Ke-12 : Syukur
Jum'at, 9 Juli 2010
Ketika aku duduk menunggui Si Hitam yang sedang di cuci di tempat pencucian steam yang letaknya benar-benar di pinggir jalan raya, kawasan jalan Kelurahan Air Rambai - Curup, banyak sekali kendaraan baik roda dua atau pun roda 4, tak terkecuali pejalan kaki y
ang hilir mudik. Jujur saja, setiap aku steam motor di sini pasti aku dapat perenungan tentang arti hidup.
Teringat tadi ada seorang pemuda penjual kerupuk, dengan memanggul kerupuk di pundaknya, dia berjalan tanpa letih. Pembawaannya kumal dan dari raut wajahnya menggambarkan kalau dia juga memikul beban kehidupan yang berat. Ketika dia menoleh kepadaku, terasa pandangannya tajam dan seolah-olah dia berkata kepadaku, "lihat aku, aku yakin engkau tidak akan mampu menjalani hidup seperti aku.!", Belum selesai aku termenung tentang pemuda penjual kerupuk, di seberang jalan melintas bapak-bapak setengah baya dengan pakaian rapi menenteng tas dan membawa sebuah map. Entah apa isi map tersebut, tapi dari penilai sepintas ku, dia adalah seorang sales suatu produk, entah sudah berapa pelanggan yang dia dapat, yang pasti di terik matahari ini dia sungguh kelelahan.
Ya Allah, ampunkanlah semua dosa-dosaku, terkadang aku tak pernah menyadari dan mensyukuri nikmat yang Engkau berikan kepadaku, malah sering sekali aku mengeluh dengan pekerjaanku, Ya Allah, terima kasih sekali Engkau telah memberikanku penyadaran tentang mensyukuri nikmat-Mu melalui pemuda penjual kerupuk dan Bapak sales, ternyata pekerjaanku ini lebih dari pada cukup untuk seorang yang cengeng sepertiku.
Ketika aku duduk menunggui Si Hitam yang sedang di cuci di tempat pencucian steam yang letaknya benar-benar di pinggir jalan raya, kawasan jalan Kelurahan Air Rambai - Curup, banyak sekali kendaraan baik roda dua atau pun roda 4, tak terkecuali pejalan kaki y
ang hilir mudik. Jujur saja, setiap aku steam motor di sini pasti aku dapat perenungan tentang arti hidup.Teringat tadi ada seorang pemuda penjual kerupuk, dengan memanggul kerupuk di pundaknya, dia berjalan tanpa letih. Pembawaannya kumal dan dari raut wajahnya menggambarkan kalau dia juga memikul beban kehidupan yang berat. Ketika dia menoleh kepadaku, terasa pandangannya tajam dan seolah-olah dia berkata kepadaku, "lihat aku, aku yakin engkau tidak akan mampu menjalani hidup seperti aku.!", Belum selesai aku termenung tentang pemuda penjual kerupuk, di seberang jalan melintas bapak-bapak setengah baya dengan pakaian rapi menenteng tas dan membawa sebuah map. Entah apa isi map tersebut, tapi dari penilai sepintas ku, dia adalah seorang sales suatu produk, entah sudah berapa pelanggan yang dia dapat, yang pasti di terik matahari ini dia sungguh kelelahan.
Ya Allah, ampunkanlah semua dosa-dosaku, terkadang aku tak pernah menyadari dan mensyukuri nikmat yang Engkau berikan kepadaku, malah sering sekali aku mengeluh dengan pekerjaanku, Ya Allah, terima kasih sekali Engkau telah memberikanku penyadaran tentang mensyukuri nikmat-Mu melalui pemuda penjual kerupuk dan Bapak sales, ternyata pekerjaanku ini lebih dari pada cukup untuk seorang yang cengeng sepertiku.
Komentar
::salam Hangat::
tak pernah berhenti untuk mengucapkan syukur kpda Allah,swt atas semua limpahan rahmat dan karunia yg telah di berikan...
dan akan lebih meraakan indahnya anugrah yang tak ternilai: sebuah kehidupan
Di jalan raya, tetangga sebelah, penjual sayur keliling kompleks atau malah perjuangan orangtua sendiri yang belum diceritakan pada kita :)
udah lama aku ga kesini... Ap kbr nie???
>> o0z : Mantaf Bro....
>> Arif : betul3x.... (upin-ipin)
>> Grecek : Wah sampe 3x, hiks jadi malu.. trims ya sob,^_^
>> Dik Chika : Yup!! absolutly right!!! ^_^
>> Mas Inung : benar mas, karena itu mari kita berbagi makna dari sudut pandang kita yg berbeda...
>> AIPDS : Thankyuuu
>> Pelangi Anak : Setuju buangeeet!!
>> Arif : Oke!!! met nonton piala dunia,,, hehehe
>> Ferdinand : Kbr Baik sob, hanya sdg ga ada ide, mau di bawa kemana cerita hujan ini... ^_^
TUk Semua sahbat cerit hujan, duuh aku bener2 seneng punya sahabat seperti kalian, Tetap semangat!!! ^_^