Sapu Lidi ajaib
Pak Timin berjalan tergesa-gesa ke arah kota tanpa menghiraukan kaki nya yang hanya bersandal jepit tergores oleh rimbunan rumput liar. Memang jalan yang dilalui lelaki tua itu merupakann jalur yang tidak biasa dilalui penduduk bila akan ke kota, Tapi ia tahu pasti kalau jalurnya yang memotong semak belukar ini adalah jalur yang membutuhkan waktu paling singkat menuju kota.
Sambil menyeka peluh yang mengalir deras, sesekali pak Timin melirik sebuah sapu lidi di tangannya. Terbersit senyum di wajah tua itu, seakan-akan sapu lidi itu telah menghapus letih yang ia rasakan.
***
"Ah.. yang benar bu, mustahil itu!", sanggah bu Saida tanpa menghentikan kegiatannya mengguntingi pagar dari tanaman nya yang tidak rapi lagi. "Waduuh... kok ga percaya sih,, ini kenyataan loh Bu! sudah ada contoh nyata nya", ujar bu Sani sewot dan kemudian berlalu dengan mendumel kesal karena ucapannya tidak dipercaya.
Buk Saidah tersenyum kecut melihat sosok buk Sani yang berjalan menjauh. Sebetulnya Buk Saida sudah lebih dahulu tahu tentang Pak Budi yang sekarang menjadi buah bibir warga sekampung. Pak Budi seakan-akan menjelma bak seorang selebritis setelah pulang merantau dari kota. Dalam sekejap gubuk reot satu-satu nya harta pak Budi sebelum ditinggal merantau merubah menjadi sebuah rumah permanen bertingkat dua. Pak Budi juga membeli berhektar-hektar tanah persawahan untuk dikelola oleh penduduk yang menjadi buruh tani.
***
"Menurut bapak bagaimana?", tanya bu Saida sambil membereskan piring dan gelas kotor di atas meja setelah makan malam. "Bisa jadi itu benar bu", ujar Pak Timin suami nya. "Tapi kok, aku masih kurang percaya loh pak.. masa karena sebuah sapu lidi Pak Budi bisa menjadi kaya raya", suara bu Saida terdengar samar dari balik dapur. "Kenyataannya begitu buk, tadi Pak Burhan tetangga Pak Budi yang cerita langsung ke bapak Katanya ia melihat sendiri di hari ketika Pak Budi akan merantau ke kota, Pak Budi hanya membawa sebuah sapu lidi", jawab Pak Timin sambil menyeruput kopi di cangkir besar berbahan seng.
"Memang apa kerja Pak Budi waktu di kota pak?", tanya bu Saida penasaran. Pak Timin melepaskan peci dari kepala nya dan kemudian menjadikannya kipas untuk menghalau udara malam yang gerah. "Pak Burhan bilang Pak Budi hanya menjadi penyapu jalanan dari dinas kebersihan dan pertamanan.", jawab pak Timin sambil tetap mengipaskan peci nya. "Tuh kan!! bagaimana mungkin... seorang tukang sapu jalan bisa kaya raya!!", tukas Bu Saida sambil duduk di kursi rotan yang mengeluarkan bunyi menderit."Aku juga awalnya berpikir begitu bu,, tapi setelah mendengarkan cerita Pak Burhan, sepertinya kenyataannya begitu bu.,, Bisa jadi kalau di di sini sebuah sapu lidi tidak berarti apa-apa,,, tapi ternyata di kota,, sebuah sapu lidi bisa menjadi ajaib", ujar Pak Timin menganalisa. "Aku tidak mengerti pak...", ujar Bu saidah mengernyitkan dahi.
"kita akan mengerti bu, kalau kita berani untuk mencoba melakukannya juga", ujar Pak Timin. "Maksud bapak?", tanya Bu Saida semakin tidak mengerti. "Besok Bapak akan ke kota untuk membuktikan nya!".
----
sumber gambar : google image
Komentar
salam.........
Bapak budi sedang menyapu nemu dompet milik melinda jadi cepet kaya dehhh xixiixi