Menjadi Kelurahan yang terletak jauh
dari pusat kota Prabumulih, ternyata bukan merupakan halangan LKM Payu Mandiri
kelurahan Payu Putat untuk menggapai mimpi mendapatkan PLPBK.
Bagi mereka yang berkecimpung di
dunia PNPM Mandiri Perkotaan, pastinya sudah tidak asing dengan PLPBK (Penataan
Lingkungan Pemukiman Berbasis Komunitas). PLPBK yang merupakan kelanjutan dari
transformasi sosial PNPM dengan tetap berpegang pada prinsip dasar PNPM seperti
demokrasi, partisipasi, transparansi, akuntabilitas dan desentralisasi. Adanya
PLPBK ditujukan untuk menciptakan lingkungan pemukiman yang teratur, aman,
nyaman, dan sehat dalam rangka mendukung upaya mewujudkan kesejahteraan
masyarakat miskin.
Info tentang PLPBK yang dahulu
lebih dikenal dengan sebutan ND (Neighborhood Development)
sudah lama terdengar di Kelurahan Payu Putat, setiap melakukan pelatihan
masyarakat, penjelasan tentang PLPBK yang konon hanya untuk LKM terbaik dengan
predikat Mandiri itu bagaikan sebuah mimpi yang sulit untuk digapai dan di
wujudkan oleh PK LKM Payu Mandiri.
Kelurahan Payu Putat merupakan salah satu bagian dari kelurahan yang terhimpun di Kecamatan Prabumulih Barat Kota Prabumulih Provinsi Sumatera Selatan. Dengan jarak tempuh kurang lebih 20 km dari pusat kota, Kelurahan Payu Putat merupakan kelurahan terletak paling jauh ke arah Barat. Sungai Lematang sebagai pembatas antara Kota Prabumulih dan Kabupaten Muara Enim menjadikan wilayah Kelurahan Payu Putat bisa juga disebut wilayah tapal batas.
Terdiri atas 30 Rukun Tetangga
dan 10 Rukun Warga dengan jumlah penduduk 4.974 jiwa yang sebagian besar
berprofesi sebagai petani karet, membuat Kelurahan Payu Putat menjadi salah
satu kelurahan dengan jumlah penduduk terbesar di kota Prabumulih. Dikarenakan
secara geografis letaknya yang dikelilingi oleh sungai, setiap tahun penduduk
kelurahan Payu Putat harus akrab dengan yang namanya banjir. “Setiap tahun pada
saat musim hujan sekitar bulan Desember sampai Maret di sini pasti langganan
banjir karena luapan sungai lematang, apa lagi bila banjir 5 tahunan terkadang
kami harus berperahu untuk kembali ke rumah”, ujar Pak Mattego Ajam selaku
koordinator PK LKM Payu Mandiri sembari menunjukkan beberapa perahu yang parkir di bawah rumah penduduk.
Tak hanya kesulitan pada saat
banjir melanda, setelah banjir pun menimbulkan masalah. Selain lingkungan yang
terkesan kumuh karena air yang tak mengalir, sampah-sampah pun yang hanyut
bersama banjir memberikan warna yang cukup membuat mata tidak nyaman. “Kami
sadar dan mau untuk membuang sampah pada tempatnya, tetapi kami bingung dimana
tempat sampahnya, bagaimana pengelolaannya karena memang belum ada mobil
pengangkut sampah yang sampai di kelurahan ini”, ungkap pak Surahman selaku Ketua
RW 3 Kelurahan Payu Putat.
Pada Hari Jum’at siang, tanggal
12 Juli 2013 diadakan rapat koordinasi Tim
Fasilitator bersama tim Korkot 2 Kota Prabumulih. Selain membahas evaluasi tiga
bulanan Tim Fasilitator, pada hari itu pun hasil identifikasi Kelurahan dan LKM
untuk pengajuan PLPBK tahun 2013 menjadi bahasan hangat karena LKM yang
dianggap layak berdasarkan kriteria PLPBK diminta menyusun proposal Pengajuan
PLPBK dengan tenggat waktu hanya sampai hari Senin tanggal 15 Juli 2013. Semua
peserta rapat menghela nafas, rasa optimis dan pesimis membaur menjadi satu
“Apakah kami mampu memfasilitasi proses penyusunan proposal hanya dalam waktu
tiga hari tersebut?”, satu pertanyaan di dalam benak menari-nari sampai akhir
rapat koordinasi sembari memandang buku catatan dimana Kelurahan/desa yang
tercantum dalam kriteria layak untuk PLPBK merupakan kelurahan/desa dengan
jarak yang cukup mumpuni, dan salah satunya adalah kelurahan Payu Putat.
