini dia hasil karyaku ^_^.
Mungkin aku tidak perlu neko-neko mau menulis apa, aku hanya mencoba menulis hal-hal yang terjadi disekitar dan yang aku rasakan. Seperti judul diatas aku akan sedikit membahas tentang masih perlukah budaya kejujuran di negeri kita yang moralnya sudah berserak-serak? Ketika korupsi terjadi di mana-mana: dari birokrasi hingga lembaga perwakilan, dari pusat sampai ke desa, dari pejabat tinggi sampai RT (Rukun Tetangga). Hmmm... kadang terpikir olehku, apakah tidak merugi bila kita bertahan untuk tetap bersikap jujur?
Budaya Jujur adalah bawaan lahir manusia. Manusia tetap mencintai kejujuran walaupun rusak akhlaknya. Penjahat tidak mau anaknya menjadi penjahat, Penipu juga tidak mau anaknya jadi penipu, bahkan seorang koruptor juga tidak pernah menginginkan anaknya melanjutkan karier sebagai seorang koruptor.
Mereka yang tidak jujur sebenarnya memiliki rasa bersalah, dan akhirnya mereka akan menyalahkan keadaan (blaming the others) atas kesalahan yang mereka perbuat. Contohnya: mereka me
nyalahkan keadaan yang banyak anak, teman-teman yang juga koruptor, dimana mereka dipaksa untuk berpikir "Kalau tidak korup tidak akan langgeng menduduki jabatan, karena jabatan itu menjadi transaksi korupsi".Kenapa korupsi merajalela? Karena moral dan kejujuran sudah tidak dibudayakan. Moral dan kejujuran hanya dijadikan sebagai hiasan dan formalitas saja. Nama boleh diawali dengan Haji, KH, DR, SH atau gelar-gelar lainnya yang mencerminkan manusia berpendidikan dan mengerti etika-kaidah, hmmm.. tapi bila sudah berdekatan dengan masalah uang, langsung meleleh, berubah warna dan akhirnya pudar.
Sekilas, ketidakjujuran terlihat menguntungkan, tapi sesungguhnya ketidakjujuran justru awal dari kejatuhan. Tidak saja kejatuhan moral dan integritas, tetapi kejatuhan ruhani. Bahkan bisa dikatakan kebangkrutan ruhani. Kalau terus-menerus tidak jujur, lama-lama dia akan hancur.
Jalan kejujuran itu mirip dengan istilah jalan yang benar. Jalan yang benar bukan berarti lurus seperti jalan tol. Tapi bisa jadi jalan yang benar itu berkelok-kelok. Sementara, ketidakjujuran mirip dengan jalan pintas tetapi membahayakan. Ketidakjujuran terlihat dari luarnya menguntungkan, tetapi sesungguhnya merugikan karena mengorbankan sesuatu yang paling berharga sebagai manusia yaitu HATI NURANI. Orang yang tidak jujur selalu bertentangan dan bertarung dengan dirinya. Oleh karenanya, dia tidak akan pernah merasakan kepuasan dan kebahagiaan hidup.
Karena itu, mari kita kembalikan budaya jujur di negeri kita dimana moral sudah tidak lagi bersendi ini, dan berhati-hatilah dengan ketidakjujuran meski hanya sekali. Semangat!! Hidup Jujur!!! ^_^

Komentar
sing ora edan ora keduman
kejujuran hilang dikala orang-orang disekitar hilang kejujurannya ...
lagi pada rame postingin tentang moral yah
siip dah postingannya
sekarang jujur itu hal langka banget
Semangat pagi, he he pagi-pagi sudah posting budaya ya, oh ikutan acara itu yah, hi hi saya mau ikut tapi sungkan, karena belum 'kenalan' sama yang punya gawe...
he he btw nice artikel, bahasanya simple dan mudah dimengerti.. asyik nih tulisannya.
>>Salam hangat<<
Slamat pagi and selamat beraktifitas.
----------------------
coba manusia punya tanda kayak pinokio.jadi kita tau apakah di sdang berbohong,panjang tuh idungnya.........
Disekolah saya, di Padang. Sebuah sekolah yang bisa dibilang salah satu sekolah terbaik awalnya mempunyai sebuah Kantin Kejujuran. Dan sekarang sudah tutup karena bangkrut. Guru beralasan sudah banyak sekali kerugian yang terjadi sejak kantin baru dibuka. Disini saja bisa saya lihat kalau jujur itu masih belum menjadi budaya yang dibudayakan dikalangan pelajar. Sayapun begitu masih banyak hal - hal yang perlu saya koreksi lagi untuk menegakkan kejujuran tersebut dalam diri saya.
mo bhohong ah
hehhehe
:D
itulah mengapa kejujuran begitu mahalnya.. ^^
mungkin sekolah2 sudah lupa tentang pentingnya kejujuran dan moral. Atau mereka (para sekolah) kekurangan ide untuk konsep tentang mengajari tentang kejujuran dan moral.
kantin kejujuran adalah salah satu media yang sangat bagus.
terima kasih telah mengingatkan sayah akan kejujuran.