Selamat pagi
Indonesia,
Sekarang hari ke-6 di
awal tahun 2015, banyak sekali perubahan yang terjadi baik di dunia ku dan
dunia pemberdayaan dimana sekarang aku berdiri.
Bila di televisi heboh dengan berita jatuhnya
pesawat Air Asia di laut Sunda, di dunia pemberdayaan dihebohkan dengan
datangnya surat cinta dari Kemedagri melalui Dirjen Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa (PMD) tentang permohonan kepada fasilitator PNPM untuk melakukan
serah-terima program kepada satker PNPM.
“Surat cinta? Ini bukan
surat cinta ini namanya surat cerai!”, tulis seorang sahabat memendam
kekecewaan berat via grup bbm. Ia merasa yang telah ia lakukan selama
bertahun-tahun mendampingi masyarakat tak mendapat imbalan yang pantas, seperti
air susu dibalas air tuba, 26 ribu fasilitator PNPM Mandiri Perdesaan resmi
menjadi pengangguran di malam tahun baru.
Emosi pun bergejolak,
ada yang memaki, ada yang berargumen,
ada yang memutuskan untuk melakukan unjuk rasa, ada juga yang hanya diam
menerima takdir, dan aku hanya bisa menghela nafas panjang.
Memang hal ini tidak
terjadi di PNPM Mandiri Perkotaan, tetapi sekarang ini menjadi sebuah “Warning”
untuk seluruh program pemberdayaan, ketika kita masuk terlalu jauh dan terlena
dalam melakukan pendampingan, yang membuat kita terkadang lupa, ini adalah
program, ketika ada awal pasti juga ada akhir. Tak selamanya kita fasilitator
harus mendampingi masyarakat, ada waktunya kita membiarkan mereka (masyarakat
dampingan) yang sudah bisa berdiri kemudian berlari ke arah yang dia inginkan,
dan mungkin akan bersandar pada yang lain. Ikhlas, hanya satu kata itu yang
bisa aku ucapkan.
3 comments:
Tetap semangat semoga ada program yang lebih baik
siaaap,,, semangat selalu ya mas huda,,, :)
tetap sabar n semangat mba
insyaAllah rejeki ada-ada aja
temenku juga ada yg dipnpm
kasiannya beliau suami istri kerja disana, jadi mesti cepet cari penghasilan yang lain
Post a Comment