"Ah, kamu!! sudah lah jangan teruskan, rumput tetangga memang akan terlihat lebih hijau!", ujar ku berusaha segera menghentikan celoteh sahabat ku pagi ini. Dia tertawa terbahak-bahak, seperti sudah hafal kalau aku merasa sedikit jengah dengan apa yang ia katakan. "Memang kamu ini keras kepala!, aku bukan meminta mu membandingkan, tapi aku berusaha membuka mata dan isi kepala mu yang keras itu!", ujarnya masih dengan tawa yang menggema dari ujung telepon.
Sesaat kami tenggelam dalam diam, bermain dalam hati masing-masing, berseteguh dalam kebenaran hati masing-masing.
"Ayolah, kamu tidak bosan apa dengan hidupmu yang statis ini?", ujar nya membuka percakapan kembali, ku dengar ia menghela nafas berat kala ucapannya tak aku jawab. "Kesempatan tak datang dua kali?, ini kesempatan mu, tinggalkanlah pekerjaan yang kamu agung-agungkan itu! pekerjaan yang sama sekali tak sesuai dengan disiplin ilmu mu, yang menurutku hanya membuat ilmu mu menjadi bias, aah bukan bias,, malah hilang, hilang tertutup rapi, serapi engkau menyimpan buku-buku mu di lemari!", ujarnya kembali menghela nafas.
Aku hanya tersenyum, tersenyum akan kegigihan dan ketulusan sahabat ku ini meminta ku ikut bekerja bersama nya, tersenyum akan diri ku sendiri yang mungkin untuk sebagian orang akan berkata merupakan hal yang bodoh ketika aku menolak tawaran pekerjaan yang cukup mumpuni tersebut.
"Biarlah aku di sini dulu sahabat ku, ada suatu rasa yang indah dalam pekerjaan ini yang sangat aku sukai, dan masih ada yang belum terselesaikan di sini", ujar ku pelan, berharap dia diujung sana, yang berada di pulau berbeda mengerti.
"Ya, kamu tetap kamu yang aku kenal! okey,, tapi beneran loh, ini tawaran terakhir ku, aku tak akan pernah menawarkan pekerjaan ini lagi untuk mu, kecuali kamu mau jadi asissten pribadi ku, deal??", ujarnya dengan intonasi yang mengundang tawa.
"Deal!! Huuh, mana mau aku jadi asissten pribadi mu!!, ujar ku sambil tertawa, dan dia di seberang sana pun tertawa semakin renyah.
15 comments:
iya, tentu aku biarkan kau tetap disini, sahabatku. ^_^
nice story, :)
nyimak ...
Pilihan memang soal hati ya hanya kita yang mengerti kenapa kita suka dengan sesuatu hal
Terkadang pilihan akan mengajarkan kita untuk bisa lebih dewasa dalam mengambil keputusan.
Salam wisata
soal lidah gak bisa bohong,
soal hati cuma kita yang tahu :D
Kunjungan silaturahmi.. Apa kbr mbak Ami?
"ada suatu rasa yang indah dalam pekerjaan ini yang sangat aku sukai"
ini kalimat yang sangat menarik, kakrena nggak semua orang bisa mengatakan hal semacam ini, ditubuhkan kelapangan dada dalam menerima kondisi dan ada optimisme di dalamnya.
Hi there, the whole thing is going perfectly here and ofcourse every one is sharing
facts, that's truly excellent, keep up writing.
My site: soccer jerseys cheap
Assalamualaikum Ami sahabat ku... :)
lama tak berkunjung, kangeeeen...
tapi sayang aku belum bisa update, hanya sebatas melepas kerinduan dengan sobat2 bloger semua... :)
aku setuju, lebih baik menjalani pekerjaan yang kita cintai, karena kita bisa total dalam bekerja...
weeewwww... masih kerasan dengan Prabumulih dan Gunung Kemalang neh. Fine! oke! # lho kok aku yang emosi hehehe.
Selain materi, keputusan lahan bekerja dan beraktivitas memang juga lantaran kenyamanan dan kepuasan batin. Tapi, baik juga lho mempertimbangkan pilihan lain. Siapa tahu, meski kita tinggalkan sejenak, pilihan itu bisa mengantarkan kita berbuat lebih baik dan memberi lebih banyak kepada komunitas kita yang sekarang. Misalnya membuka peluang belajar dan sekolah lagi atau juga karena bertambahnya wawasan dan jaringan. CMIWWW :)
Baru perdana kesini.. salam kenal, ijin follow yaa
salam hangat dr semarang
"dan masih ada yang belum terselesaikan di sini"
Sebuah bentuk adanya rasa tanggung jawab yang kadang tanpa sadar ada di diri kita
:D
terimakasih atas informasinya sangat bermanfaat
makasih infonya
terimakasih atas informasinya
Post a Comment