Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Sunday, June 30, 2013

Ketika Kejujuran Sudah Tak Bersendi

Dari dahulu yang nama nya urusan belanja aku selalu angkat tangan. Entah kenapa aku sama sekali tidak mempunyai bakat untuk bisa menawar barang belanjaan yang biasanya menjadi bakat alamiah nya seorang wanita kebanyakan. Karena itu belanja di tempat dengan harga pas selalu menjadi pilihan ku.

Dengan menjamurnya mini market yang namanya selalu berakhiran kata "Mart" sampai ke pelosok perumahan, ternyata membuatku lumayan enjoy, artinya aku tidak terlalu repot harus jauh-jauh ke mall untuk bisa belanja dengan harga pas, karena sepertinya para mini market ini berlomba-lomba untuk mencari tempat yang paling strategis agar dekat ke para konsumen.

Sampai pada suatu siang, terjadi pembahasan lumayan rame tentang si minimarket  berakhiran "mart" yang memang sedang menjamur akhir-akhir ini di wilayah kota Prabumulih. Berbagai analisa dan pendapat pun kemudian dikemukakan, baik dari  segi kemanfaatan dan kerugian yang dirasakan oleh masyarakat khususnya masyarakat miskin oleh keberadaan minimarket ini. Memang agak menjadi miris apabila para si minimarket akhirnya menggeser kedudukan para toko-toko kecil, tetapi sebetulnya bisa juga dipetik pembelajaran bagi toko-toko kecil untuk meningkatkan mutu pelayanan baik dari senyum dan sapaan ramah kepada konsumen yang terkadang sering kali terabaikan. Dari segi pengurangan tingkat pengangguran, keberadaan minimarket ini  pun bisa menjadi poin yang lumayan bagus, karena dengan menjamurnya si minimarket artinya peluang kerja pun terbuka bagi para penduduk lokal.

Hanya saja yang cukup membuat kening ku sedikit mengkerut adalah saat seorang teman berkata bahwa harus sedikit hati-hati bila belanja di minimarket tersebut, karena berdasarkan  pengalamannya ada oknum-oknum tertentu yang kadang berbuat curang dan sering memperdaya konsumennya dengan melakukan penipuan tidak memberikan kembalian sesuai dengan jumlah yang sebenarnya. 

Kecurangan itu sering dilakukan oleh si oknum biasanya dengan modus tidak memberikan nota (struk) list pembelanjaan, karena terkadang para konsumen terlalu percaya akan hitungan mesin kasirnya si oknum. "Kok bisa ya?", ujar ku sedikit tak percaya akan penjelasan teman ku itu. "Iya, aku sudah  mengalaminya Mi, beberapa kali malah. Lumayan banyak juga yang dia ambil kalau kita tidak jeli melihat nota belanja, kalau kita jeli dan mempertanyakannya, biasa nya dia mengelak sambil kemudian memberikan tambahan uang kembalian dengan mengatakan sedang promo, padahal di nota sama sekali tak ada produk yang sedang promo!", jawabnya menjelaskan dengan detail.

Akhirnya, sepulang dari desa dampingan aku pun mampir ke minimarket yang alamatnya sesuai dengan yang temenku ceritakan. Minimarket ini sebenarnya sudah cukup lama menjadi langgananku belanja. Sembari mengamati sang kasir yang sedang sibuk menghitung beberapa belanjaanku di keranjang,  aku terpikirkan ucapan temanku siang tadi. Setelah selesai menghitung dan mesin print struk nota nya pun bergerak, sang kasir pun menyebutkan sejumlah uang yang harus aku bayar. Untuk membuktikan ucapan teman ku, aku sengaja memberi selembar uang kertas dengan nominal paling besar yang ada di dompet. Sang kasir pun memberikan beberapa lembar uang kembalian bersamaan nota yang ia sobek dari mesin print kasir sembari mengucapkan terima kasih dan semoga kembali lagi.

Beberapa saat, aku masih tetap berdiri di depan meja kasir yang memang kosong tak ada antrian itu, otak ku berusaha menghitung korelasi dan ketepatan antara jumlah belanjaan yang ada di list dan jumlah belanjaan. Tetapi sebelum selesai aku menemukan hasilnya (karena loadingnya lama,,hehehe), eh tiba-tiba sang kasir memberikan ku selembar uang seribu dan beberapa uang koin, sembari berkata kalau ada promo. "Oh Emm Jii!! ternyata  apa yang katakan oleh teman ku siang itu juga terjadi pada ku, tapi entah kenapa aku hanya menyunggingkan senyum kepada sang kasir sembari memasukkan uang kembalian ke saku yang khusus ku pisah untuk uang kembalian tadi, dengan maksud akan ku lanjutkan hitungan ku yang belum ada hasil sembari ingin menemukan mana produk yang kata nya sedang promo. Sesampai di kos, senyum ku semakin lebar, ternyata setelah hasil hitungan didapat, ya memang  uang kembalian yang harus ku terima sudah tepat, dan tak ada hitungan promo sama sekali.

