"Ealah, bahagia sekali muka loe, kayak habis menang lomba lari. selamat ulang tahun ya sahabat pipi tembem ku," ujarnya ketika kami hampir berbarengan tiba di depan cafe kesayangan yang murah meriah, enak dan pastinya nyaman dan damai untuk selalu menjadi tempat berkumpul dalam suka dan duka.
"Thankyu sahabat super bawelku, tapi kalau menang lomba lari artinya wajahku mesti keringetan dan kehausan ya?" ujarku sembari bergegas mengajaknya masuk ke cafe dibarengi tawanya yang tak berhenti.
"Gue pesan seperti biasa Boy, tapi tambahin sedikit camilan paling enak yang ada di menu hari ini," ujarnya sambil melirik ke arah ku memberi kode apa menu yang ingin aku pesan.
"Aku juga seperti biasa Boy, tapi tambahin satu botol air mineral ya, sepertinya hari ini aku kehausan habis lomba lari!" ujar ku ke Boy si pelayan cafe yang langsung dijawab kata siap sambil menunjukkan wajah nyengir khas berkarakternya.
"Jadi gimana ulang tahun loe hari ini, seru?", ia langsung bertanya menyelidik. "Ulang tahun ku hari ini beda dari tahun-tahun lalu. Kalau tahun lalu biasanya cuma diisi dengan seremonial makan-makan terus tiup lilin di kue tart berbalut coklat atau mentega putih. Tapi hari ini aku sungguh puas ngerjain anak-anak di kantor.", ujar ku berkisah dengan semangat dan sahabat super bawel yang duduk di hadapanku menaikkan alisnyanya tanda meminta penjelasan lebih.
"Seperti biasa, pagi-pagi waktu baru datang ke kantor aku sudah ditagihin traktiran. Aku sama sekali tidak keberatan, tapi kok ya hari ini aku merasa tidak nyaman saja dengan permintaan traktiran yang aneh-aneh. Nunjukin tempat makan yang baru buka di jalan Bambang Utoyo. Nunjukin tempat makan yang tak bersahabat dengan kantong di simpang golf. Pokoknya macam-macam opsi kuliner yang buat kepala ku pening dan hampir berasap." kisahku diselingi mengucap terima kasih ke Boy yang baru saja selesai menghidangkan pesanan.
"Lalu?" tanya sahabatku sambil menyeruput jus jeruk nipis kesukaannya. "Akhirnya aku bilang, aku ikutin kemana pun kalian ingin ulang tahunku dirayakan. Tapi sebelum menuju kesana, kalian harus ikut dulu kemana aku pergi dan apa yang akan aku lakukan. Eh, yang aneh semua tak ada yang bertanya dengan persyaratanku malah mereka berembuk untuk memutuskan dimana ulang tahun ku akan dirayakan," jelasku dengan ekspresi emoticon sebel.
"Hahahaha, loe juga aneh-aneh makan-makan kok pake syarat segala!" ledeknya sambil mengunyah siomay rumput laut favorit. "Mau aku cerita sampai habis atau sampai disini saja? " rajukku tapi tetap bersemangat melahap mochi kacang bertabur keju. "Jaturin, lanjut!," ucapkan mempersilakan aku meneruskan cerita.
"Setelah disepakati kalau acara makan-makan akan dirayakan di resto baru jalan Bambang Utoyo. Akhirnya dengan mengendarai 3 mobil kantor semuanya melaju ke arah jalan Bambang Utoyo. Setelah kurang lebih lima menit perjalanan, aku meminta pak driver untuk menghentikan mobil tepat di depan pemakaman kandang kawat. Seketika dua mobil yang berada di belakang turut berhenti", lanjutku sembari mengunyah mochi.
Sahabatku tiba-tiba saja tersedat, ia segera meraih jus keruk nipis untuk menghilangkan sedatan siomay ditenggorokkannya. "Yang bener, horornya ulang tahun loe tahun ini!" ujarnya menahan kaget.
"Iyalah, aku serius. Beberapa orang ada yang menolak ketika aku meminta semuanya turun dan masuk ke dalam areal pemakaman. Tapi setelah aku ingetin tentang syarat yang telah mereka setujui di awal, maka akhirnya semua turun dan masing-masing menenteng satu kantong plastik kecil campuran bunga yang biasa ditaburkan di pemakaman." lanjutku bercerita.
"Setelah aku jelaskan kalau satu orang diharapkan membersihkan dan menaburkan bunga ke satu makam yang sudah lama tak di kunjungi sambil mengirimkan doa agar diberi kelapangan di alam kubur. Maka dengan segera semua bergerak ke makam-makan yang ada di sekitar. Sembari melakukan hal yang sama di makam yang aku pilih, aku mengamati wajah-wajah aneka ekspresi dari semuanya. Kalau kamu ikutan pasti kamu akan langsung tertawa terbahak-bahak," ujarku
"Kenapa loe lakukan itu?", tanya sahabatku memasang mimik wajah serius.
"Tak ada maksud apa-apa sih, hanya saat itu aku kepikiran namanya ulang tahun berarti umur ku di dunia telah berkurang satu tahun lagi, Dan artinya lagi kenapa tidak di hari ulang tahun kita tidak hanya mengisinya dengan senang-senang saja, tapi refleksi tentang makna kehidupan yang berkurang pun mestinya tak ditinggalkan." jawabku singkat.
"Lalu tak sampai lima belas menit, semua telah selesai melakukan tugasnya, dan segera mobil melaku ke resto yang di tuju. Dan selanjutnya tugasku pula melayani pesanan mereka yang sepertinya pada sengaja memilih menu paling mahal," ujarku sambil tertawa di akhir cerita. "Hahaha, emang enak, makanya jangan ngerjain orang!", sahabat di depanku pun ikut tertawa.
Selamat Ulang Tahun Warung Blogger ^_^
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog ulang tahun ke lima Warung Blogger
No comments:
Post a Comment