Tahun Baru Hijriyah
1 Muharram 1432 H
Selasa, 7 Desember 2010
Selasa, 7 Desember 2010
Entong baru saja selesai mandi pagi ini ketika Toleh datang untuk mengajaknya bermain kelereng. "Ayo Tong kita main kelereng lagi", ajak Toleh meniru iklan epilepsi yang ada di tivi. "Enak ya Leh, hari ini libur sekolah, kita bisa main sepuasnya" ujar Entong sambil mencomot dua pisang goreng dari atas meja dan memberikannya satu ke sahabat karibnya.
Kedua anak kelas 5 SD itu duduk di beranda sambil mengamati daun-daun yang basah karena hujan seharian kemarin. "Kamu tau hari ini libur apa Leh?", tanya Entong kepada Toleh yang sedang sibuk untuk menjinakkan pisang goreng super panas dimulutnya. "hhhssssss.... kalo dikalender sih tulisannya Tahun Baru Hijriyah", jawab Toleh sekenanya saja. "Kalau tahun baru, kenapa sepi ya? kok tidak ada suara mercon dan terompet semalam? apa pada ketiduran semua gara-gara hujan semalam?", pertanyaan Entong sudah seperti kereta api dengan sepuluh gerbong. Toleh hanya mengkerutkan dahinya sambil mulutnya sibuk melumat potongan pisang goreng terakhir.
Setelah pamitan ke Emak, Entong dan Toleh langsung menuju lapangan yang ada di depan rumah pak Haji Zakum. "Assalamu'alaikum pak Haji", sapa mereka ketika mendapati pak Haji yang sedang duduk di bale-bale menikmati segelas kopi hangat dan sepiring Ubi Rebus yang asapnya sedikit mengepul. "Wa'alaikumsalam anak-anak.... yuuk ikut sarapan?", ajak pak Haji yang murah senyum itu."Terima kasih pak haji, tadi sudah sarapan di rumah Entong", Ujar Toleh yang diikuti anggukan halus Entong.
"Eh, Tong... kita tanya saja pada pak Haji yuk tentang pertanyaan mu tadi", bisik Toleh ke Entong. Wajah Entong langsung bersinar seperti mentari pagi, "Ide bagus Leh!!" ujarnya, dan langsung ambil posisi paling depan bagaikan pasukan kopasus karena semangatnya.
"hmm... Pak Haji, kami boleh tanya?", Entong pun memulai serangannya. Pak Haji Zakum tersenyum, "tentu boleh nak, monggo... silakan... kalau Bapak bisa jawab pasti bapak jawab". "Hari ini katanya Tahun Baru ya pak, kok sepi amat...? apa karena hujan semalam ya jadi semua nya pada malas?", tanya Entong. Pak Haji tersenyum lagi. Sebelum pak Haji menjawab pertanyaan kritis si Entong, Buk Haji keluar membawakan dua gelas teh hangat, "diminum tehnya ya nak", ujar buk Haji mempersilakan, dan kemudian pamit untuk ke belakang lagi.
"Pertanyaan yang super mantaf ini Tong!", ujar pak Haji. "Sebelum bapak jawab pertanyaannya, bolehkah bapak cerita tentang sejarah Tahun Baru ini dulu?, tanya pak Haji yang langsung diikuti anggukkan dari kedua bocah itu.
"Tahun baru hijriyah adalah tahun yang ditentukan Allah sebagai tahun yang dipakai dalam penentuan waktu dalam menjalankan syariat Islam. Dulu Nabi Muhammad SAW dan sahabat hijrah atau pindah dari Mekah ke Madinah pada awal tahun Tahun hijriyah. Dengan hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah telah membawa perubahan besar terhadap peradaban umat manusia, perubahan dari zaman jahiliah menuju peradaban madaniah di bawah naungan cahaya Illahi dengan kata lain Nabi Muhammad SAW melakukan perubahan yang paling hebat dalam kehidupan, dari kehidupan yang tidak memiliki peradaban ke arah kehidupan yang penuh rahmat ampunan dan kasih sayang", cerita pak Haji.
"Yup, aku ingat!! pak Ustadz dulu pernah cerita tentang kisah Hijrahnya Nabi Muhammad ini, jadi hubungannya ke situ ya pak Haji?", Tanya Toleh semangat. Pak Haji kembali tersenyum, "Ya begitulah nak, dalam sekian banyak peristiwa penting dalam Islam, peristiwa hijrah menduduki peringkat yang pertama, sebab peristiwa ini bukan hanya menandai babak baru penanggalan Islam yang ditetapkan oleh Umar Bin Khattab, tapi ini merupakan titik awal lahirnya peradapan Islam yang gemilang. Setiap tahun kita merayakan Tahun Baru Hijriyah, dan setiap Tahun juga kita umat Islam diharapkan dapat memetik hikmah dari peristiwa Hijrah ini".
"Tapi, kok sepi pak? tidak seperti Tahun baru setiap tanggal satu januari?", tanya Entong sambil menyeruput teh hangat buatan buk Haji. "Anak ku, kedatangan Tahun Baru Islam agak sepi karena secara sadar atau tidak sadar adalah akibat begitu lamanya umat Islam terjajah dengan membesar-besarkan penggunaan kalender Masehi dibandingkan kalender Hijriyah dalam kehidupan sehari-hari. Budaya inilah yang menyebabkan Umat Islam sendiri tidak ingat nama bulan-bulan dalam Islam kecuali Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah".
Setelah menyeruput kopi yang sudah setengah hangat, pak Haji pun melanjutkan ucapannya, "Umat Islam adalah umat terbaik di dunia, dan dalam memaknai Tahun Baru harus juga dengan cara yang terbaik dan pastinya berbeda dengan cara, adat istiadat bangsa lainnya seperti meniup terompet dan menyalakan kembang api yang hanya bersifat semu dan berlebih-lebihan.
"Terus, bagaimana cara kita umat Islam memaknai Tahun baru Islam ini pak?", tanya Toleh. "Setiap Tahun kita selalu diingatkan akan peristiwa besar ini, dan setiap tahun juga Semangat Hijriyah diharapkan mampu menjadi semangat baru bagi umat Islam dalam memulai sejarah hidupnya pada detik ini dan pada masa selanjutnya. Karena makna hijriyah harus meresap pada diri kita masing-masing yang kemudian diolah menjadi sikap luhur dalam menata masa depan yang lebih baik. Berbuat yang lebih baik dari hari-hari sebelumnya, dan diawali dari diri sendiri itu kunci utamanya nak...", ujar pak haji, yang diikuti anggukan-anggukan halus Toleh dan Entong.
---
Mari melakukan perubahan dari zaman jahiliah menuju peradaban madaniah di bawah naungan cahaya Illahi... Selamat Tahun Baru Hijriyah 1432 H..... ^_^
Komentar
semoga tahun ini kakak menjadi lebih baik dan sukses... moga rezkix jga di murahkan oleh ya Maha Kuasa...
Semangat n sukses slalu Sob.. :P
.....
semoga kit tergolong umat yang mampu berhijrah menuju hal-hal yang berada pada garis ridha Allah
Ada hujaaannn .... ada petir .... blek ... (pingsan)
Posting menarik. Saya jadi diingatkan kembali tentang makna hijrah, yang memang harus diletakkan pada upaya "hijrah dari perilaku kurang baik ke perilaku yang baik, dan itu harus dilaksanakan pada setiap tarikan napas kita".