"Kamu tahu filosofi pewayangan tentang kepemimpinan yang baik?", akhirnya ia pun membuka mulutnya setelah kenyang mendengar keluh-kesah ku. Aku pun mendongakkan kepala, menatap mata nya sembari mencari jawaban atas pertanyaan sahabat yang selalu sabar menjadi tong sampah keluh ku. "Hmm,,, apa filosofinya?", tanya ku singkat setelah tak berhasil menemukan jawaban atas pertanyaannya.
"Hahahaha!! enak saja,, mau langsung dapat jawaban, usaha nya mana?", ujarnya sembari menderlik kan mata nya yang penuh canda. "Huuh,, pelitnya!! aku sedang malas berpikir!!", balas ku sembari melipat-lipat muka menjadi delapan belas lipatan. "Baik lah, dengarkan baik-baik, aku tak akan mengulang!", ujarnya mengawali cerita dengan sebuah senyum. Aku pun membalas senyumnya dengan anggukan kepala.
Menurut filosofi wayang, untung menjadi pemimpin yang baik, maka harus memiliki delapan sifat pemimpin. yaitu:
Pertama, pemimpin yang baik harus memiliki sifat seperti matahari (surya), "Coba lihat matahari, setiap pagi matahari selalu terbit di sebelah timur dan sore akan
tenggelam di sebelah barat tepat pada waktunya. Dengan sinarnya, ia memberikan kekuatan,
energi, semangat, dan harapan untuk hidup. Dari sifat itulah, seorang pemimpin seharusnya dapat mencontoh
sifat kedisiplinan dalam menjalani kehidupan, selalu memberikan
kekuatan, semangat, dan harapan bagi dirinya dan kemudian ditularkan
kepada semua yang ada di sekelilingnya, terutama keluarga dan
masyarakat. Selain itu, matahari pelita dunia dan diharapkan seorang pemimpin
juga dapat berperan sebagai penerang kehidupan yang dipimpinnya. Jadi, jangan
berlaku sebaliknya, menimbulkan ketidakdisiplinan kinerja, menciptakan situasi
panas, tidak bersemangat kerja, dan menumbuhkan permusuhan satu sama
lain.
Kedua, seorang pemimpin yang baik harus memiliki sifat bulan (candra), dimana saat malam dan sinar matahari sudah tidak
lagi menerangi sebagian bumi maka sinar bulan akan menggantikan
kedudukan matahari, yaitu penerang malam. Makna filosofisnya, pemimpin
harus bisa mencontoh bulan yang dapat menerangi diri sendiri dan orang
lain saat dalam kegelapan hati dan pikiran. artinya sebagai penerang, seorang pemimpin akan memberi nasihat, penjelasan, pendidikan,
dan memberikan suri tauladan bagi orang yang belum mengerti atau yang
sesat. Bukan sebaliknya, malah tidak memberikan contoh yang baik, mudah
sekali berkata bohong dan bertindak diktator, serta membiarkan
masyarakat tetap hidup dalam kegelapan.
Ketiga, jadilah bintang (kartika) karena Bintang dapat dijadikan sebagai pedoman para
nelayan atau pelaut yang fungsinya dapat menggantikan peralatan kompas
jika ingin bepergian berlayar pada malam. Filosofisnya, seorang pemimpin
harus bisa memberikan pedoman atau petunjuk cara melangkah ke arah yang
benar supaya tidak tersesat, menjadi teladan bagi orang lain, dan
hendaknya dapat menampilkan diri dengan baik dan benar serta tidak
mengajarkan KKN.
Keempat, seorang pemimpin harus bisa menjadi bumi, tanah atau kisma. Tanah atau bumi memiliki sifat sabar, welas asih
atau murah hati. Biar bumi diinjak-injak, digali, dibom, bahkan
diperlakukan apa saja, ia tidak akan bereaksi apa pun dan akan menerima
apa adanya. Filosofisnya, seorang pemimpin hendaknya bisa mencontoh
sifat bumi, yaitu sebagai tempat berpijak, tumpuan bagi yang
berkeluh-kesah dan pengayoman masyarakat. Bukan sebaliknya, tempat
keresahan, kegundahan, dan ketidakpastian.
Kelima, jadilah seperti laut, samudera atau baruna. Laut merupakan muara (hilir) semua sungai
yang mengalir dari pegunungan (hulu), baik berasal dari sungai besar
atau kecil, sungai bersih atau kotor (berpolusi), maupun sungai
berkelok-kelok atau lurus. Filosofisnya, pemimpin hendaknya harus siap
sebagai penampung berbagai kesulitan yang sedang dilanda masyarakat,
penciptaan kehidupan, kesabaran, penyejuk, kehausan akan informasi, dan
transformasi. Bukan menjadi penciptaan bencana dalam kehidupan yang
sulit dan tidak mau menerima keluhan masyarakat serta apatis.
Keenam, jadilah api atau dahana. Sifat api adalah melahap apa saja yang ada di
dekatnya tanpa melihat siapa, apa, kapan, di mana, dan mengapa.
Filosofisnya, seorang pemimpin harus berani bertindak tegas dan tanpa
pandang bulu dalam menegakkan kebenaran dan keadilan sebagai tempat
penerang hati-nurani, pelita hidup dan kehidupan. Bukan sebaliknya,
pemicu, provokator atau pembakar nafsu amarah dan nafsu setan serta
membiarkan ketidakadilan dan ketidakbenaran dalam tata kehidupan
bernegara.
Ketujuh, jadilah angin atau maruta. Sifat angin bisa bertiup ke mana-mana dan
ada di mana-mana yang tidak membedakan ruang, waktu, dan tempat. Nilai
filosofisnya, seorang pemimpin harus bisa masuk ke segala lini, tidak
membedakan suku, bangsa, ras, dan agama yang bisa dirasakan sampai ke
masyarakat tingkat bawah sekalipun.
Kedelapan, jadilah langit atau angkasa. Langit merupakan tempat bagi
benda-benda langit, yaitu bintang, bulan, meteor, dan komet. Pada saat
langit mendung dan terlihat hitam kelam disertai suara gelegar guntur
maupun kilatan petir yang akhirnya muncul hujan deras, langit tetap diam
dan tidak pernah protes. Filosofisnya, seorang pemimpin harus tetap
tegar, perkasa, dan percaya diri dalam menghadapi suara masyarakat yang
kencang, tekanan para demonstran, lawan politik, dan berbagai tantangan
lainnya. Pada saat udara cerah, langit pun cerah. Sehingga seorang pemimpin
haruslah memiliki sifat berwibawa dan selalu bermanfaat. Munculnya suara
sumbang, digoyang demonstran atau kelompok oposisi merupakan pelengkap
isi negara.
"Nah, itulah filosofi pewayangan tentang pemimpin yang baik, sayangnya masih belum banyak pemimpin yang menggunakan filosofi aseli negara kita ini", ujarnya mengakhiri. Aku tersenyum menganggukkan kepala dengan system otak yang bekerja berusaha mencerna tentang filosofi pewayangan.
5 comments:
dari ke delapan filosofi tersebut, kira2 mana yg cocok dengan pemimpin negara kita...salam :-)
filosofi yang bagus...
Kalo dalam dunia pewayangan yang punya ke-delapan sifat seperti di atas kira-kira siapa yaa..?? Hehe5..
Salam kenal ya, mbak..
-->> Harpa Blog
luar biasa filosofi nya, tapi siapa ya yang memilikinya? ^_^
seandainya pemimpin kita memiliki ke-8 sifat tersebut, pasti indonesia akan lebih maju. ^_^
Post a Comment