Dengan kesigapan dan kerjasama
yang baik Tim Korkot 2 kota Prabumulih, meskipun PLPBK belum pernah ada di kota
Prabumulih, atas bantuan teman-teman korkot tetangga yang sudah terlebih dahulu
melaksanakan PLPBK, akhirnya outline penyusunan dan contoh proposal PLPBK pun
didapat.
Seperti mendapatkan angin segar
yang menepis rasa pesimis, sepulang dari rapat koordinasi, waktu semalam suntuk
di habiskan untuk mempelajari outline dan contoh proposal yang menjadi acuan
dalam penyusunan proposal. Setelah melakukan beberapa editing di beberapa
bagian untuk mempermudah LKM dalam menyusun proposal, Sabtu 13 Juli 2013 sehabis
sahur (karena bertepatan bulan Ramadhan) aku pun menghubungi Pak Mattego Ajam
untuk menyampaikan hal ini. “Kami akan berusaha tidak melewatkan kesempatan,
tapi pagi ini kami harus tetap beraktifitas seperti biasa “nakok” (menyadap
getah karet) dulu, urusan dapur tak bisa ditinggal Mi, hehehe”, ujar Pak
Mattego Ajam tertawa renyah via telepon.
Proses Pengiriman email melalui FB |
Sesaat aku terdiam, permasalahan
jarak menjadi suatu yang utama pada saat ini, dan tiba-tiba muncul ide untuk menggunakan email
sebagai media penghubung memperpendek jarak. “Bagaimana kondisi signal di sana
kalau outline dan draf proposalnya aku kirim lewat email pak?”, tanya ku
sembari menawarkan alternatif untuk menjawab permasalahan jarak. “boleh juga
mi, kami tunggu emailnya, sepulang nakok langsung kami download”, jawab Pak
Mattego Ajam.
Walau Pengiriman file mesti
dilakukan per-bab guna memperingan size, dan proses pengiriman file pun
menggunakan fitur pesan di salah satu media sosial dikarenakan pak mattego
tidak terlalu paham tentang email,
akhirnya outline dan draf proposal pun terkirim dan siap dieksekusi oleh
teman-teman LKM di kelurahan Payu Putat.
Proses penyusunan proposal dilakukan oleh LKM tanpa harus meninggalkan
aktifitasnya dan mesti berlelah serta membuang waktu untuk menempuh jarak 20
km-an untuk saling berkonsultasi.
Hari senin, tanggal 15 Juli 2013 proposal yang telah selesai di susun dibawa
oleh pak Mattego Ajam ke kantor kelurahan dan kantor camat guna mendapat tanda
tangan Pak Lurah dan Pak Camat selaku aparat pemerintahan setempat di lembar pengesahan dan Surat dukungan.
Setelah selesai, proposal PLPBK tersebut pun segera di setor ke kantor Korkot 2
Prabumulih guna ditindaklanjuti.
Proses Sosialisasi PLPBK Kel. Payu Putat |
Hari berganti hari bulan berganti
bulan, sampai akhirnya berdasarkan surat dari Kementrian Pekerjaan Umum No. KP
0404 Cb/1879 tanggal 07 Oktober 2013 perihal penetapan Lokasi PLPBK TA.2013,
diumumkan bahwa Kelurahan Payu Putat adalah satu dari enam Kelurahan/desa
di Provinsi sumatera selatan yang lulus
seleksi, dan sekaligus satu-satunya dan yang pertama di Kota Prabumulih.
Senyum suka cita terpancarkan di
wajah Pak Mattego Ajam ketika kabar gembira ini disampaikan. “Alhamdulillah,
usaha kita dengan memanfaatkan media komunikasi tak membuat jarak menjadi
hambatan untuk meraih mimpi mendapat PLPBK”, ujar pak Mattego Ajam tersenyum
sumringah.
------
Prabumulih, 28 Nopember 2013
2 comments:
alhamdulillah, teknologi bisa memudahkan dan melancarkan upaya. Apalagi kalau ada aplikasi internet utk 'nakok' jarak jauh, pake robot yang dikontrol pake game facebook :)) Salam buat pak Ajam :)
mantap... jarak ga jadi penghalang buat terus berkarya... aku salut dengan mu Ami... #kasih 2 jempol
semoga proyek nya lancar n dapat membawa perubahan bagi masyarakat setempat.
Post a Comment