Terjaga di ujung pagi dari penatnya tubuh yang tertidur di awal malam. Terlintas semua yang terjadi seharian ini, banyak sekali hikmah yang aku petik bahwasanya tak ada hal yang abadi.
Wajah-wajah itu pastinya nanti akan aku rindu kan, teriakkan mereka yang memberi umpan balik support kala ku cuma bisa nyengir-nyengir kuda ketika terhempas di gelombang dengan kapal yang sama sekali tak ku sadari besarnya.
Aku juga cuma bisa tersenyum dilematis, ketika rencana ternyata memang hanya bisa tinggal rencana. Wajah-wajah nan galau dengan problema kerasnya kehidupan itu mengingatkan ku bahwa kerelawanan tetap harus sesuai proposionalnya.
"Bagaimana? enakkan di Bengkulu atau di sini?", sebuah tanya kemarin siang kembali terngiang-ngiang di telinga, dan hanya hati yang bisa menjawab semua.
-----
hanya sebuah catatan kala mendampingi uji petik para TA
7 comments:
Jalani aja mbak, selagi msh berpijak pda nafas yg sedang kamu buat sendiri, tentunya utk ruang yg msh setia menawarkan kebahagiaan
Jalani aja mbak, selagi msh berpijak pda nafas yg sedang kamu buat sendiri, tentunya utk ruang yg msh setia menawarkan kebahagiaan
tetap semangat ya, 'bik. seperti karet, kian ditarik-ulur kian liat. Jika terdiam, pasti jadi getas dan mudah putus. :)
informasi yang sangat bermanfaat..
semoga semakin sukses
"Enakan di Bengkulu atau disini?" emang sekarang dimana sob? udah pindah tugas lagi tah? hmmm, mesti belajar beradaptasi lagi dong ya sama keadaan sekitar :) semangat
dimanapun tempat mengabdi, kesenangan dan kesulitan tentu ada, kerinduanpun pada orang-orang yang ditinggalkan tentu menjadi indah kalau kita tetap riang dan gembira....;o)
Btw, nyambung komentmu di blogku lagi ya sis hhe... oh lagi dipindah tugas ke kabupaten tetangganya toh... enakan dimana prabumulih apa ditpt yg sekarang? klo jadi anak jalanan kaya kamu sih aku jg mau sis, lha jalan2 mulu kerjaannya :) kapan nih tugas ke Jakarta hhe...
Post a Comment