Hmm,, coba kalau aku tadi segera pergi, otomatis uang kembalian yang aku terima kurang toh? aah,,sangat disayangkan, ternyata kejujuran sekarang ini memang sudah tak bersendi, lihatlah!! karena ulah seorang oknum, bisa-bisa nama minimarket itu suatu saat akan tercemar, dan pasti nya rasa percaya konsumen untuk belanja pun jadi berkurang.

18 comments:

Anonymous said...

:D tampilannya templatnya aku suka

Yahya said...

Yang diceritakan hampir sama dengan yang ada d kota ku,.
Hanya saja bukan dari kembalian uangnya melainkan harga yg dicantumkan d produk tdk sesuai dg harga yg di kasir, :(

Gulunganpita said...

saya termasuk orang yang percaya dan mengiyakan apa yang dikatakan kasir lho.. hmm.. semoga saja saya tidak pernah tertipu masalah uang kembalian nih..
makasih lho ya infonya.. membuat saya ingin lebih berhati-hati

kisenosky said...

Kalo saya paling sebel kalo kasirnya nanya sisanya bolah disumbangin apa nggak. Ya ini nggak termasuk nggak jujur sih, tapi tetep aja bikin sebel. Pertama-pertama sih 100-200. Lama-lama 500 diminta juga buat disumbangin. Sebel. Padahal 500 kan lumayan buat nambahin naik angkot. Ahaha...

Unknown said...

Toko modern seperti itu sudah sangat menjamur saat ini. Tentu manajemen menerapkan suatu standar tertentu dalam pelayanan. Sudahkah mereka dibekali pengetahuan baik praktis, etika, dan mental dalam mengelola toko modern? Hendaknya manajemen merekrut personil yang 'terbaik dari yang terbaik'. Salam cemerlang.

Rani Novariany said...

udah jadi rahasia umum kynya sih ka yg beginiii >.<
rata2 orang emang percaya banget sma hitungan mesin kasir :D

munir ardi said...

wah jadi pelajaran buat saya nih mbak saya malah nggak pernah minta struk kalau belanja di mall

Anonymous said...

lha nggak kepikiran saya kalo akan ada kecurangan, mhm... bisa jadi pelajaran buat saya. Eh 'mart-mart' menjamur apakah sama dengan mart-mart yang juga ikut menjamur di Mataram? hehehe.. 'jamurnya' disini subur banget soale.. tiep lampu merah kayaknya ada :p

software freeware said...

nah saya setuju banget nih sama ini "pembelajaran bagi toko-toko kecil untuk meningkatkan mutu pelayanan baik dari senyum dan sapaan ramah kepada konsumen yang terkadang sering kali terabaikan."

tips aneh said...

wah wah, ada aja nih caranya, lain kali saya juga harus lebih teliti lagi nih kalo ngitung uang kembalian, pengen juga rasanya negur kalau perlu sekalian saya marahin.

Pakies said...

Duh sampai segitunya ya cara mendapatkan tambahan uang. Saya rasa, siapapun yang melakukan kecurangan dalam melakukan transsaksi jual beli maka apa yang dilakukan tidak akan barokah dan tidak akan bermanfaat panjang. Karena sayapun seorang pedagang heheheh

DJ Site | Blogger Serabutan said...

Untuk urusan tingkat pengangguran berkurang iya aku setuju bgt sis, soalnya mereka ikut menyerap tenaga kerja dr kampung situ...

Cm klo disini aku slalu dikasih struck kok, jd jujur2 kayanya, cuma kadang aku bli apa malah ditawari lagi yg macem2 hahaha...

Mang Chan said...

Bener nian bicek, diantara mrk ado oknum yg galak nilep 'sosok' duit, beberapa kali aku ngalaminya

syabany said...

terimakasih atas informasinya sangat bermanfaat

syabany said...

terimakasih atas informasinya sangat bermanfaat

syabany said...

makasih infonya

cara menyembuhkan kanker serviks said...

terimakasih atas informasinya

software freeware said...

mencari kejujuran dizaman sekarang sulit.