"Hentikanlah, jangan membuatku tambah merasa sedih melihat mu!", ujarnya sembari meraih lepi ku menjauh. "Tenang, aku tak apa-apa, ayo kembalikan, aku belum selesai menata tamanku", jawabku pelan dan mengambil kembali si lepi untuk segera meneruskan design rumah di suburbia games.
Aku tak berani menatap mata sahabat terbaik yang selalu ada untuk ku itu. Aku tak berani menampakan keadaan hati ku yang hancur berkeping-keping. Aku terlalu malu untuk menceritakan kepadanya tentang kejadian kemarin. Yup, kejadian laksana petir yang menggelegar di langit yang cerah.
"Aku lama mengenalmu, ketika kamu menjadi maniak games seperti ini, artinya ada sebuah masalah besar, ayolah, aku sahabatmu?", ujarnya keluh.
Tanpa mengalihkan pandangan dari monitor si lepi, aku senyum meringis ketika melihatan sahabatku yang kepo maksimal.
"Ya sudah, kalau kamu tetap tak mau cerita aku pulang saja!", ujarnya merajuk sambil meraih ransel motif batik di atas kasur.
1 comment:
Loh desain tamannya bagus Mbk. Saya juga pernah mengalami fase demen sekali main games. Sekarang main facebook aja enak.xixixii.
Post a Comment