Wajah-wajah itu dan sebuah tanya

Terjaga di ujung pagi dari penatnya tubuh yang tertidur di awal malam. Terlintas semua yang terjadi seharian ini, banyak sekali hikmah yang aku petik bahwasanya tak ada hal yang abadi. Wajah-wajah itu pastinya nanti akan aku rindu kan, teriakkan mereka yang memberi umpan balik support kala ku cuma bisa nyengir-nyengir kuda ketika terhempas di gelombang dengan kapal yang sama sekali tak ku sadari besarnya. Aku juga cuma bisa tersenyum dilematis, ketika rencana ternyata memang hanya bisa tinggal rencana. Wajah-wajah nan galau dengan problema kerasnya kehidupan itu mengingatkan ku bahwa kerelawanan tetap harus sesuai proposionalnya. "Bagaimana? enakkan di Bengkulu atau di sini?", sebuah tanya kemarin siang kembali terngiang-ngiang di telinga, dan hanya hati yang bisa menjawab semua. ----- hanya sebuah catatan kala mendampingi uji petik para TA